Pasti kamu pernah bertanya-tanya pada dirimu sendiri, apakah uang bisa membeli kebahagiaan? Pertanyaan sepanjang masa ini memang tak habis-habisnya diulas dan diteliti. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, kita harus memahami dulu apa makna uang sebenarnya. Apakah uang berarti pendapatanmu? Atau pengeluaranmu? Penelitian menunjukkan caramu membelanjakan uang lebih berpengaruh pada kebahagiaan dibanding cara kamu mendapatkan uang.
Coba bayangkan dua skenario berikut ini. Kamu baru saja membeli smartphone canggih. Kemudian temanmu bilang, “Wah aku juga baru beli smartphone yang harganya sama dengan punyamu, tapi smartphone-ku layarnya lebih jernih dan memory-nya lebih besar.” Untuk skenario kedua, kamu baru pulang dari liburan di Bali dan temanmu bilang bahwa mereka juga baru saja berlibur dan ternyata liburan mereka lebih menyenangkan.
Dari kedua skenario ini, mana yang lebih membuatmu kesal?
tumblr.com/veblenesquegeorge
Rata-rata orang akan menjawab skenario pertama yang lebih membuat mereka kesal. Meskipun skenario kedua juga bisa membuat sebal, paling tidak kamu telah mendapatkan pengalaman dan kenanganmu sendiri dari liburan tersebut sehingga kamu nggak akan kesal-kesal amat. Elizabeth Dunn, seorang profesor psikologi di University of British Columbia, melakukan sebuah survei dengan membagikan sejumlah uang tunai pada beberapa mahasiswanya. Ia menyuruh sebagian mahasiswa tersebut untuk membagikan uang itu kepada orang lain dan sebagian mahasiswa lainnya ia suruh untuk membelanjakan uang itu untuk mereka sendiri. Ternyata mahasiswa yang membagikan uangnya pada orang lain lebih bahagia dari mereka yang membelanjakan sendiri uang tersebut. Bisa kita lihat dari dua contoh di atas bahwa uang sebenarnya bisa membeli kebagiaan jika kamu menggunakan uang tersebut dengan benar. Cara terbaik menggunakan uangmu adalah dengan memberikannya pada orang lain dan membeli pengalaman, bukan barang-barang. Apakah kamu setuju? Tinggalkan komentarmu di bawah ya!