Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Art Jakarta, Sindir Masyarakat Urban hingga Dukung Perempuan Tangguh

Rara Peni Asih

Tahun ini menandakan Art Jakarta telah sukses selama 10 tahun menyuguhkan karya seni seniman lokal hingga internasional sejak tahun 2009 lalu. Kali ini, Art Jakarta digelar mulai 3-5 Agustus 2018 di Ballroom The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place dengan memamerkan 1.000 karya seni lebih dari 300 seniman lokal dan internasional dan 51 galeri.

Bicara soal seni, pameran sejenis ini tak hanya sekedar menarik para kolektor baru hingga senior, namun juga membangkitkan sensitifitas penikmat seni yang newbie alias yang hanya sekadar ingin berfoto-foto saja demi Instagram. Miris kan kalau datang ke pameran seni tanpa bisa memahami makna dari karya seni yang terpajang?

img-1407-efce21b0985bb83b15365c1c330f9fc1.JPGpopbela.com/Rara Peni Asih

Apalagi Ria Lirungan, Deputy Head of Committee Art Jakarta 2018 mengatakan kalau Art Jakarta adalah wadah edukasi yang mampu mengembangkan komunitas seni serta menjadi platform bagi seniman muda potensial. Agak miris juga kan kalau kita datang hanya dengan berniat foto-foto saja, tanpa menggali rasa ingin tahu kita apa yang hendak disampaikan karya dari seniman lokal berbakat kita?

Sindir Modernitas di Indonesia

img-1419-d89b3cdd606efc5054056c7967c81c17.JPGpopbela.com/Rara Peni Asih

Apalagi tiap karya seni, entah itu foto, lukisan, hingga instalasi seni bentuk apapun, selalu kental dengan makna dan ide yang ingin disampaikan sang pemilik karya. Misalnya saja karya seni milik Heri Dono berjudul “Moon Racer” yang dipamerkan di Art Jakarta 2018. Instalasinya yang bercampur antara modern dan kuno ini ternyata sebuah sindiran terhadap lambannya modernitas yang terjadi di Indonesia. Sindiran ini dapat dilihat dari wujud bemo silver dengan mesin seadanya yang menandakan kekunoan, namun ditumpangi seorang yang berpakaian lengkap seperti astronot, yang menyiratkan teknologi mutakhir. Lewat karyanya ini, Heri Dono ingin menyampaikan bahwa Indonesia tidak memproduksi dan menciptakan alat transportasi sendiri, melainkan memakai ulang bemo yang dikirim pemerintah Jepang pada perang Dunia II.

img-1423-83d4498882a071946a043cfeb5dc18cf.JPGpopbela.com/Rara Peni Asih

Jika Heri Dono menyampaikan lambannya kemajuan teknologi yang terjadi di Indonesia, lain lagi dengan karya Eddy Susanto. Instalasi seni dengan 9 panel kanvas bergambar rumah Joglo dari tulisan Jawa ini justru menyindir masyarakat urban yang melupakan rumah khas Jawa yang dikenal dengan sebutan rumah Joglo. Instalasi dengan pagar hitam yang tersemat papan pengumuman “Dijual” dan daun kering berserakan di depan rumah joglo ini mewakili kondisi punahnya rumah Joglo di Yogyakarta. Memasuki zaman modern ini, justru pemilik rumah Joglo memilih menjual tanahnya dan dibeli oleh ‘orang kota’ yang mengubah rumah joglo menjadi rumah modern yang fungsinya sebagai tempat singgah untuk melepas lelah saat berpelesir dan jarang dihuni, tak heran kalau judulnya saja “The Irony of Ruralism”.

“Woman Warriors”

Selain karya seni yang berisi sindiran, Art Jakarta juga tak lupa menyuguhkan karya seni yang dekat dengan dunia fashion dan kecantikan. Tak hanya instalasi seni dari sisi kecantikan berjudul “Find Your Light” karya Meliantha Muliawan untuk Lancome Genifique, tetapi aksesori rancangan Rinaldy Yunardi juga dipamerkan di Art Jakarta juga mewakili dari sisi dunia fashion, karya satu ini tampil bak primadona.  

img-1436-e1b6ce80d68f3fc328ad03d6fd1838db.JPGpopbela.com/Rara Peni Asih

Judul “Woman Warriors” adalah salah satu judul karya seni Rinaldy Yunardi, yang dikenal sebagai designer Bridal Accessories. Dalam karyanya ini, Rinaldy ingin mewakili kaum perempuan yang dipandang sebelah mata. Lewat karya busana kebaya berwarna emas menyiratkan sosok perempuan yang terkesan manis dari tampak luar, tetapi kebaya bordir tersebut justru dibuat dengan material metal, yang konotasinya bahwa meski kebaya terkesan manis, sebetulnya perempuan adalah sosok yang tangguh. Ketangguhan pun tersirat dari material kebaya dan jubah ranting tajam yang terhias, selaras dengan suara Rinaldy yang ingin menggaungkan makna ‘woman empowerment’.

img-1438-912b353824cca7c2a5c2aaf259d57372.JPGpopbela.com/Rara Peni Asih

Setelah kamu melihat dan memahami sedikit karya seni yang dipamerkan Art Jakarta 2018 dalam ulasan ini, jika kamu tertarik datang untuk menikmati karya seniman berbakat Indonesia dan Internasional di Art Jakarta, kamu bisa datang ke Pacific Place di lantai 4, mulai hari ini (⅜) hingga 5 Agustus mendatang.  

 

BACA JUGA: EXCLUSIVE: Kekaguman Ayla Dimitri Terhadap Karya Seni Yayoi Kusama

IDN Channels

Latest from Working Life