Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Generasi Muda Terjebak Dalam Inflasi Gaya Hidup, Simak Penyebabnya

Wajib hati-hati

Tita Florita

Generasi muda zaman sekarang mulai peka dengan harga. Mulai dengan harga properti yang tidak bisa dijangkau hingga kebutuhan hidup semakin mahal. Mereka terjebak dengan inflasi gaya hidup, maksudnya adalah menghabiskan pengeluaran lebih besar dari penghasilan. Selalu merasa kurang dan mengira kehidupan orang lain lebih makmur. Kalau kamu sedang mengalami situasi yang tidak sehat seperti ini, ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya. Simak poin dibawah dan segara lakukan perubahan.

1. Peningkatan gaya hidup

pexels-photo-877701-4c6ac6934b67a529b831fb3c18726701.jpegpexel.com/rawpixel.com

Ini seharusnya kamu sadari ketika banyak pusat perbelanjaan, tempat nongkrong, hingga masuknya merek-merek baru. Kebutuhan hidup bukan lagi sandang, pangan, dan papan. Banyak kebutuhan pelengkap yang masuk dalam kebutuhan pokok. Inflasi gaya hidup bukan masalah kalau kamu bisa mengendalikan. Yang menjadi masalah ketika penghasilanmu hanya cukup untuk hidup sederhana, namun gengsi dan keinginan impulsif terlalu menguasai.

2. Keuangan pribadi yang kurang kontrol

pexels-photo-54283-11c67ac3531642d393ff7782927ee215.jpegpexels.com/Kaboompics .com

Mengeluarkan dana untuk barang atau sesuatu yang tidak terlalu penting memang sering dilakukan. Selain itu, kebiasan menabung yang belum baik. Kalau kamu masih melakukan dua hal ini, bisa dikatakan belum bisa mengendalikan penghasilan dengan baik. Sebesar apa pun gaji yang kamu dapat, kamu masih bersikap boros dan mengabaikan dana cadangan bukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Walaupun lelah, catat pengeluaran secara rutin sebagai bentuk tanggung jawab.

3. Tidak paham dengan diri sendiri

coffee-cup-books-home-3275e6fbf611cbe6dee57e1f728f6916.jpgpexels.com/Kaboompics .com

Mempunyai pendapatan sendiri memang menyenangkan. Namun, sesekali kamu lupa dengan apa yang membuat kamu bahagia dan harus dinikmati. Belanja memang bisa menimbulkan rasa puas dan senang. Tapi, ada baiknya kamu belanja sesuai dengan kebutuhan dan dapat kamu nikmati. Bukan sekedar untuk melampiaskan rasa kesal, bosan, dan merasa kurang. Kalau memang hidup sederhana bisa membuat kamu bahagia, ada baiknya untuk tidak memaksa dan menuruti ego sesaat.

4. Terpengaruh lingkungan sosial

coffee-mug-apple-iphone-ef4187dc7156ff512e80b0ce7259099f.jpgpexels.com/Kaboompics.com

Pertemanan hingga pengaruh media sosial memang bisa memengaruhi peningkatan gaya hidup. Banyak perkataan harus seperti ini dan itu untuk mendapatkan kesan yang menyenangkan di masyarakat. Mereka menuntut dan kamu wajib mengabulkannya. Kalau seperti ini terus, wajar saja kalau kamu mengalami inflasi gaya hidup. Dalam situasi seperti ini, kamu memang wajib membedakan mana benar-benar masukan, hanya kritikan biasa, atau iri.

5. Kurang memperhatikan aktivitas

coffee-cup-mug-apple-355d9131449f4ed77addbf81f748650e.jpgpexels.com/Kaboompics .com

Aktivitas yang padat secara tidak langsung membuat kamu kurang efektif dalam mengelola keuangan. Misalnya terlalu sering membeli makanan di luar, itu pun bukan makan sederhana. Ada baiknya untuk mengurangi, caranya kamu bisa sarapan di rumah atau kost meskipun sederhana. Belum lagi dengan budaya meminjam uang. Kalau kamu punya kebiasaan seperti ini sebaiknya dihentikan. Tidak ada ruginya kalau kamu mulai mengurangi kegiatan yang tidak sesuai dengan pendapatan.

Baik masih kuliah maupun sudah bekerja ada baiknya untuk memperhatikan keuangan pribadi.

BACA JUGA : The Urban Poor, Tren Gaya Hidup di Kalangan Generasi Millennial

IDN Channels

Latest from Working Life