Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Ini Sejarah Kenapa Lato-Lato Dilarang di Amerika Serikat dan Mesir

Adanya lato-lato tuai banyak pro kontra sejak dulu

Nindi Widya Wati

Mainan lato-lato belakangan ini sangat digandrungi oleh kalangan anak-anak di Indonesia, hingga menarik minat rasa kepo orang dewasa untuk memainkannya. Kepopuleran mainan bola plastik yang diikat seutas tali ini, membuat beberapa daerah di Tanah Air mengadakan lomba lato-lato dengan menawarkan hadiah menarik. 

Meski banyak disukai, namun mainan yang memiliki suara khas "tak tek tak tek" tersebut dinilai sangat berisik dan membuat orang merasa terganggu. Bahkan, mainan dengan nama lain "Latto-latto" dan “Klackers“ ini dilarang keberadaannya di Amerika Serikat, lantaran dianggap sangat berbahaya. 

Lato-lato timbulkan insiden cedera mata

Dok. Internet

Lato-lato sempat populer di Amerika Serikat pada tahun 1960 sampai 1970-an. Mainan ini terbuat dari akrilik hingga kayu yang saat pecah, serpihannya dapat terpental dan mengakibatkan sejumlah kasus cedera mata. Berangkat dari hal tersebut lato-lato dianggap berbahaya di Amerika Serikat. 

Risiko insiden cedera mata mengakibatkan lato-lato sempat ditarik dari pasaran. Dikutip dari laman Groovy History, kasus tersebut kemudian mendorong perubahan bahan dasar kaca pada lato-lato menjadi plastik. Namun nyatanya, lato-lato yang dibuat dengan plastik pada 1970-an juga berpotensi pecah. Terbukti lewat data New York Times pada 12 Februari tahun 1971, setidaknya ada empat kasus cedera akibat lato-lato. 

Resmi dilarang beredar di Amerika Serikat

Dok. Internet

Tercatatnya kasus cedera lato-lato, kembali membuat Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) melarang peredaran mainan tersebut. Beberapa komunitas dan Organisasi Masyarakat untuk Mencegah Kebutaan (Society for the Prevention of Blindness) juga turut mendukung keputusan FDA.

Sebenarnya, sebelum melakukan pelarangan FDA menguji banyak perusahaan untuk menemukan kecepatan dan potensi pecahnya lato-lato. Beberapa tahun setelahnya pada 1973, Consumer Product Safety Commission atau Komisi Keamanan Produk Konsumen muncul dengan banyak himbauan terhadap mainan ini. 

Melansir dari website Komisi Keamanan Produk Konsumen Amerika Serikat (CPSC), U.S Marshall menyita sebanyak 4.600 produk Lato-lato di Phoenix, Arizona pada tanggal 6 Desember 1985. Mereka menyebut mainan tersebut berbahaya karena mudah pecah dan melukai anak-anak. Secara lebih saksama, mereka juga melarang penjualan lato-lato di Amerika Serikat. 

Sempat pula menuai kontra di Mesir

Dok. Internet

Tak hanya menuai kontra di di Amerika Serikat, lato-lato juga dilarang beredar di Mesir. Bukan tanpa alasan, mainan tersebut dianggap melecehkan Presiden Mesir Abdul Fattah as-Sisi pada tahun 2017. Kala itu, lato-lato disebut sebagai Sisi's balls yang artinya mengacu pada testis atau organ reproduksi presiden tersebut. 

Lato-lato kembali viral di Indonesia

Dok. Internet

Namun di sisi lain, pada tahun 1990-an lato-lato justru diterima baik masuk ke Tanah Air dengan cara bermain yang sama dan kembali viral seperti sekarang. Kalau keberadaan latto-latto di sini memiliki bahan berbeda, yaitu dari plastik polimer yang cukup berat dan keras namun tetap harus diwaspadai penggunaannya. 

Bahkan, baru-baru ini di Indonesia juga muncul peraturan terkait pelarangan membawa lato-lato. Seperti contohnya, Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Barat, di Provinsi Lampung yang melarang siswa membawa lato-lato ke sekolah. Hal tersebut bertujuan agar mainan dengan suara nyaring ini tak mengganggu konsentrasi belajar-mengajar di lingkungan sekolah. 

Wah, apakah kamu salah satu penggemar mainan lato-lato, Bela? Kalau iya, harap berhati-hati saat memainkannya, ya.

IDN Channels

Latest from Working Life