Sudah menjadi risiko bagi para idola K-pop untuk menerima ragam komentar terkait kegiatan bermusik maupun kehidupan pribadi. Yunjin dari LE SSERAFIM adalah salah satu contohnya; ia baru saja menjadi topik perbincangan mengenai buku yang dibacanya.
Melansir dari zapzee.net, kronologis terkait perdebatan tersebut berawal ketika sebuah foto yang menampilkan Yunjin asyik membaca sebuah novel tersebar di sejumlah forum komunitas online di Korea Selatan. Diketahui buku tersebut membahas topik yang tidak cukup akrab dengan pandangan mayoritas publik di Korea Selatan.
Ingin tahu buku dan topik apa yang dimaksud? Melansir dari Koreaboo, berikut adalah 10 buku yang dibaca oleh Yunjin LE SSERAFIM, termasuk yang menuai pro dan kontra!
1. Breasts and Eggs (2019)
Penulis: Mieko Kawakami
Gambaran kehidupan perempuan kontemporer di Jepang diuraikan melalui kisah tiga tokoh utama: Natsu, kakak perempuannya bernama Makiko, dan putri Makiko bernama Midoriko. Meskipun satu darah dan daging, ketiganya menghadapi perjuangan yang berbeda.
Natsu mengalami kecemasan mengenai masa lajangnya di usia tua, sementara Makiko harus mengatasi pro dan kontra tentang keinginannya untuk operasi payudara sambil menghadapi anaknya, Midoriko, yang tiba-tiba beralih menjadi pendiam.
Apa yang menyebabkan perilaku diam Midoriko? Dan, apakah Makiko dan Natsu akan menemukan kebahagiaan sejati sebagai perempuan?
Buku ini menuai perdebatan pro dan kontra di kalangan netizen di Korea Selatan. Pasalnya, kisah yang diangkat dalam Breasts and Eggs (2019) dianggap mengandung nilai-nilai feminisme yang terbilang cukup sensitif di Korea Selatan dan belum semua menerimanya.
2. All about Love (1999)
Penulis: Bell Hooks
Cinta adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Dalam sebelas bab, penulis Bell Hooks asal Amerika Serikat menguraikan pandangannya tentang bagaimana gagasan memberi dan menerima cinta telah terbentuk sejak masa kecil.
Atas dasar itulah, ia menawarkan pemikiran baru tentang makna cinta, termasuk cinta terhadap diri yang berbeda dari narsisme. Menurutnya, pemahaman ini dapat membawa kedamaian dan kasih sayang dalam kehidupan individu.
Apakah kamu siap untuk menjelajahi perspektif baru tentang cinta? Meskipun pemaparannya dianggap baru dan radikal, tetapi cukup indah untuk dipelajari.
Mengambil dari koreaboo.com, suatu unggahan di media daring memperlihatkan Yunjin LE SSERAFIM memegang buku All about Love (1999) dengan sampul baru. Postingan tersebut menunjukkan bahwa Yunjin bangga dengan buku-buku yang dibacanya.
3. Ways of Seeing (1972)
Penulis: John Berger
Seni memiliki cara uniknya sendiri untuk mengungkap makna, tetapi tidak semua orang mampu menginterpretasikannya. Itulah mengapa, Ways of Seeing (1972) hadir sebagai solusi untuk membuka mata dan mengubah cara pembaca dalam melihat lukisan.
Melansir dari goodreads.com, buku karya John Berger ini mendapatkan banyak kritik positif, termasuk dari penulis Geoff Dyer, "Pengaruh serial dan buku ini sangat besar... Ini membuka mata masyarakat terhadap studi budaya yang kini menjadi hal yang lumrah."
Apakah kamu siap untuk menjelajahi keindahan dunia seni yang dipaparkan oleh John Berger? Kamu juga ingin memahami makna yang tersirat dalam sebuah lukisan, bukan?
4. Everything I Know about Love (2018)
Penulis: Dolly Alderton
Mencari pekerjaan, jatuh cinta, dan membuat keputusan yang salah adalah sebagian kecil dari kehidupan orang dewasa yang sebenarnya lebih luas. Dalam hal ini, Dolly Alderton pun menulis pengalaman kehidupan pribadinya di usia dewasa dalam tulisan bernuansa komedi.
Tentu saja, setiap pengalaman menavigasikan dirinya ke arah pelajaran-pelajaran hidup mengenai persahabatan, pekerjaan, kehilangan, dan cinta yang membentuk dirinya menjadi lebih kuat. Meskipun memang, banyak pengalaman yang turut menyakiti hatinya.
Apakah kamu akan terbawa haru dalam momen kesedihan yang dialami Dolly Alderton? Dapatkah kamu juga merasakan selera humornya yang mengubah tragedi menjadi berbeda?
5. To the Warm Horizon (2017)
Penulis: Choi Jin Young
Choi Jing Young menggambarkan dunia pasca-apokaliptik yang dipenuhi dengan pergumulan. Di tengah kondisi tersebut, sekelompok warga Korea memutuskan untuk melintasi wilayah yang masih dilanda penyakit, tetapi tujuan mereka dipertanyakan.
Sementara itu, dua perempuan muda, Jina dan Dori, menemukan cinta yang menghadapi segala rintangan. Mereka, seperti yang lainnya, mencari tujuan hidup dan kekerabatan dalam situasi yang sulit untuk saling mendukung dan membangun satu sama lain.
Apakah cinta sejati benar-benar dapat mengatasi semua masalah yang terus datang? Dan, apa yang sebenarnya terjadi di wilayah yang sedang dilanda penyakit tersebut?
6. When Breath Becomes Air (2016)
Penulis: Paul Kalanithi
Suatu hari, Paul Kalanithi adalah seorang dokter muda spesialis bedah saraf, tetapi hari berikutnya ia menjadi pasien kanker stadium akhir yang harus menjalani pengobatan. Fakta ini dengan cepat mengubah masa depan yang telah direncanakan olehnya dan sang istri.
Melalui tulisan memoarnya sebagai seorang pasien kanker, Paul mencoba menjawab pertanyaan, "Apa yang membuat hidup berharga saat dihadapkan pada kematian?" Mulai dari membesarkan anak, menemukan makna kehidupan baru, dan hal-hal sejenis lainnya.
Membaca ini, pertanyaan-pertanyaan baru pun muncul, termasuk, "Apa yang akan kamu lakukan ketika masa depan berubah menjadi masa kini yang abadi?"
Sebagai informasi, Paul Kalanithi meninggal pada Maret 2015 ketika mengerjakan bukunya, When Breath Becomes Air (2016). Meskipun demikian, kata-kata yang telah ditulskan olehnya dalam buku ini tetap hidup sebagai warisan bagi dunia.
7. Six Nights of Mourning
Penulis: Go Seon Gyu
Sebuah kesedihan yang amat mendalam terjadi saat mendapat kabar memilukan dari orang-orang terdekat. Tentu saja, keinginan untuk memberikan dukungan moral dan bantuan yang berarti kepada mereka adalah langkah yang wajar, bukan?
Namun, beberapa orang cenderung menyimpan keluh kesah mereka sendiri sehingga kita bisa tidak mengetahuinya. Dan, mimpi terburuk adalah kabar bahwa orang terdekat memutuskan untuk mengakhiri hidup. Inilah duka cita yang ditulis dalam buku ini, membahas tentang kehilangan orang-orang tersayang.
Kami sangat menyarankan agar kamu membacanya dalam keadaan mental yang kuat. Mintalah bimbingan profesional apabila kamu membutuhkannya.
8. The Power of Now: A Guide to Spiritual Enlightenment (1997)
Penulis: Eckhart Tolle
Lebih dari sekadar prinsip dan basa-basi sederhana, Eckhart Tolle membawa pembaca masuk ke dalam perjalanan yang diharapkan dapat menginspirasi untuk menemukan jati diri yang sebenarnya dan terdalam melalui tulisan tangannya yang indah.
Perjalanan tersebut berawal dari sebuah kesadaran bahwa setiap individu memiliki andil dalam menciptakan perasaan negatif. Namun, Eckhart Tolle akan memperkenalkan cara untuk membangun identitas bebas dari rasa sakit dengan hidup sepenuhnya di masa kini.
Apakah kamu siap untuk mengganti rasa cemas mengenai hari esok dengan mencoba hidup menikmati masa kini? Semoga kamu pun menemukan pencerahan tentang hidup.
Melansir dari koreboo.com, Yunjin LE SSERAFIM mengaku bahwa buku ini sangat membantunya dalam mengatasi kecenderungan negatif untuk berpikir secara berlebihan atau overthinking. Melalui buku ini, ia pun melatih dirinya untuk fokus pada masa kini.
9. The Artist's Journey: On Making Art and Being an Artist (2020)
Penulis: Kent Nerburn
Kehidupan seorang pelaku kreatif sering dianggap romantis, menyenangkan, dan mudah secara kasat mata. Padahal, perjalanan unik tersebut sebenarnya penuh dengan ragam pergumulan, termasuk keraguan dan tantangan kompleks yang tidak banyak orang tahu.
Kent Nerburn dalam buku The Artist’s Journey (2020) memaparkan segala jenis masalah yang dialami oleh seorang pelaku kreatif, seperti tantangan dalam mencari nafkah, menghadapi penolakan, hingga pertanyaan mengenai proses dan hasil karya itu sendiri.
Sungguh, buku ini memaparkan sebuah kejujuran emosional. Dapatkah kamu merasakan empati terhadap pekerjaan seorang pelaku kreatif?
10. You Should Know How to Shake so You Wouldn’t Break (2023)
Penulis: Kim Jeong Ho
Pandangan, keputusan, dan pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai hal selalu berputar di dalam pikiran manusia. Meskipun hal ini merupakan pengalaman lumrah, tetapi tetap memiliki dampak yang signifikan dalam menimbulkan beban kala menjalani kehidupan.
Dalam upaya memberikan sedikit bantuan, Kim Jeong Ho menulis pelajaran pikiran yang diharapkan bisa mengurangi beban hidup. Meskipun tidak mungkin menghilangkannya, tetapi rangkaian tulisannya yang indah bisa saja menenangkan pikiran.
Jadi, apakah kamu mempertimbangkan untuk membaca salah satu dari buku-buku kesukaan Yunjin LE SSERAFIM di atas? Ingat, penting untuk meneliti lebih lanjut sinopsis buku-buku tersebut dalam rangka memastikan kesesuaiannya dengan minat, ideologi, dan/atau keyakinanmu, oke?