Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Perbedaan Jurnal Sinta dan Scopus, Publikasikan Hasil Karyamu di Sini!

Penelitian akademikmu bisa mendapat banyak eksposur

Niken Ari Prayitno

Kalau kamu lagi berusaha meningkatkan kualitas penelitian atau ingin publikasi yang diakui lebih luas, tentu kamu pernah mendengar tentang jurnal Sinta dan Scopus. Keduanya memang sama-sama bergengsi, tapi ada perbedaan penting yang perlu kamu tahu sebelum memutuskan mau submit karya ilmiah kamu ke mana. 

Dalam dunia akademik, publikasi di jurnal internasional jadi salah satu tolak ukur kualitas penelitian. Tapi, sebelum terjun lebih dalam, penting banget buat kita paham bedanya antara jurnal Sinta yang merupakan produk lokal dan jurnal Scopus yang sudah go international. Biar nggak salah langkah, simak dulu penjelasannya di sini!

Apa itu jurnal Sinta?

Sinta.kemdikbud.go.id

Jurnal Sinta, atau Science and Technology Index, adalah platform yang dikembangkan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Indonesia. Tujuan dibuatnya platform ini adalah untuk nge-track dan nge-ranking jurnal-jurnal ilmiah di Indonesia berdasarkan kualitasnya. Jadi, kalau kamu mau tahu seberapa kredibel sebuah jurnal di Tanah Air, Sinta ini bisa jadi patokan. Semakin tinggi peringkat jurnal di Sinta, semakin diakui kualitasnya dalam dunia akademik Indonesia.

Dalam jurnal Sinta, nggak cuma soal publikasi sains dan teknologi. Ada juga jurnal-jurnal di bidang sosial, humaniora, bahkan seni yang masuk dalam databasenya. Jurnal-jurnal ini diurutkan mulai dari Sinta 1 yang paling tinggi sampai Sinta 6. Jadi, bisa dibilang, Sinta itu seperti seleksi alam versi akademis. Jurnal yang terdaftar di Sinta berarti sudah lolos seleksi ketat dan diakui punya kontribusi penting dalam bidangnya masing-masing.

Untuk para akademisi di Indonesia, punya publikasi di jurnal yang terindeks Sinta itu salah satu pencapaian prestisius. Selain menambah nilai kredit, jurnal Sinta juga jadi modal penting untuk pengembangan karier, apalagi kalau mau melanjutkan studi atau mendapatkan hibah penelitian. 

Apa itu jurnal Scopus?

Scopus.com

Jurnal Scopus itu ibarat "the holy grail" dalam dunia akademis internasional. Scopus sendiri adalah database yang dimiliki oleh Elsevier, salah satu penerbit akademik terbesar di dunia. Kalau karya ilmiah kamu bisa masuk ke jurnal yang terindeks Scopus, itu artinya penelitianmu udah diakui di kancah global. Scopus ini nggak main-main, Bela. Mereka cuma menerima jurnal dengan standar kualitas super ketat, jadi nggak heran kalau banyak peneliti berlomba-lomba untuk bisa publikasi di sana.

Scopus mencakup berbagai bidang ilmu, mulai dari sains, teknologi, sosial, hingga humaniora. Dengan lebih dari 24,000 jurnal dari berbagai negara yang terindeks di Scopus, platform ini jadi semacam "one-stop shop" buat akademisi yang mau mencari referensi atau melacak tren penelitian terbaru. Nggak cuma jurnal, Scopus juga mengindeks prosiding konferensi dan buku-buku ilmiah, jadi koleksi referensinya super lengkap.

Kenapa jurnal Scopus dianggap sangat prestisius? Selain karena cakupan globalnya, jurnal yang terindeks di Scopus juga dipantau terus-menerus untuk memastikan kualitasnya tetap terjaga. Buat akademisi, punya publikasi di jurnal Scopus bisa membuka banyak pintu, mulai dari kolaborasi internasional sampai kesempatan beasiswa atau grant.

Kelebihan dan kekurangan jurnal Sinta

Sinta.kemdikbud.go.id

Sebelum memutuskan untuk mempublikasikan jurnal di Sinta, simak dulu kelebihan dan kekurangannya berikut ini.

Kelebihan Sinta

Mudah diakses: Buat kamu yang berkecimpung di dunia akademis Indonesia, Sinta ini ibarat perpustakaan favorit yang gampang banget diakses. Karena memang dirancang khusus untuk jurnal-jurnal di Indonesia, kamu nggak perlu repot-repot mencari jurnal yang relevan dengan topik penelitian kamu. Tinggal buka platform Sinta, dan voila! Semua jurnal lokal yang kamu butuhkan ada di satu tempat. Nggak cuma itu, karena Sinta lebih fokus ke jurnal dalam negeri, proses pencariannya jadi lebih cepat dan langsung nyambung ke apa yang kamu perlukan. 

Relevan: Jurnal-jurnal yang terindeks di Sinta sering kali mengangkat isu-isu terkini yang ada di Indonesia, mulai dari masalah sosial, budaya, hingga teknologi terbaru yang sedang tren di sini. Jadi, kalau kamu sedang mencari referensi yang bener-bener relevan sama situasi lokal, Sinta ini bisa jadi harta karun buat kamu. Dengan fokus pada penelitian yang berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari di Indonesia, kamu bisa menemukan banyak banget insight yang fresh dan langsung bisa diaplikasikan di konteks kita. 

Kekurangan Sinta

Jangkauannya terbatas: Meski Sinta punya segudang kelebihan, tapi harus diakui kalau jangkauannya agak terbatas. Karena fokusnya lebih ke jurnal-jurnal lokal, kadang-kadang kamu bakal kesulitan kalau butuh referensi dari luar negeri yang lebih lengkap dan mendalam. Buat kamu yang pengin eksplor lebih jauh atau sedang mengerjakan penelitian yang butuh sudut pandang global, mungkin kamu harus beralih ke database lain yang lebih internasional. 

Kelebihan dan kekurangan jurnal Scopus

Scopus.com

Sama seperti jurnal Sinta, Scopus juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Apa saja? Simak dulu, yuk, sebelum kamu memutuskan untuk mempublikasikan jurnalmu di sini. 

Kelebihan Scopus

Bergengsi: Scopus itu ibarat "Instagram-nya" dunia akademik, di mana semua penelitian keren dan terkemuka dapat kamu akses. Bayangkan saja, kalau jurnalmu berhasil masuk ke Scopus, artinya penelitianmu sudah diakui secara internasional. Ini bukan cuma soal dapet tempat di jurnal, tapi juga soal pengakuan dari akademisi di seluruh dunia. Publikasi di jurnal yang terindeks Scopus bisa jadi pencapaian luar biasa dalam karier akademismu. 

Komprehensif: Scopus punya koleksi jurnal yang super lengkap dari berbagai bidang ilmu, mulai dari sains, teknologi, sosial, hingga humaniora. Jadi, apapun topik yang sedang kamu teliti, kemungkinan besar kamu bakal menemukan referensi yang kamu butuhkan di sana. Scopus ini benar-benar komprehensif dan mencakup ribuan jurnal dari berbagai negara. Artinya, kamu bisa dapat sudut pandang yang luas dan up-to-date dari seluruh dunia. Nggak cuma jurnal, Scopus juga punya prosiding konferensi dan buku ilmiah, jadi koleksi referensinya benar-benar lengkap dan multifungsi.

Kekurangan Scopus

Aksesnya terbatas: Tapi, ada satu hal yang mungkin bikin kamu mikir dua kali, yaitu aksesnya yang terbatas. Untuk bisa menikmati semua artikel di Scopus, biasanya kamu harus berlangganan lewat perpustakaan universitas atau lembaga penelitian. Artinya, kalau kamu nggak punya akses institusional, kamu mungkin harus bayar mahal untuk baca satu artikel saja. Jadi, meskipun Scopus sangat bergengsi dan komprehensif, ada hambatan dalam hal aksesibilitas. Buat kamu yang terbiasa dengan akses bebas, ini bisa jadi tantangan tersendiri.

Itulah tadi perbedaan jurnal Sinta dan Scopus, beserta dengan kelebihan dan kekurangannya. Kamu perlu memperhatikan hal tersebut baik-baik sebelum memutuskan untuk mengunggah jurnal kamu, ya!

IDN Channels

Latest from Working Life