Di era serba internet, siapa yang dapat melepaskan ketergantungannya pada penggunaan media sosial? Mengapa istilah ‘tergantung’ disebutkan, karena sebagian besar kegiatan individu di zaman modern ini mengandalkan ragam platform media sosial, bukan?
Dampaknya, terlepas dari manfaat positif yang diberikan, masalah baru pun tercipta. Sebut saja, masalah kesehatan mata, mental illness, kecenderungan yang enggan bersosialisasi di kehidupan nyata, hingga obsesi tertentu yang bersifat negatif dan mengikat.
Melansir dari Refinery29, sebuah eksperimen kehidupan sengaja dilakukan sebagai respon untuk membuktikan kehidupan manusia tanpa media sosial tetap bisa berjalan dengan baik. Hal ini dilakukan oleh pembawa acara topik Lifestyle untuk Refinery29 bernama Lucie Fink.
Ingin tahu seperti apa eksperimen yang dimaksud, dan kegiatan apa saja yang dapat dilakukannya dalam mengganti peran media sosial dalam kehidupan manusia?
Eksperimen kehidupan: berhenti menggunakan media sosial
Pindah ke kota baru di Manhattan, Lucie Fink justru mencoba mengampanyekan kehidupan tanpa media sosial dengan mematikan ponselnya selama 5 hari. Itu berarti ia sebenarnya mencoba tidak menggunakan semua fitur pada smartphone sama sekali.
Berdasarkan pengakuannya, Lucie Fink merasakan kesulitan terhitung di 5 jam pertama ia mematikan dan meninggalkan smartphone-nya di rumah. Namun, ragam pengalaman baru yang tak terpikirkan justru membuahkan perasaan menyenangkan yang berharga.
Pengalaman tersebut adalah 5 kegiatan yang Lucie Fink lakukan sebagai ganti dari ketergantungannya pada media sosial, atau tepatnya smartphone. Apa saja?
1. Mencari lokasi tempat dengan bertanya
Kemudahan yang ditawarkan oleh fitur GPS membantu kita untuk cepat menemukan lokasi tujuan, biasanya hasil yang ditampilkan nyaris tidak pernah salah, setuju? Hal inilah yang harus Lucie Fink korbankan kala menanggalkan penggunaan smartphone dalam kesehariannya.
Katanya, “5 jam pertama tanpa smartphone, aku merasa sangat kelelahan. (Saat mencari lokasi suatu tempat) Aku berjalan ke sana-ke mari selama (kira-kira) 1 jam, 30 menit.”
Lucie Fink mencoba untuk bertanya kepada beberapa orang lokal, tetapi tidak ada orang yang mengetahui lokasi tujuan yang dimaksud, yakni toko jam alarm. Dari situ, ia pun tidak sadar sudah berjalan terlalu jauh hingga akhirnya tersesat di suatu lokasi yang lain.
2. Membuat musik sendiri saat gym
Sebagai perempuan yang memerhatikan kesehatan dan penampilan fisik, Lucie Fink rutin melakukan kegiatan olahraga di gym. Biasanya, smartphone akan menemani kegiatan tersebut dengan platform musik online, seperti iTunes, Spotify, dan sejenis lainnya.
Tanpa smartphone, Lucie Fink tertantang untuk menghibur dirinya dengan cara yang unik, yaitu membuat musik sendiri. Katanya, “Aku menarik dan menyanyi saat nge-gym.”
Siapa sangka, cara tersebut tidak membuahkan perasaan negatif, seperti malu. Tidak ada juga pengalaman merasa terintimidasi akibat pandangan negatif dari orang lain di ruangan gym. Sebaliknya, Lucie Fink merasakan pengalaman baru yang sangat menyenangkan.
3. Hadir dalam acara hang out
Seberapa sering kamu mengecek smartphone saat bertemu dengan keluarga dan teman-teman tercinta. Setidaknya, kamu akan mengabadikan momen hang out tersebut dengan cara foto selfie dan fokus mengunggah ke media sosial, bukan?
Kali ini, Lucie Fink merasa bersyukur karena dapat lebih hadir di kehidupan nyata saat tidak menggunakan smartphone sama sekali.
Yup, ketika bertemu dengan seorang teman, Lucie Fink menyadari dirinya lebih fokus berbicara dan memberikan perhatian penuh kepada temannya tersebut. “Aku jadi lebih memperhatikan setiap momen,” ungkapnya dengan lega.
4. Berbicara dengan orang asing di transportasi publik
Kehidupan tanpa smartphone dan media sosial membuat Lucie Fink belajar memberikan perhatian kepada diri sendiri dan lingkungan sekitar. Dari situ, ia pun dapat belajar hal-hal positif yang nyaris tak mungkin didapatkan saat teralihkan dengan smartphone.
Salah satunya, Lucie Fink takjub bahwa ia mampu membangun interaksi sosial yang sehat dengan orang asing di lingkungannya. Hal ini terealisasikan kala ia menggunakan transportasi publik berupa kereta bawah tanah; di sana, ia tidak scrolling smartphone.
"Aku bertemu dengan seseorang di subway kemarin, yang mana aku tidak akan mungkin berbicara dengannya jika ada smartphone di genggaman tanganku. Kami tahu-tahu masuk dalam pembicaraan, dan singkat cerita, dia adalah seorang physical therapist. Selama ini, aku memiliki masalah pada bahu yang sangat parah, dan dia pun memberikan booklet berisi latihan-latihan untuk memulihkan kondisi bahuku," ungkapnya dengan antusias.
Pengalaman ini sungguh menyadarkan Lucie bahwa hadir di kehidupan nyata lebih menguntungkan dan terasa jauh lebih bermakna, setuju?
5. Lebih banyak waktu untuk diri sendiri
Selama ini, kita selalu berpikir bahwa waktu terlalu padat dan sibuk untuk bisa memperhatikan diri sendiri. Padahal, kenyataannya notifikasi yang terus bermunculan di layar smartphone lah yang menyita waktu kita untuk hal itu.
Terbukti, Lucie Fink membeberkan bahwa ia jadi dapat bangun lebih pagi saat tidak menggunakan smartphone sama sekali. Ia pun terdorong membangun kebiasaan baru, seperti baca koran di kafe seorang diri, baca buku di transportasi publik, dan semacamnya.
Sepulangnya dari kegiatan di luar, Lucie Fink nyatanya lebih banyak menghabiskan waktu untuk rutinitas kecantikan. Hal ini membuatnya tersadar bahwa smartphone sungguh mereka-reka keadaan seolah tidak ada waktu untuk diri sendiri.
Jadi, apakah kamu siap untuk mencoba melanjutkan eksperimen kehidupan Lucie Fink? Siapa tahu, ada pengalaman baru lainnya yang berbeda dari yang dialami Lucie Fink. Semoga, kamu pun dapat menemukan kesenangan yang sehat untuk diri sendiri, ya.