Sebagai perempuan, setelah lulus kuliah pasti dihadapkan setidaknya pada tiga pilihan. Entah itu menikah, bekerja atau melanjutkan pendidikannya. Untuk Bela yang sudah mendapatkan jodohnya, dan akan segera melangsungkan pernikahan tidak usah berkecil hati karena merasa impian kariernya kandas. Kamu tetaplah menjadi sosok wanita keren dan hebat kok Bela. Sangat mulia bahkan. Kenapa? Karena Ibu rumah tangga hebat itu adalah seorang superwomen dengan segudang tugas yang sangat besar di rumah. Lebih besar dari tugas suaminya lho. Mau tahu?
Ibu rumah tangga mampu dan terbiasa mengatur keuangan keluarganya. Membelanjakan apa yang menjadi kebutuhan prioritas untuk rumahnya, suami dan anak-anaknya.
Setiap hari Ibu rumah tangga akan dengan sangat kreatif mencoba resep masakan dan membuat makanan yang sehat, bergizi dan enak untuk suami dan anaknya.
Pernah dengar pepatah “ibu adalah sekolah”? Pepatah itu mengungkapkan bahwa seorang Ibu lah pendidik pertama bagi anak-anaknya. Ibu yang cerdas akan melahirkan anak-anak yang cerdas, berkarakter dan taat pada agamanya. Oleh karena itu seorang ibu seharusnya mampu mendidik anaknya dengan nilai-nilai kebaikan dan kejujuran dengan kelembutan, kasih sayang dan ketegasan.
Orangtua yang menyenangkan adalah yang tahu kapan dapat berperan sebagai sahabat bagi anaknya. Seorang Ibu atau istri harus mampu dan mau masuk ke dunia anak dan suami. Mau mendengarkan keluhan, terbuka akan saran, menjadi teman diskusi dan berbagi pengalaman untuk saling memahami layaknya sahabat. Sehingga seorang anak dan suami akan merasa lebih percaya diri, diperhatikan dan dipenuhi kebutuhan emosinya.
Seringkali anak-anak merasa tidak bersemangat. Malas sekolah, bingung saat memilih ekstrakurikuler di sekolah, tidak percaya diri saat akan tampil di pentas sekolah, dan bosan dengan menu makanan yang tampaknya itu-itu saja. Sudah menjadi tugas Ibu untuk mengidentifikasi perilaku anak dan mampu mentreatmentnya dengan pas. Ibu harus tahu kapan momennya untuk menyemangati dan mendukung pilihan anak selama hal itu baik, dan tidak melanggar agama. Ibu juga dituntut untuk kreatif memberikan berbagai pilihan, dan mengarahkannya sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki sang anak. Hal-hal tersebut tentunya haruslah disampaikan dengan bahasa yang baik dan mudah dimengerti oleh anak, sehingga akan tumbuh mental percaya diri pada diri anak.
Saat salah satu anggota keluarga sakit, ibu lah yang akan dengan sigap merawat, mengantarkan ke dokter, mengingatkan untuk meminum obat, membuatkan bubur dan memastikan kondisi suami dan anaknya telah sehat.