Zaman dahulu, sebelum teknologi berkembang pesat seperti sekarang ini, kebanyakan orang bekerja dengan jam kerja normal yaitu dari pukul sembilan pagi hingga lima sore. Tapi saat ini masa sudah berganti. Dengan kemudahan teknologi seperti laptop yang bisa kamu bawa ke mana-mana, koneksi internet, dan hp, perusahaan pun dengan enak menuntutmu untuk selalu standby kapan pun kamu diperlukan. Ini berarti sudah tak ada lagi jam kerja yang jelas bagimu. Nah, kamu harus berhati-hati, Bela. Jangan sampai kamu dicurangi oleh perusahaan. Setiap karyawan berhak diberi upah di luar gaji pokok setiap kali mereka bekerja di luar jam kerja mereka! Ini dia nih, lima cara curang yang sering dipakai perusahaan untuk menghindari membayar jam lemburmu.
1. Jam kerja tak menentu
Ada beberapa perusahaan yang dari luar tampaknya fleksibel dalam menetapkan jam kerja. Tapi kalau kamu perhatikan baik-baik, budaya perusahaan tersebut membentuk para karyawannya untuk selalu tiba di kantor satu jam lebih awal untuk menyiapkan berbagai hal dan pulang beberapa jam lebih lama dari jam normal. Kalau kamu mencoba-coba untuk datang lebih siang atau pulang lebih cepat, kemungkinan besar kamu akan mendapat cibiran dan komentar negatif dari orang-orang kantor yang memberi cap "pemalas" padamu.
2. Situasi "darurat"
Pernahkah atasanmu menggunakan alasan "Urgent" supaya kamu mau langsung membereskan masalah perusahaan di luar jam kerjamu? Misalnya pada tengah malam atau di akhir pekan. Meskipun sifatnya mendesak dan dadakan, kamu seharusnya tetap dibayar karena diminta bekerja di luar jam kerja yang sudah ditentukan. Jika ini terjadi, catat waktu persisnya saat atasanmu menghubungimu dan jam ketika kamu menyelesaikan tugas tersebut.
3. Bekerja dari rumah
Kalau kamu masih harus membalas e-mail, memeriksa laporan, menghubungi klien, dan menyiapkan presentasi sepulang dari kantor, ini sama saja kamu bekerja seperti biasa. Hanya fisikmu saja yang pulang, tapi pikiran dan tenagamu masih dipakai seperti bekerja di kantor. Kebanyakan perusahaan zaman sekarang memanfaatkan trik ini karena merasa kamu punya sumber daya yang cukup seperti laptop dan koneksi internet untuk menyelesaikannya.
4. Posisi dan jabatan yang menipu
Untuk memberi kesan dan aura yang penting pada peranmu, perusahaan menawarkan jabatan yang tinggi padamu. Padahal, hal ini dilakukan perusahaan supaya kamu merasa sudah menjadi kewajiban bagimu untuk menyelesaikan tanggung jawab yang besar. Misalnya, seorang Asisten Manajer tapi tugasnya sehari-hari tak pernah me-manage siapa pun. Ia malah ditugaskan untuk hal-hal yang sifatnya administratif sehingga ia jadi sering bekerja lembur. Atau seorang Wakil Presiden Direktur yang pekerjaannya justru mengurus semua hal-hal remeh yang menjadi tanggung jawab si Presiden Direktur. Jadi ketika kamu ditawari posisi baru, pelajari baik-baik dahulu tanggung jawab barumu tersebut sebelum menerimanya.
5. Gaji yang kompetitif
Alasan yang diberikan perusahaan padamu ketika kamu menanyakan soal jam lembur adalah kamu sudah diberi kompensasi berupa gaji yang kompetitif, mungkin lebih tinggi dari perusahaan serupa lainnya. Tapi jangan salah, Bela. Gaji kompetitif merupakan hakmu seutuhnya atas kualifikasi dan kontribusi yang kamu berikan pada perusahaan, bukan atas kerja rodimu. Maka kalau kamu bekerja lembur, perusahaan memiliki kewajiban untuk memberi insentif berupa uang lembur.
Apakah perusahaanmu sering menggunakan lima trik di atas? Atau justru ada siasat-siasat lain yang lebih cemerlang? Kamu harus lebih banyak pertimbangan ya, Bela. Pikirkan baik-baik apakah kamu benar-benar ingin memberikan segalanya bagi perusahaan dan apa yang kamu dapatkan sebagai timbal balik. Ingat, di dunia kerja itu tidak sama dengan proyek bakti sosial.