Ketahanan suatu perusahaan adalah salah satu indikator utama kesuksesan jangka panjang. Melansir dari CNBC Indonesia, Boston Consulting Group mencatat bahwa rata-rata usia harapan hidup perusahaan mencapai setidaknya 40-50 tahun.
Di Indonesia sendiri, beberapa perusahaan berhasil bertahan dalam periode tersebut, bahkan ada yang lebih lama. Pencapaian ini menunjukkan kemampuan dalam mengelola operasi bisnis di tengah perubahan zaman dan berbagai tantangan yang ada.
Ingin tahu perusahaan-perusahaan apa saja yang berusia panjang, bahkan disebut sebagai yang tertua di Indonesia? Dan, terobosan apa saja yang telah mereka lakukan?
1. Pos Indonesia
Berdiri sejak: 1746
Dalam rangka melancarkan arus perdagangan di sekitar abad ke-18, Gubernur Jenderal VOC, Gustaaf Willem Baron van Imhoff, mendirikan lembaga pengantaran barang melalui sistem pos di Indonesia karena melihat potensi perdagangan yang besar di negeri ini.
Diketahui kantor pos pertama yang berhasil berdiri berlokasi di Batavia pada 26 Agustus 1746. Sejak saat itu, aksesibilitas perdagangan semakin terjaga, terutama setelah kantor pos di Semarang dan pembangunan Jalan Raya Pos oleh Daendels turut menyusul.
Memasuki era kemerdekaan, usaha bisnis berupa kantor pos ini semakin eksis, bahkan berhasil tersebar ke seluruh kota-kota di Indonesia. Hingga kini, kantor pos tetap bertahan dalam persaingan ketat dengan perkembangan teknologi di era digital.
2. Kimia Farma
Berdiri sejak: 1817
Sebagai perusahaan farmasi pertama di Indonesia, Kimia Farma didirikan pertama kali pada 1817 dengan nama NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Namun, menurut koran Java Bode (12/01/1866), keberadaan Kimia Farma baru tercatat pada 1866.
Dalam sejarahnya, NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. dibentuk oleh pemerintah Hindia Belanda untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan modern. Seiring waktu, apotek-apotek pun berkembang pesat di Indonesia, melewati berbagai transformasi.
Melalui proses nasionalisasi, NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. berubah menjadi Kimia Farma dan kemudian berkembang menjadi perusahaan publik yang terus berinovasi dan memperluas jangkauannya di seluruh Indonesia hingga masa kini.
3. Bank Rakyat Indonesia
Berdiri sejak: 1895
Sebelum dikenal sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, Bank Rakyat Indonesia (BRI) memulai kegiatan finansialnya sebagai kas masjid, sebagaimana tercatat dalam buku One Hundred Years Bank Rakyat Indonesia, 1895-1995 (1995: 5-6).
Dalam sejarahnya, pada 1894, seorang guru sekolah di Purwokerto ingin mengadakan pesta sunatan tetapi tidak memiliki cukup uang. Ia pun terpaksa meminjam dari rentenir dan menyebabkan beban hutang yang cukup memberatkan selanjutnya.
Prihatin mendengar kabar tersebut, Raden Bei Aria Wirjaatmadja mengambil inisiatif untuk mengelola uang kas masjid Kota Purwokerto sebesar 4.000 gulden. Ia menilai langkah ini dapat membantu guru, pegawai, dan petani agar tidak perlu meminjam uang.
Siapa yang menyangka, upaya ini ternyata membuka jalan untuk kemudian mendirikan bank simpan pinjam “De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden” bersama Raden Atma Soepradja, R. Atma Soebrata, dan R. Djaja Soemitra.
Berdasarkan Staatsblad No. 82 tahun 1934, bank ini diakui sebagai bank umum kredit rakyat, atau Algemene Volkscrediet Bank (AVB) sejak 19 Februari 1934. Namun, di masa pendudukan Jepang, nama AVB berubah menjadi Syomin Ginko.
Setelah Indonesia merdeka, bank ini berganti nama menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan sejak saat itu, pengelolaannya diambil alih oleh Pemerintah Indonesia.
4. Pegadaian
Berdiri sejak: 1901
Tingginya kebutuhan masyarakat akan akses cepat terhadap dana tunai melalui layanan gadai mendorong pendirian perusahaan Pegadaian. Perusahaan ini berdiri pada 1901 dan sejak itu telah mengalami beberapa perubahan bentuk badan hukum.
Kini, Pegadaian dikenal sebagai perusahaan BUMN yang menyediakan berbagai layanan keuangan, termasuk pembiayaan dan tabungan emas, dengan akses mudah bagi berbagai lapisan masyarakat sebagai solusi keuangan bagi mereka yang membutuhkan dana cepat.
5. Semen Padang
Berdiri sejak: 1910
Didirikan pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda, NV Nederland Indische Portland Cement Maatschappij (NIPCM) menjadi pabrik semen pertama di Indonesia dan Asia Tenggara pada 1910 untuk memenuhi kebutuh semen dalam proyek pembangunan.
Menurut sejarawan Mestika Zed dalam Indarung - Tonggak Sejarah Industri Semen Indonesia (2001), NIPCM berhasil meraih keuntungan sebesar 2 juta gulden, yang memungkinkan perusahaan ini memperluas usahanya ke wilayah-wilayah baru.
Setelah kemerdekaan Indonesia, pada 1957, NIPCM dinasionalisasi oleh Presiden Soekarno dan berganti nama menjadi Semen Padang. Di bawah nama ini, Semen Padang meraih berbagai prestasi dan terlibat dalam pembangunan beberapa bangunan ikonik.
Beberapa di antaranya termasuk Monumen Nasional (Monas) di Jakarta, Gedung MPR/DPR di Senayan, Jembatan Semanggi, Gedung Bursa Efek Indonesia, Menara Jamsostek, Hotel Indonesia, serta puluhan gedung pencakar langit lainnya di Jakarta; semuanya dibangun menggunakan semen dari Semen Padang.
6. Sampoerna
Berdiri sejak: 1913
Didirikan oleh Liem Seeng Tee pada 1913, Sampoerna awalnya bernama Handel Maatschappij Liem Seeng Tee. Sesuai dengan reputasinya hingga kini, perusahaan Handel Maatschappij Liem Seeng Tee mengorientasikan usaha bisnisnya pada produksi rokok.
Salah satu produk andalannya adalah Djie Sam Soe, yang namanya diambil dari pelafalan angka "2 3 4" dalam bahasa Tionghoa. Dengan cita rasa khas, Djie Sam Soe selalu laris di pasaran, membuahkan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan.
Puncak kejayaannya terjadi pada 1940. Saat itu, perusahaan yang dikenal dengan nama Sampoerna ini besrhasil memproduksi 3 juta batang rokok per minggu karena tingginya permintaan. Kini, Sampoerna bertahan sebagai salah satu perusahaan rokok di Indonesia.
7. Kapal Api
Berdiri sejak: 1927
Didirikan oleh perantau asal Tiongkok, Ga Soe Loet, pada tahun 1917, Kapal Api awalnya mengembangkan usahanya di bawah nama HAP Hootjan untuk memproduksi kopi.
Namun, persaingan yang ketat mendorong HAP Hootjan untuk berinovasi dengan mengemas kopi dalam kemasan sachet, sebuah langkah tak terduga, tetapi terbukti berhasil karena menghasilkan tingginya minat dari kalangan masyarakat.
Kini, perusahaan yang dikenal dengan nama Kopi Kapal Api telah menjadi salah satu pemimpin industri kopi di Indonesia. Tidak hanya itu, sejak tahun 1985, produk-produknya telah merambah pasar internasional, termasuk Timur Tengah, Taiwan, Hong Kong, dan Malaysia.
8. Multi Bintang Indonesia
Berdiri sejak: 1931
Sejak sebelum kemerdekaan, sebagian masyarakat Indonesia telah menunjukkan minat terhadap minuman beralkohol. Hal ini terbukti dengan berdirinya pabrik alkohol pertama di Indonesia pada 1913, dengan nama NV Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen.
Perusahaan ini didirikan di Surabaya dan dikenal dengan produk andalannya, Bir Bintang. Seiring waktu, perusahaan yang kini bernama Multi Bintang Indonesia mengalami berbagai perubahan, termasuk rebranding, pengenalan varian baru, dan inovasi lainnya.
Hasilnya, Multi Bintang Indonesia terus bertahan hingga saat ini dan tetap menjadi pemimpin dalam industri minuman beralkohol di pasar Indonesia.
Itulah 8 perusahaan tertua di Indonesia. Apakah cukup mengejutkanmu, Bela?