Jadi Namaari di Raya and The Last Dragon, Eva Celia Ungkap 5 Fakta Ini

Eva dan Namaari punya persamaan

Jadi Namaari di Raya and The Last Dragon, Eva Celia Ungkap 5 Fakta Ini

Akhirnya, film Raya and The Last Dragon versi bahasa Indonesia telah rilis di Disney + Hotstar sejak Jumat (4/6/2021) nih, Bela. Ada tiga nama besar yang terlibat sebagai pengisi suaranya, yaitu Mikha Tambayong sebagai Raya, Ayu Dewi sebagai Sisu, serta Eva Celia sebagai Namaari.

Pada Sabtu (5/6/2021) kemarin, Eva Celia turut membagikan kisah serunya sebagai pengisi suara Namaari kepada IDN Times lewat live CETAR: Cerita Artis. Apa saja keseruan yang Eva rasakan dalam proyek keren ini? 

1. Didapuk sebagai pengisi suara Namaari

Jadi Namaari di Raya and The Last Dragon, Eva Celia Ungkap 5 Fakta Ini

"Aku di sini mengisi suara Namaari," jawab Eva Celia ketika ditanya mengenai karakter yang ia isi untuk suaranya.

Musisi 28 tahun tersebut dipercaya untuk mewakili Namaari, yang digambarkan sebagai perempuan kuat, berani, memiliki unsur mengintimidasi dan punya jiwa protektif terhadap rakyat dan keluarganya.

Dalam film ini, Namaari mungkin dilihat sebagai karakter yang tak memiliki empati. Meski begitu, Eva Celia justru menggambarkan karakter Namaari dari sudut pandang lain. 

"I wouldn't calling that. Menurut aku hidup itu abu-abu, asyik. Gak ada hitam, gak ada putih," jelasnya.

Dalam Raya and the Last Dragon, meski saling mengenal sejak kecil dan memiliki passion yang sama, nyatanya Namaari dan Raya dibesarkan dengan cara yang berbeda. Maka tidak mengherankan cara mereka bertindak dan berpikir juga berbeda. Walaupun memiliki tujuan yang sama.

2. Sebuah mimpi yang terwujud

Eva mengaku sudah beberapa kali menonton film Raya and The Last Dragon, bahkan sebelum rilis. Hal itu tidak mengherankan karena dirinya memang menyukai karya, lagu, hingga karakter Disney.

Mengaku menikmati tayangan Disney sejak masih kecil, putri pertama Sophia Latjuba ini menjawab, "Even sampai sekarang aku masih selalu amazed dengan apa yang mereka buat."

Eva juga membagikan perasaannya ketika mendapatkan kesempatan menjadi pengisi suara di film Disney. "Yang pasti senang, bangga, dan terharu juga karena seperti banyak manusia di luar sana, aku besar dengan karya, film, dan karakter Disney," ungkapnya.

Kebanggaan tersebut tentu tidak lepas dari tekanan bahwa proyek ini patut dianggap serius dan harus ia kerjakan dengan profesional. Ia pun menambahkan,"Campur aduk sih, yang pasti senang, excited banget, cuma at the same time ada sedikit pressure. Karena of course I want Disney to like it and I want people to like my voice."

3. Pengalaman jadi dubber pertama kalinya

Tentu saja tekanan untuk tampil prima, meski lewat suara, tidak lepas dari ini adalah kali pertama Eva menjadi seorang dubber. Terbiasa merekam suara untuk bernyanyi, dubbing merupakan pengalaman pertamanya yang memiliki tantangan tersendiri.

Jadi aku sempat canggung awalnya," kata Eva. "Mau nggak mau we have to act too. Bahasa tubuh kita tuh ya harus tetap luwes, kayak seolah-olah kita beneran sedang akting. Ketika masuk studio, aku tuh, harus seolah-olah jadi Namaari," ujar Eva sambil mengingat tahap voice recording yang ia lakukan untuk film Raya and the Last Dragon.

4. Kemiripan Eva dengan karakter Namaari

Melalui riset, menonton film, mempelajari karakter, hingga kisah di balik dan cara berpikir Namaari, merupakan persiapan yang Eva lakukan sebelum masuk tahap produksi. Eva hanya butuh kurang dari sehari untuk merekam semua adegan yang diperlukan.

"Namaari ini terlihat di luar, tuh, kemasannya sangat keras dan very intimidating," kata Eva saat mendeskripsikan karakter Namaari. Menurut Eva, Namaari juga cukup protektif dengan orang-orang di sekitarnya. Sifat protektif serupa juga dirasakan Eva. "I feel like that, aku kalau misal sama orang-orang yang aku cintai, aku pasti kayak sangat protektif," kisahnya.

5. Pengalaman yang ingin ia rasakan kembali

Tahun ini tampaknya Eva sedang menyiapkan album baru. Tetapi Eva tidak ingin membagikan prosesnya hingga nanti mendekati waktu rilis.

Namun kembali ke kerja sama dengan Disney, Ia tidak menutup diri jika nantinya akan kembali ditawari menjadi pengisi suara film animasi. "Experience ini sangat berharga buat aku and I really want to do it again. Apalagi untuk bisa berkerja sama dengan Disney Indonesia lagi, yah sebuah mimpi jadi kenyataan," tukas Eva.

"Menurut aku is to important finally ada film animasi Disney yang terinspirasi dari budaya Asia Tenggara. Jadi ketika di dubbing dalam versi bahasa Indonesia, menurutku it feel closer to home, it's home even more," tambahnya lagi.

Film Raya and The Last Dragon (2021) turut enyuguhkan budaya Indonesia, seperti batik, gamelan, pencak silat, dan wayang, hingga pedang yang mirip dengan bentuk keris. menangis.

Namaari, Raya dan Sisu digambarkan sebagai karakter perempuan yang kuat, serta sosok yang ditempa sebagai pejuang. Eva berharap setelah menonton film ini perempuan akan lebih paham makna women empowering women.

"Semoga di sini kita bisa belajar untuk perempuan bisa empower perempuan lain," jelasnya.

Itu dia 5 ungkapan Eva Celia menjadi Namaari di Raya and The Last Dragon (2021). Buat kamu yang penasaran, langsung aja tonton filmnya di Disney + Hotstar, ya.

Disclaimer: Artikel ini telah tayang di IDN Times dengan judul "5 Fakta Seru Eva Celia Jadi Namaari di Raya and The Last Dragon"

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved