Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

[EXCLUSIVE INTERVIEW] Silica Gel Mendefinisikan Makna Kreativitas

Turut ungkap rencana konser solo di Indonesia

Zikra Mulia Irawati

Musik band tengah menjadi demam baru di Korea Selatan. Silica Gel (실리카겔, dibaca: sillika gel) jadi salah satu grup indie yang paling bersinar. Nama-nama besar di kalangan penggemar K-pop mainstream, misalnya RM BTS dan Han Stray Kids, bahkan terang-terangan mengidolakan mereka.

Pada penghujung 2023 lalu, Silica Gel merilis album penuh kedua mereka yang berjudul POWER ANDRE 99. Karya tersebut berhasil membawa band beranggotakan Kim Geonjay (drummer/leader), Kim Chunchu (gitaris/vokalis), Kim Hanjoo (vokalis/gitaris/keyboardist), dan Choi Woonghee (bassist) ini menjadi satu-satunya perwakilan Korea Selatan di nominasi Golden Indie Music Awards 2024 untuk kategori Best Asian Creative Artist.

Lewat wawancara eksklusif ini, Popbela menggali lebih dalam tentang bagaimana Silica Gel mendefinisikan makna kreativitas. Tak hanya itu, mereka juga membagikan pengalaman selama hampir satu dekade berkarier sebagai musisi indie di industri musik Korea yang didominasi oleh grup idol. Seperti apa ceritanya?

Asal tumbuhnya kreativitas

Dok. Silica Gel

Menjadi bagian dari nominasi Best Asian Creative Artist di Golden Indie Music Awards 2024 bukanlah hal yang mudah. Berdasarkan rilis resmi yang Popbela terima, ajang ini melakukan kurasi terhadap 79 submisi dari Malaysia, Australia, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Hong Kong, Filipina, Singapura, Indonesia, dan Thailand. Silica Gel dengan album POWER ANDRE 99 kemudian terpilih bersama Age Factory (Jepang), LITE (Jepang), Virgin Vacation (Hong Kong), NaraBara (Mongolia), dan Yeoian (Tiongkok).

Popbela lalu penasaran tentang bagaimana Silica Gel menafsirkan makna kreativitas. Sejak debut pada 21 Agustus 2015 lalu, band ini telah dikenal dengan karya yang menonjol dalam berbagai aspek. Mereka tak segan bereksperimen dengan beragam jenis alat musik, penggunaan efek vokal, hingga menciptakan kata-kata baru tanpa makna tertentu sebagai lirik lagu. Totalitas berekspresi itu turut tercurah lewat konsep visual yang meninggalkan kesan tak kalah kuat bagi penikmatnya.

Kreativitas selalu menjadi sebuah konsep yang menantang dan rumit untuk kami. Terkadang, sebagai sebuah tim, kami mencoba untuk menyerap pengaruh dari apa pun yang ada di sekitar kami. Di lain waktu, kami juga berusaha untuk melepaskan diri dari semua pengaruh. Bagi kami, kreativitas mungkin adalah sebuah hasil alami dari proses-proses yang berlawanan tersebut, sejenis ketegangan yang muncul dari keduanya,” jawab band yang bernaung di label CAM with us ini.

Arti POWER ANDRE 99 bagi Silica Gel

Dok. Silica Gel

Silica Gel turut menambahkan bahwa kreativitas adalah buah dari proses panjang bernama ketekunan. Di saat yang sama, karya band ini juga menggaet lebih banyak audiens dengan pertumbuhan organik yang memakan waktu hampir satu dekade sejak debut. Usai tampil membawakan “Tik Tak Tok” dan “NO PAIN” di Melon Music Awards 2023 lalu, mereka berhasil mencuri perhatian dan membuat peningkatan angka streaming musik hingga 164,5%–dikutip dari The Korea Times

Gelombang besar atensi tersebut kemudian membuat perilisan POWER ANDRE 99 pada 20 Desember 2023, yang hanya berselang hampir tiga pekan, begitu diantisipasi. Album berisi 18 lagu ini merupakan gabungan dari materi baru serta materi terdahulu mereka. Berikut tracklist karya berdurasi 1 jam 14 menit tersebut:

  1. “On Black”
  2. “Eres Tu”
  3. “Juxtaposition”
  4. “Realize”
  5. “Gosan”
  6. “Andre99”
  7. “Babyface”
  8. “NO PAIN”
  9. “The Rim”
  10. “T”
  11. “Tik Tak Tok (feat. So!YoON!)”
  12. “Budland”
  13. “Ryudejakeiru”
  14. “APEX”
  15. “Ondine”
  16. “Mercurial”
  17. “MachineboyGong”
  18. “PH-1004”

Melalui album ini, kami telah mengadopsi cerita dari single (“NO PAIN”, “Mercurial”, “Tik Tak Tok”) dan EP terdahulu kami (Machine Boy) dan melebarkannya menjadi sebuah semesta yang lebih luas dan utuh. Pelebaran ini memberikan warna unik pada album yang membuat cerita-cerita tunggal tersebut menjadi sebuah narasi besar,” kata Silica Gel.

Sebagai album penuh kedua dalam diskografi mereka, POWER ANDRE 99 menyimpan makna yang begitu dalam bagi tiap member. Karya ini tak hanya unik karena berisi lagu-lagu dengan durasi yang bervariasi, tetapi juga menjadi dokumentasi perjalanan dan pemikiran Silica Gel yang terlibat langsung selama proses penciptaannya. 

Kami yakin bahwa POWER ANDRE 99 memiliki beragam keunikan, tetapi yang paling menonjol dari semua itu adalah labelnya sebagai ‘album penuh kedua’ kami dan durasinya yang bervariasi. Bagi para musisi, sebuah album penuh sangat penting dan menjadi karya yang punya makna mendalam. Itu menjadi koleksi yang menangkap pemikiran, perjuangan, dan ekspresi sang musisi seiring berjalannya waktu–sebuah potret kehidupan sang musisi selama periode tersebut. Tujuan kami yaitu mempersembahkan ‘koleksi’ dalam bentuk sebuah ‘album penuh,’” imbuh mereka.

Kendala selama berkarya

instagram.com/silicagel.official

Menjadi grup band di tengah gempuran grup idol harus diakui bukanlah hal yang mudah. Terlebih, sebelumnya musik band juga kurang mendapatkan perhatian di Korea Selatan. Silica Gel tak mengelak tentang adanya berbagai kendala teknis saat akan tampil di panggung karena masih adanya keterbatasan dari segi fasilitas.

Di Korea, rasanya kami telah melewati perkembangan secara kuantitatif dan sekarang sedang menghabiskan waktu dalam fase perkembangan kualitatif. Bagaimanapun, dengan adanya transisi ini, kami sering merasa bahwa masih ada kekurangan dari segi infrastruktur untuk mendukung keberagaman ledakan musik dan budaya yang sedang berlangsung. Dalam skala yang lebih kecil, misalnya, ketika kami diundang untuk tampil dan mengajukan permintaan alat. Terkadang kami diberi tahu bahwa alat yang kami minta tidak tersedia, atau kami hanya diberi waktu 15 menit untuk menyelesaikan transisi panggung dan melakukan cek sound karena keterbatasan jadwal,” ungkap mereka.

instagram.com/silicagel.official

Silica Gel lanjut mengungkap bahwa proses berkarya mereka terkadang menghadapi kendala keterbatasan sumber. Kembali lagi, grup ini juga berusaha mendobrak segala pengaruh dalam proses kreatifnya. Namun, kebaruan ide tersebut tak jarang menemui jalan buntu.

Ketika kami sedang mengembangkan sebuah ide dan berupaya mewujudkannya, kami terkadang menemukan fakta bahwa bukan hanya kurangnya sosok expert yang bisa diajak berkolaborasi, tetapi juga bidang tertentu yang lebih spesifik juga tidak ada,” sambung Silica Gel.

Sehubungan dengan situasi pelik tersebut, Popbela kemudian mengajukan pertanyaan tambahan: setelah berkarier selama hampir satu dekade, bagaimana pendapat Silica Gel soal dukungan yang sekiranya bisa diberikan oleh industri musik untuk kasus ini? Bagaimanapun, komunitas musisi indie juga berhak untuk berkarya di ekosistem yang lebih baik.

Mereka menjawab, “saat kami berulang kali membaca pertanyaan ini, kami menyadari bahwa sangat penting bagi musisi indie untuk menyajikan karya mereka secara bertanggung jawab dengan cara yang memungkinkan mereka untuk menuntut apa yang layak mereka dapatkan. Daripada mencari hal apa yang bisa diberikan industri ini, kami berharap bisa melihat kemunculan yang lebih luas dari keberagaman budaya Korea dan sekumpulan audiens yang terus berkembang untuk memberi mereka apresiasi.” 

Jika memang ada langkah konkret yang bisa dilakukan, Silica Gel berharap industri musik bisa memiliki pondasi yang lebih kuat. Tujuannya tak lain agar berbagai budaya bisa memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan dikenal lebih luas sembari tetap menciptakan karya terbaiknya. Untuk sekarang, band ini bersyukur dengan fakta bahwa Korea Selatan konsisten menarik perhatian dalam aspek budaya. Mereka pun yakin ada potensi yang masih bisa dikembangkan dari sana meski tanpa melibatkan terobosan yang dramatis.

Musim semi dalam karier

Jika diibaratkan sebagai sebuah musim, ledakan popularitas band yang terjadi belakangan ini di Korea bagaikan musim semi. Silica Gel menjadi salah satu bunga yang mekar dengan indah dan menebar aroma harum sehingga sukses membuat banyak orang penasaran. Mereka pun tak menampik fakta ini. Jika ingin melihat daya tarik Silica Gel yang sesungguhnya, datang menyaksikan pertunjukan langsung mereka merupakan agenda yang wajib dicoba.

Kami yakin pesona kami ada pada penampilan kami yang passionate di atas panggung. Sebetulnya ada sejenis ‘celah’ di antara bagaimana kami berlaku di atas panggung dan di balik panggung. Oleh karena itu, kami akan mengatakan bahwa daya tarik kami benar-benar bersinar selama melakukan pertunjukan langsung. Kami sangat merekomendasikan untuk mencoba datang ke salah satu panggung kami jika kalian punya kesempatan,” tutur band tersebut.

Hal tersebut bukanlah isapan jempol belaka. Sepanjang 2024, memenuhi panggilan festival musik memang menjadi salah satu agenda band ini. Panggung utama dua festival rock terbesar di Korea, Incheon Pentaport Rock Festival dan Busan International Rock Festival, dipadati penonton yang berbondong-bondong ingin menyaksikan aksi panggung Silica Gel. 

Apresiasi dari ajang penghargaan pun datang silih berganti. Maret lalu, Silica Gel menerima tiga piala untuk kategori Musician of the Year, Best Modern Rock Album (Machine Boy), dan Best Modern Rock Song (“Tik Tak Tok” feat So!YoON!) dari Korean Music Awards 2024. Tepat di hari Popbela menerima jawaban wawancara tertulis ini, Senin (28/10) lalu, Silica Gel juga diumumkan sebagai salah satu penerima penghargaan dari Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata untuk ajang Korea Popular Culture and Arts Awards 2024. Menariknya, dua penerima lain dari kalangan musisi juga merupakan band yang sama-sama tengah naik daun, yaitu JANNABI dan DAY6.

Menanggapi pencapaian yang datang bertubi-tubi sepanjang 2024 ini, Silica Gel tetap menolak untuk lengah. Mereka menyadari masa kejayaan ini mungkin tak akan berlangsung selamanya. Oleh karena itu, mereka ingin memanfaatkan momen ini sebaik-baiknya.

Bagaimanapun, ‘mekar’ seringnya datang bersama kemungkinan untuk layu. Kami berharap periode mekar ini dapat mengarahkan pertumbuhan kami dengan lebih lancar dan memastikan bahwa ada banyak peluang untuk bertahan,” tutur mereka.

Berencana gelar Asia tour

Bicara tentang rencana mendatang, menjaga kesehatan dan terus berkarya jelas merupakan tujuan utama Silica Gel. Sehubungan dengan album POWER ANDRE 99 yang mendapat nominasi di Golden Indie Music Awards yang diselenggarakan oleh Taiwan, mereka pun mengungkapkan keinginan untuk berkolaborasi dengan salah satu grup indie dari negara tersebut.

Jika kami harus memilih (berkolaborasi dengan musisi) yang memiliki kesamaan sentimen, jawabannya adalah Sunset Rollercoaster. Mereka adalah musisi Taiwan pertama yang pernah tampil bersama kami ketika mereka datang ke Korea. Terlebih lagi, mereka adalah musisi Taiwan yang paling dekat dengan kami,” beber mereka.

Dok. Silica Gel

Dari sekian banyak agenda yang Silica Gel lakukan sepanjang tahun ini, konser solo mereka yang bertajuk Syn.THE.Size III menjadi salah satu momen yang paling berkesan. Di ruang inilah band ini bisa berbagi tawa dan air mata bersama para penggemar yang terus mendukung karya-karya mereka. Kabar baik, rencana Asia tour–termasuk ke Indonesia–sudah mereka agendakan pada 2025 nanti!

Ke depannya, kami akan terus bekerja keras dalam merilis musik dan melakukan pertunjukan, mencari sesuatu yang baru. Kami juga berencana mengadakan tur Asia tahun depan, dengan keinginan untuk kembali ke Indonesia,” ungkap mereka yang akan terlebih dahulu mampir ke Jakarta untuk tampil di Joyland Festival 2024 pada 22 November mendatang.

Perjalanan panjang Silica Gel tampaknya bisa menjadi penyemangat bagi kita semua untuk sungguh-sungguh menekuni hal yang kita cintai. Bahkan setelah talentanya diakui oleh berbagai kalangan, grup ini masih bertekad mencoba banyak hal baru. Bagi mereka, kunci dari semua ini adalah memulai dari hal-hal kecil.

Jika kita membangunnya dengan stabil dan teliti, dimulai dari hal-hal kecil, kami percaya bahwa momen ‘golden cross’ itu perlahan akan tiba,” ujar mereka.

Kamu setuju dengan ucapan Silica Gel yang satu ini, Bela?

IDN Channels

Latest from Working Life