Banyak faktor yang memicu seorang karyawan untuk mengambil keputusan resign. Hal ini tidak hanya terkait masalah di tempat kerja, seperti tekanan dan lingkungan yang kurang nyaman, tetapi juga ekspektasi untuk mencapai peningkatan secara profesional.
Meski demikian, alasan untuk mengakhiri masa kerja bukanlah satu-satunya dasar untuk memutuskan resign. Masih ada hal-hal penting lainnya yang sebaiknya kamu pertimbangkan agar terhindar dari pengalaman mengambil keputusan yang salah dan tergesa-gesa.
Ingat, penyesalan tidak akan mengubah keadaan, dan diperlukan usaha lebih keras untuk memperbaikinya. Untuk itulah, kamu sebaiknya memperhatikan 6 hal penting di bawah ini sebelum memutuskan resign. Sudah penasaran apa saja, bukan?
1. Evaluasi tujuan resign secara mendalam
Mempertimbangkan keputusan resign bukanlah hal yang terjadi begitu saja. Beberapa kejadian yang terus bergulir pasti membentuk alasan yang meyakinkanmu untuk resign. Kamu pun menganggap bahwa hal itu bijak, padahal kamu tetap harus mengevaluasinya.
Mengapa demikian? Tidak menepis fakta bahwa alasan-alasan untuk resign cenderung terbentuk dari perasaan yang berubah-ubah dan tidak melibatkan alasan-alasan realistis.
Maka dari itulah, kamu sebaiknya mengevaluasi kembali tujuan resign secara mendalam. Apabila alasan berkaitan dengan masalah bekerja, apakah sudah tidak ada solusi atau pihak yang dapat membantu? Dan, apakah resign adalah keputusan yang sepadan untuk itu?
2. Kondisi finansial setelah resign
Terlepas dari tanggung jawab atau passion, bekerja adalah kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari melalui sejumlah gaji. Itu berarti keputusan untuk resign akan menghilangkan manfaat finansial tersebut yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.
Untuk itulah, kamu yang meyakini bahwa resign adalah keputusan bijak, seharusnya turut menyertakan rencana finansial setelah berhenti bekerja secara bijak pula.
Dalam konteks ini, kami menyarankan agar kamu mengumpulkan sejumlah uang darurat yang cukup untuk masa depan. Selain itu, kamu dapat memulai pekerjaan freelance atau paruh waktu yang dapat membantu keadaan finansial setelah tidak bekerja penuh waktu.
3. Hak yang perlu dipenuhi oleh perusahaan
Selama ini, kamu mungkin hanya menyadari aturan-aturan yang mengikatmu sebagai seorang karyawan. Namun, perusahaan sebenarnya juga terikat dalam ketentuan perundang-undangan yang harus dipenuhi untuk menjaga kesejahteraan karyawan.
Itulah mengapa, proses persiapan sebelum memutuskan resign harus mencakup pengecekan mengenai hak-hak yang perlu dipenuhi oleh perusahaan berdasarkan kontrak.
Dari proses tersebut, kamu dapat menganalisis hak-hak apa saja yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. Sekiranya ada hal yang belum sempat dipenuhi oleh perusahaan karena terlewat atau alasan lainnya, maka kamu dapat mengajukannya terlebih dahulu.
Selain itu, proses pengecekan ini juga dapat membuka matamu mengenai hak-hak yang akan dipenuhi oleh perusahaan apabila kamu memutuskan untuk tidak jadi resign. Hal ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan yang lebih matang dan lengkap.
4. Kewajiban karyawan sebelum resign
Berbicara mengenai aturan-aturan yang mengikat antara perusahaan dan karyawan, kamu tentu menyadari bahwa menyelesaikan tugas hingga selesai adalah tanggung jawabmu. Dengan begitu, kamu tidak dapat memutuskan untuk resign tanpa memperhatikannya.
Sebagai saran, kamu sebaiknya membuat daftar tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabmu agar semuanya tampak dengan jelas dan tidak ada yang terlewatkan.
Langkah ini juga dapat membantumu dalam menilai bobot pekerjaan selama ini, apakah melebihi kapasitas atau sebaliknya. Dalam waktu bersamaan, kamu pun dapat dengan mudah mendelegasikannya kepada rekan kerja lain setelah menyimpulkan untuk resign.
5. Cara penyampaian kepada atasan
Mungkin kamu mempertimbangkan keputusan resign karena masalah di tempat kerja yang memberatkan dan kurang nyaman. Namun, alasan tersebut sebaiknya tidak menjadi dasar untuk lupa mengindahkan cara perpisahan yang baik, sopan, dan terhormat.
Apabila kamu mengedepankan nilai-nilai sopan santun dan tata krama yang profesional, sebenarnya kamu sedang menjaga nama baikmu sendiri dalam lingkaran profesional.
Itulah mengapa, penting untuk melakukan persiapan dalam mengomunikasikan keputusan resign kepada atasan. Sekalipun kamu memiliki kekecewaan terhadapnya, pastikan kamu membalas dengan kebaikan agar terhindar dari hal yang merugikan dan penyesalan.
6. Rencana karier di masa depan
Dalam dunia karier, keputusan untuk resign akan selalu membawamu pada rencana baru di masa depan. Tidak selalu berhubungan dengan pekerjaan baru, rencana tersebut dapat mencakup hal-hal lain yang tetap membantumu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Apapun itu, rencana tersebut harus dimulai dari proses mengevaluasi minat, kelebihan, dan aspek pendukung lainnya. Pasalnya, ketiga hal itu adalah modal untuk menentukan arah.
Misalnya, kamu mungkin berpikir untuk membangun suatu usaha bisnis berdasarkan minat dan kelebihanmu, tetapi kamu perlu mempertimbangkan aspek pendukung lain, seperti modal. Hal yang sama berlaku juga pada pertimbangan untuk bekerja di perusahaan baru.
Tentu saja, keputusan yang tepat harus jatuh pada rencana yang mencakup kesiapanmu dalam segala aspek supaya kamu pun memiliki potensi yang lebih baik untuk berhasil.
Jadi, sekarang kamu sudah memahami bahwa keputusan resign sebaiknya tidak dilakukan secara mendadak dan tergesa-gesa. Semoga kamu dapat membuat keputusan yang bijak dan segala harapanmu mengenai masa depan pun terwujud di waktu yang tepat. Amin!