Perkembangan teknologi yang semakin maju menawarkan kemudahan dalam segala hal. Sayangnya, gaya hidup serba mudah ini berpotensi merusak kebiasaan-kebiasaan positif yang membutuhkan proses dan waktu—seperti membaca buku.
Melansir dari situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Indonesia menghadapi tingkat literasi yang sangat rendah. Diketahui minat membaca masyarakat hanya mencapai 0,001% atau hanya 1 orang dari 1.000 orang Indonesia rajin membaca.
Atas dasar itulah, Popbela sangat mendorong para pembaca setia untuk terus membangun kebiasaan membaca sejak dini. Apabila kamu belum terbiasa, Popbela menyarankan enam buku bacaan ringan untuk pemula di bawah ini—mulai dari buku internasional hingga lokal.
Buku internasional
1. The Alchemist (1988)
Penulis: Paulo Coelho
Mempromosikan harapan dan cita-cita, buku novel berjudul The Alchemist atau Sang Alkemis (1988) mengisahkan perjalanan seorang gembala muda yang bermimpi untuk menemukan harta karun tersembunyi di sebuah piramida di Mesir. Meskipun ada banyak hambatan dan kekurangan, gembala tersebut tidak menyerah untuk meraih impiannya.
Dari sini, para pembaca dapat belajar hal-hal kehidupan yang menginspirasi untuk gigih dalam mengejar suatu tujuan. Diklaim, novel ini menginspirasi perubahan hidup para pembacanya. Tidak heran, novel ini berhasil menduduki predikat best seller.
2. Tuesday with Morrie (1997)
Penulis: Mitch Albom
Terinpsirasi dari sebuah kisah nyata, Tuesday with Morrie (1997) menggambarkan pertemuan kembali antara seorang jurnalis sibuk, Mitch, dengan mantan profesornya, Morrie Schwarts, yang sedang sekarat karena penyakit Amyotrphic Lateral Sclerosis (ALS). Pertemuan tersebut menghantarkannya pada pengalaman inspiratif yang menyentuh hati.
Mayoritas pembaca pun dipastikan akan menangis karena pertemuan tersebut mempromosikan nuansa yang mengharukan. Secara khusus, ada pelajaran berharga mengenai kehidupan, kematian, dan nilai-nilai sebenarnya dalam kehidupan.
3. Convenience Store Woman (2016)
Penulis: Sayaka Murata
Ditulis oleh seorang penulis asal Jepang, buku novel berjudul Konbini Ningen atau Convenience Store Woman (2016) memperkenalkan kehidupan Keiko Furukura, seorang perempuan yang bekerja di minimarket atau konbini dengan ragam pengalaman yang mengarah pada tekanan sosial, tanpa terkecuali norma-norma kehidupan di Jepang yang cukup berat.
Cerita ini akan menumbuhkan rasa empati kepada Keiko Furukura. Kamu pun akan belajar darinya mengenai cara mengatasi ekspetasi sosial dan bertindak lebih baik kepada diri sendiri. Hal ini dapat menjadi panduan kehidupan pribadi dalam lingkungan sosial.
Buku lokal
4. Bulan (2015)
Penulis: Tere Liye
Sekali lagi, penulis kenamaan Tere Liye membuktikan kelihaiannya dalam menulis cerita fiksi lewat novel Bulan (2015). Kali ini, mengusung genre fantasi, tulisannya mengisahkan cerita petualangan seorang pelajar SMA yang mampu menembus dunia paralel. Dalam waktu bersamaan, nilai-nilai persahabatan pun dipromosikan dengan sangat indah.
Para pembaca pun dapat menikmati nuansa hiburan yang berbeda dan unik, sambil mempelajari pesan moral yang relevan dengan kehidupan pribadi. Selain itu, dorongan untuk mencegah peperangan antarklan di sini dapat menginspirasi kedamaian.
5. Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang (2020)
Penulis: Saparadi Djoko Damono dan Rintik Sedu
Kamu membutuhkan buku-buku ringan yang bersifat poetic tanpa terlalu banyak tulisan? Buku kumpulan puisi Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang (2020) dapat menjadi pilihan terbaik untukmu. Terlebih lagi, buku ini mengolaborasikan ide-ide hebat antara dua penulis kenamaan Saparadi Djoko Damono dan Rintik Sendu, nama pena Nadhira Allya Tsana.
Sebagai pembaca, kamu pun akan merasakan nuansa yang indah kala membaca buku kumpulan puisi ini. Perasaan terhanyut dalam bait-bait indah akan memberi sensasi tersendiri yang damai dan menyegarkan jiwa. Ini jelas menjadi awal yang baik untuk membaca.
6. Negeri 5 Menara (2009)
Penulis: Ahmad Fuadi
Menghadirkan cerita yang melokal dan erat dengan karakteristik budaya Indonesia, buku Negeri 5 Menara (2009) memperkenalkan sosok remaja asal Minangkabau, Alif. Diceritakan Alif harus menempuh pendidikannya di sebuah pondok pesantren di Jawa Timur dan di situlah, ia menghadapi kehidupan baru yang penuh dengan peraturan.
Cerita ini akan membuka perspektif baru pembaca mengenai kehidupan di pondok pesantren, khususnya pesantren yang masih tradisional. Tidak ketinggalan, para pembaca dapat memperoleh inspirasi mengenai pentingnya pendidikan bagi masyarakat Indonesia.
Jadi, buku manakah yang akan kamu mulai baca dalam rangka membangun kebiasaan baru sekaligus meningkatkan literasi membacamu? Semoga usahamu menghasilkan hal yang baik untuk setiap aspek kehidupanmu secara mandiri atau dalam komunitas.