Pekerjaan memang membutuhkan tingkat kemandirian dan insiatif yang tinggi, tetapi kerja sama adalah faktor penting untuk mencapai target bersama. Oleh karena itulah, rekan kerja sebaiknya mampu membangun komunikasi yang baik dan bersikap kolaboratif.
Namun, tidak semua rekan kerja memiliki karakter yang sesuai dengan harapan. Mungkin saja, kamu menghadapi rekan kerja yang cenderung bersikap cuek. Dampaknya, kerja timmu dapat terganggu, begitu pula usaha dalam mencapai target bersama.
Ingin tahu bagaimana cara menghadapi rekan kerja yang cuek tanpa harus membalas dengan silent treatment? Berikut adalah 6 cara yang dapat kamu pertimbangkan. Semoga berjalan lancar, ya, Bela!
1. Mengobservasi dan memahami karakternya
Mempelajari karakter seseorang bukanlah hal yang mudah, terutama ketika kamu mencoba memahami watak rekan kerjamu yang bersikap cuek. Namun, kamu masih bisa, lho, berusaha untuk mendapatkan sedikit gambaran tentang kepribadiannya.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah mengamati topik pembicaraannya, selera humornya, kecenderungannya dalam memberikan pendapat, cara ia menghabiskan waktu di kantor, termasuk apakah ia cenderung tepat waktu atau tidak, dan lainnya.
Semua informasi tersebut akan bermanfaat sebagai referensi dalam memahami karakter rekan kerjamu. Kamu pun dapat turut menganalisis faktor-faktor yang mungkin menjadi alasan di balik sikap cueknya, entah karena ia pendiam, pemalu, atau ada alasan lainnya.
Ingat, dengan mengetahui alasan atau penyebab di balik sikap cuek dari rekan kerjamu, kamu bisa menentukan cara yang tepat untuk berinteraksi dengannya.
2. Membangun komunikasi dengan sopan
Salah satu penghalang dalam usaha memahami karakter seseorang adalah keengganan untuk membangun komunikasi. Mengapa begitu? Komunikasi adalah cara paling mampu menyingkap pola pikir seseorang, termasuk hal-hal yang disukai dan tidak disukainya.
Itulah mengapa, sangat disarankan agar kamu mengambil langkah inisiatif untuk membangun komunikasi terlebih dahulu. Perihal ini, jangan hanya terpaku pada topik pekerjaan, tetapi bicarakan topik-topik umum yang relevan dan menyenangkan.
Namun, ingat, langkah ini harus diiringi dengan sikap dan cara berkomunikasi yang sopan. Selain itu, bangunlah komunikasi tanpa tergesa-gesa; artinya, berbicara secukupnya, tunjukkan sikap mendengar yang baik, dan berikan respon yang tepat.
Membangun komunikasi dengan orang yang cuek tidak dapat terjadi secara instan, seperti saat kamu berbicara dengan sahabat. Anggaplah ini sebagai tahapan pendekatan, oke?
3. Menghormati batasan dengan sewajarnya
Terkadang, seseorang bersikap cuek karena alasan-alasan yang bersifat pribadi. Akibatnya, mereka menetapkan batasan-batasan tertentu di lingkungan kerja karena tidak memungkinkan untuk membagikan alasan pribadi tersebut kepada rekan kerja lainnya.
Dalam situasi ini, kamu sebaiknya tidak mengambil hati atas sikap mereka. Sebaliknya, respons yang lebih bijaksana adalah menghormati batasan-batasan tersebut, seperti tidak melakukan percakapan di luar jam kerja, menghindari topik privat, dan sejenis lainnya.
Kemungkinan besar, rekan kerjamu yang cuek akan sangat menghargai usahamu jika kamu mulai melakukannya. Dari situ, siapa tahu, ada kemungkinan bahwa rekan kerjamu tersebut akan menjadi lebih terbuka kepada kamu seiring berjalannya waktu.
Namun, ingat, yang terpenting adalah komunikasi terkait pekerjaan tetap berjalan lancar. Jadi, jagalah ekspetasimu agar tidak terlalu tinggi.
4. Selalu menyusun MoM dalam meeting formal
Penting untuk senantiasa membangun komunikasi terkait pekerjaan karena kamu dan rekan kerjamu terikat dalam hubungan profesional. Sayangnya, sikap cuek dari rekan kerjamu berpotensi menghambat respons yang tepat terhadap pembicaraanmu, bukan?
Sebagai solusi, kamu dapat mengadopsi metode formal, seperti mengadakan rapat secara rutin. Dalam hal ini, kamu sebaiknya menyusun Memo of Meeting (MoM) agar topik pembahasan dan tanggapan dapat tercatat dengan jelas.
Diharapkan langkah ini dapat mendorong rekan kerjamu yang cuek untuk lebih aktif berpartisipasi karena menyadari adanya catatan resmi atau hitam di atas putih. Selain itu, rapat secara rutin juga membantu memperkuat kebiasaan berkomunikasi yang diharapkan.
Tentu saja, kamu harus melakukan semua ini dengan sopan dan ramah karena penting, lho, untuk menciptakan lingkungan komunikasi yang nyaman bagi semua pihak.
5. Membicarakan secara langsung dan dewasa
Kamu telah berusaha keras dengan berbagai cara, tetapi kamu bisa saja tidak mendapatkan hasil sesuai harapan. Tidak selalu karena kesalahanmu, tetapi hal ini karena kesuksesan suatu hubungan memang membutuhkan kerja sama dari kedua belah pihak.
Jadi, apabila rekan kerjamu tetap tidak dapat menunjukkan keinginan untuk bekerja sama, kamu dapat mencoba untuk menghadapinya secara langsung dan dewasa. Langkah ini berarti mengungkapkan keresahanmu dengan terbuka, dengan maksud mencari cara untuk saling mendukung.
Ingat, dalam melakukannya, kamu sebaiknya berlaku bijaksana dengan memperhatikan ruang dan waktu yang tepat. Pastikan juga untuk tidak membicarakan masalah tersebut kepada orang lain yang tidak terlibat, agar tidak memperkeruh suasana.
6. Meminta bantuan orang lain sebagai moderator
Kasus terburuk dalam menghadapi rekan kerja yang cuek adalah menyadari bahwa ia tetap bersikap cuek meski menyadari segala upayamu. Sekali lagi, respons tersebut tidak mengindikasikan kesalahanmu, tetapi justru membuktikan dirinya sebagai akar masalah.
Itu berarti, kamu jelas tidak dapat lagi mengatasi masalah tersebut secara mandiri. Kamu membutuhkan bantuan dari orang lain yang memiliki peran dan kedudukan yang relevan untuk turut campur tangan dan bertindak sebagai moderator.
Diharapkan, sosok penengah ini dapat menjadi jembatan antara kamu dan rekan kerjamu. Selain itu, keterlibatan pihak ketiga dapat memberimu solusi baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya karena mendapat sudut pandang baru.
Semoga masalahmu dalam menghadapi rekan kerja yang cuek dapat teratasi, Bela! Ingat, mengalah dan tetap menjaga kepribadian yang baik adalah kemenangan sesungguhnya.