Sadarkah kamu? Perkembangan zaman nyatanya berkaitan erat dengan pengembangan potensi manusia. Terbukti, perubahan zaman yang kian modern menciptakan beberapa profesi yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Seperti pekerjaan sebagai seorang influencer.
Seperti yang kamu ketahui, influencer adalah seseorang yang cenderung memiliki followers atau pengikut yang banyak di media sosial, karena apa yang ia unggah bisa sangat menarik minat. Sehingga, ia pun memiliki value yang mampu memengaruhi audience untuk menggunakan produk jasa maupun barang.
Atas dasar itulah, influencer dipandang sebagai sebuah profesi di bidang marketing, namun bersifat mandiri. Pasalnya, siapapun bisa menjadi influencer termasuk kamu. Makanya, coba ikuti lima trik secara psikologi yang dapat membantumu menjadi influencer.
1. Memahami pentingnya first impression
Sebuah ungkapan umum dalam bahasa Inggris berbunyi, "you never get a second chance to make a first impression." Atau dengan kata lain, first impression adalah langkah penting dalam memperkenalkan diri yang hanya berlaku sekali, tanpa kesempatan memperbaiki.
Melansir dari Bright Side, first impression-pun dijadikan sebagai acuan HRD untuk merekrut calon karyawan. Mulai dari penampilan secara kasat mata, gesture dan cara berbicara yang mengindikasikan karakter seseorang serta aspek-aspek penting lainnya.
Atas dasar itulah, kamu wajib memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan profile biography, highlights hingga unggahan yang terlihat pada feed. Hal-hal tersebut sangat menentukan penilaian calon followers maupun calon client mengenai dirimu.
2. Membangun pertanyaan dalam sebuah topik
Ketika seseorang memutuskan untuk menjadi influencer secara profesional, ekspetasi dan tujuan yang ditetapkan cenderung fokus pada jumlah followers dan clients. Namun, pertanyaannya, hal apa yang sebaiknya dilakukan untuk memperoleh jumlah tersebut?
Jawabannya bukan lain adalah kemampuan berkomunikasi yang bersifat memengaruhi audience. Biasanya, hal ini dilakukan dengan cara mengangkat topik dalam unggahan yang bersifat sedang hangat dibicarakan atau kekinian, serta sesuai dengan karakteristik target pasar.
Tentu, dalam media sosial, topik akan dinilai sukses memengaruhi audience jika postingan memperoleh respon berupa likes dan comments. Untuk mendapatkannya, pertanyaan yang bersifat triggering atau memicu, dapat dijadikan sebagai trik psikologi yang terbukti ampuh.
3. Kepekaan untuk mengapresiasi
Tahukah kamu? Menjadi seorang influencer tidak hanya fokus pada kemampuan memengaruhi audience, melainkan mempertahankan audience untuk tetap terpengaruh. Atau dengan kata lain, memastikan audience melekat dalam hubungan secara marketing.
Nah, untuk berhasil melakukannya, kamu membutuhkan kepekaan pada karakter dan kebutuhan followers-mu. Tidak muluk-muluk, sebagian besar followers membutuhkan perhatian dan apresiasi terhadap respon yang telah mereka berikan.
Dengan begitu, bangun sikap untuk mengapresiasi para followers maupun calon followers dengan cara memberikan like balik ataupun membalas beberapa comments dan direct message yang kamu anggap penting untuk dilakukan. So, peka dan pilah dengan benar, ya!
4. Perhatian utama pada real followers
Sebagaimana penjelasan sebelumnya, membangun sikap peka terhadap karakter dan kebutuhan audience merupakan hal yang sama pentingnya dengan meresponi dan memberikan apresiasi tertentu kepada mereka. Namun, ada batasan untuk melakukannya.
Yup, tidak ada salahnya untuk memberikan perhatian dan apresiasi positif tersebut kepada real followers atau mereka yang terlihat telah mengikutimu secara konsisten. Pasalnya, followers jenis inilah yang rela dan tertarik untuk mempertimbangkan pengaruhmu.
Hal ini sesuai banget dengan teori psikologi dalam hubungan sosial. Melansir dari Bright Side, trik untuk membangun dan mempertahankan hubungan pertemanan yang memuaskan, adalah peka terhadap orang-orang yang sungguh-sungguh memerhatikanmu.
5. Kesalahan yang mengundang perhatian
Coba kamu ingat nama-nama influencer yang cukup populer di Indonesia maupun negara lainnya? Setiap dari mereka pastinya memiliki karakteristik masing-masing, namun cenderung memiliki citra yang terbilang nyaris sempurna.
Lihat saja, cara mereka mendekorasi positingan dalam feed hingga menyusun kata-kata sebagai caption. Perfect, bukan? Akan tetapi, secara psikolgi, kesempurnaan bukan hal satu-satunya yang mengundang perhatikan, tetapi juga kesalahan.
Sebagai contoh, kamu melakukan typo dalam menulis dan kesalahan kecil ini akan mengundang beberapa masukan atau koreksi dari followers. Dari sini, kamu pun dapat melihat kepekaan dan keaktivan para followers dalam menganalisa kontenmu.
Jadi, bagaimana? Apakah kamu sudah siap menjadi seorang influencer, Bela?