Ada yang berbeda pada tahun 2024 ini. Jika biasanya satu tahun terdiri dari 365 hari, maka tahun ini berjumlah 366 hari. Penambahan hari tersebut jatuh pada 29 Februari.
Fenomena ini dinamakan tahun kabisat yang terjadi setiap empat tahun sekali. Tahun kabisat sendiri merupakan tahun yang terdiri dari kelipatan empat. Bilamana menengok linimasa, tahun kabisat menjadi tahun yang bisa dibagi angka empat. Misalnya saja 2012, 2016, 2020, 2024, 2028, dan seterusnya.
Melihat hal ini, tentu saja membuat publik penasaran. Bagaimana tahun kabisat terjadi dan mengapa ada penambahan satu hari pada bulan Februari di tahun tersebut? Simak rangkuman lengkapnya di bawah ini, ya.
Bagaimana asal-usul Tahun Kabisat?
Seperti yang ketahui, bahwa kalender tahunan yang kita pakai menggunakan sistem penanggalan Julian. Kalender ini juga disebut kalender Masehi. Metode tanggalan ini lahir di bawah kepemimpinan Julius Caesar di Romawi pada tahun 49 SM - 44 SM.
Sedangkan Tahun Kabisat dicetuskan pertama kali oleh astronom Sosigenes Alexandria. Dari penelitiannya, ia memaparkan bahwa bumi membutuhkan waktu selama 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 5 detik untuk mengorbit matahari. Peristiwa ini dinamakan revolusi bumi. Saat mengelilingi matahari, bumi juga berputar pada porosnya selama 24 jam.
Karena hal tersebut, kalender masehi tidak memiliki jumlah hari yang pasti dan dibulatkan menjadi 365 hari dalam setahun. Sedangkan untuk sisa durasi perhitungan hari itu pun dibulatkan menjadi satu hari setiap 4 tahun sekali. Penambahan satu hari ini ditambahkan pada 29 Februari dengan jumlah 366 hari dalam satu tahun. Sistem penanggalan inilah yang kerap disebut sebagai Tahun Kabisat.
Tahun Kabisat berperan penting dalam penanggalan kalender
Pembulatan hari tersebut dilakukan untuk menyesuaikan kalender kita dengan kalender matahari. Space Place NASA mengatakan bahwa Tahun Kabisat berperan penting untuk meminimalkan kesalahan sistem penanggalan kita dalam menentukan musim yang terjadi di bumi.
Lantas, apa jadinya jika kita mengabaikan sisa hari yang ada dalam setahun? Dipastikan hal tersebut akan mempengaruhi penanggalan Hari Raya dan perubahan musim. Bila kita tak memakai metode Tahun Kabisat, bisa saja musim panas di belahan bumi utara yang diperkirakan terjadi Juni, akan berpindah di Desember dalam kurun waktu 700 tahun ke depan.
Mengapa tanggal kabisat jatuh pada bulan Februari?
Jatuhnya penambahan tanggal kabisat pada Februari sebenarnya ada kaitannya dengan sejarah kalender Masehi. Kalender Masehi Kuno dulunya hanya memiliki 10 bulan pada abad ke-8 SM. Sampai setiap hari, Romawi mengalami musim dingin panjang dan tak ingin memasukannya ke dalam kalender.
Sayangnya, langkah ini malah membuat sistem penanggalan menjadi berantakan. Lantas itu, Raja Numa Pompilus sebagai Raja Kedua Romawi pun menambahkan bulan Januari dan Februari.
Dari penambahan inilah, kalender Masehi kini terdiri dari 12 bulan dari Januari hingga Desember. Paus Gregorius XIII pun menyempurnakan kalender Romawi dan memperkenalkan kalender Gregorian atau kalender Masehi pada 1582. Ia juga lantas menetapkan metode Tahun Kabisat pada kalender Gregorian dan menetapkan 29 Februari sebagai tanggal resmi tahun Kabisat.
Mengapa Februari hanya memiliki 28 atau 29 hari?
Berbeda dengan bulan-bulan lainnya dalam kalender Masehi dengan panjang 30 atau 31 hari, Februari hanya terdiri dari 28 atau 29 hari saja. Februari berasal dari kata februare yang berarti menyucikan dalam dialek suku Sabine kuno.
Melansir dari scotdman, Februari diresmikan sebagai bulan dalam Kalender Masehi oleh Raja Numa Pompilius. Sebelum ia menjabat sebagai pemimpin Romawi, dulunya kalender yang digunakan masih memakai sistem kalender Romawi di bawa kepemimpinan Raja Romulus.
Berbeda dengan Pompilus, Romulus hanya menetapkan kalender Romawi dengan panjang 10 bulan saja. Ia tak menambahkan 2 bulan tersebut karena dianggap tidak menghasilian panen apa pun. Saat Pompilus naik takhta, ia berinisasi menasukkan 2 bulan baru, Januari dan Februari. Dari keputusannya inilah, kini kalender Masehi yang kita kenal mempunyai perhitungan fase bulan yang berjumlah 12.
Supaya berjumlah 365 hari atau 366 hari dalam setahun, setidaknya harus ada satu bulan yang mempunyai jumlah hari genap. Maka dari itu, dipilihlah Februari untuk memiliki 28 hari atau 29 hari. Selain untuk menyeimbangkan penanggalan kalender supaya genap 365 hari atau 366 hari, bulan Februari dipilih berjumlah 28 hari sebagai bentuk penghormatan orang yang mati dalam upacara penyucian oleh orang Romawi.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai sejarah tahun kabisat. Sebelum menutup artikel ini, Popbela ingin menyampaikan fakta unik tentang Tahun Kabisat 2024, nih. For your information, kamu bisa memakai kalender tahun 1996 untuk mengetahui hari sepanjang tahun ini, lho! Karena baik 2024 dan 1996 memiliki periode tanggal yang sama, yaitu penanggalan awal Januari yang dimulai pada hari Senin!