Multitasking menjadi salah satu keahlian yang sangat dibutuhkan di zaman serba cepat ini. Kamu diminta—bahkan dituntut—untuk dapat mengerjakan beberapa tugas dalam satu waktu sekaligus dengan alasan dapat menghemat waktu serta membuat kerja menjadi lebih efisien. Ditambah dengan perkembangan teknologi di sekitar yang memberikan kemudahan dalam beraktivitas, tuntutan menjadi seseorang yang dapat multitasking semakin tinggi.
Banyak yang berlatih untuk dapat melakukan multitasking. Banyak pula yang mengaku dapat multitasking, di mana pun dan kapan pun. Namun faktanya, melansir dari National Public Radio (NPR), peneliti mengatakan kalau multitasking itu adalah sebuah mitos. Lebih jauh lagi, manusia nggak akan pernah dapat melakukan multitasking. Mengapa?
1. Multitasking hanyalah sebuah mitos
Dalam sebuah penelitian terbaru, para ahli mengatakan kalau manusia nggak bisa melakukan beberapa hal dalam satu waktu sekaligus, atau yang sering dikenal dengan istilah multitasking. Sekalipun adanya faktor pendukung berupa teknologi yang canggih, kamu dan semua orang nggak dapat multitasking. Jadi, kemampuan mengerjakan banyak hal sekaligus hanyalah sebuah mitos.
2. Multitasking hanya khayalan otak?
Ketika ada seseorang mengaku atau merasa dapat bekerja secara multitasking, peneliti mengatakan kalau hal tersebut bisa saja sebatas khayalan. Sebab otak mampu mengelabui sendiri sehingga ketika kamu berpikir dapat multitasking, pikiranmu membayangkan kalau kamu melakukannya.
Padahal faktanya, otak manusia nggak dapat memecah fokus perhatiannya pada berbagai macam hal di waktu bersamaan. Melainkan, kamu mengubah fokus perhatianmu pada satu hal ke hal lainnya dengan cepat. Namun, hal tersebut sering dianggap sebagai kemampuan multitasking.
3. Kemampuan manusia bekerja terus berkembang
Namun, bagaimana menjelaskan ketika ada banyak orang yang mengaku dapat mengerjakan banyak hal dalam satu waktu, misalnya mengetik email sambil menjawab telepon dari atasan? Peneliti memang meyakini jika multitasking adalah sebuah mitos. Namun dari penelitian yang sama, mereka menemukan kalau kemampuan manusia dalam bekerja mengalami perkembangan. Alih-alih mengerjakan banyak hal dalam waktu bersamaan, kita sebenarnya mengganti fokus atau perhatian otak dari satu tugas ke tugas lainnya dengan cepat.
4. Ada bagian otak yang mengerjakan hal berbeda
Mengapa otak harus mengganti pusat perhatiannya pada beberapa tugas yang berbeda? Peneliti mengungkapkan kalau salah satu alasannya adalah ada beberapa tugas yang mirip, harus dikerjakan oleh bagian otak yang sama. Contohnya seperti menulis email sembari menelepon. Keduanya sebenarnya merupakan dua hal yang mirip, yaitu komunikasi. Perbedaannya ada pada cara penyampaiannya.
Otak sebenarnya nggak dapat fokus pada kedua aktivitas ini sekaligus. Jika dipaksakan, akan ada konflik atau gangguan dalam menyelesaikan keduanya. Karena itu, fokus perhatianmu berganti antara satu dengan lainnya.
5. Otak mampu menghalangi hal yang mengganggu fokus berpikir
Setelah melakukan berbagai riset, peneliti menemukan kalau ada bagian tertentu dalam otak yang bertugas mengganti pusat perhatian pada berbagai hal, namanya 'executive system'. Bagian otak ini memudahkanmu untuk membuat rencana pada sikap yang akan dilakukan selanjutnya, serta memungkinkanmu untuk mengendalikan perilakumu.
Selain itu, bagian executive system ini juga membantumu menyelesaikan esuatu dengan menghalau hal-hal yang dapat mengganggu fokusmu. Misalnya, kamu ingin mendengarkan berita di televisi sementara teman-temanmu sedang bercengkrama di sekitarmu. Maka, bagian otak ini membantu men-set otak untuk memprioritaskan informasi visual dan menurunkan informasi audio. Sistem di otak ini akan menjagamu untuk tetap fokus pada televisi hingga akhirnya kamu mendengar ada temanmu yang berteriak. Ini yang biasanya terjadi pada semua orang.
6. Kemampuan otak yang melemah seiring berjalannya waktu
Peneliti meyakini jika bagian otak ‘executive system’ ini sangat penting dalam membantu memperlancar pergantian fokus pikiran pada berbagai tugas yang berbeda. Bagian ini membantumu untuk mengelola hal-hal yang perlu dilakukan dalam waktu cepat, menentukan prioritas otak untuk memusatkan pikiran dan menyelesaikan hal tersebut, serta mengganti fokus pada satu hal dan lainnya. Namun perlu diketahui, area otak yang berada di bagian depan ini dapat mengalami penurunan kinerja seiring bertambahnya usia seseorang.
7. Peran evolusi memengaruhi kemampuan otak
Evolusi sendiri memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Seiring berjalannya waktu, manusia, dari zaman purba sampai era modern saat ini, terus mengalami perkembangan dari berbagai aspek, dan salah satunya dalam bekerja. Para peneliti meyakini evolusi yang dialami manusia menjadikan kita mampu mengerjakan berbagai tugas berbeda dalam waktu yang cepat, atau yang lebih sering dianggap sebagai multitasking.
Jadi, apa kamu merasa mampu multitasking? Coba pikir kembali, Bela. Sebab, peneliti mengatakan kalau multitasking hanya sebuah mitos. Melainkan, otakmu berkembang dan mampu berganti pusat perhatian pada berbagai hal yang berbeda dalam waktu cepat.