Selasa, 8 Februari 2022 dini hari, sebuah mobil Toyota Camry bernomor polisi B-1102-NDY melaju dengan kecepatan penuh di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Sayangnya, sang pengemudi kehilangan kendali yang membuat mobil tersebut menabrak separator jalan.
Insiden tersebut menyebabkan percikan api yang langsung membesar, hingga membakar seluruh badan mobil. Sopir dan penumpang di dalamnya tidak dapat menyelamatkan diri. Akhirnya, mereka meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut.
Polisi kemudian melakukan olah TKP dan identifikasi dua jenazah yang terperangkap di dalam mobil yang terbakar. Berdasarkan hasil identifikasi, diketahui bahwa korban tersebut adalah AKP Noviandi Arya Kharisma dan salah satu kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Fatimah, atau yang akrab disapa Sis Zahra.
Setelah identitas korban diungkap ke publik, banyak warganet yang penasaran dengan sosok polisi Noviandi ini. Siapa sebenarnya Noviandi Arya Kharisma dan apa jabatan terakhir yang diemban olehnya sebelum meninggal dunia?
Putra sulung Gubernur Kalimantan Utara
Setelah ditelusuri, Noviandi merupakan putra sulung dari Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang atau yang akrab disapa Arifin Paliwang. Diketahui, Noviandi mengikuti jejak sang ayah untuk meniti karier sebagai polisi. Sebab, sebelum dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai gubernur pada 15 Februari 2021 lalu, Arifin merupakan pensiunan Jenderal Bintang I Polisi Republik Indonesia yang pernah menjabat sebagai Wakapolda Kalimantan Utara.
Jabatan terakhir yang diemban Noviandi
Sebelum meninggal dunia, Noviandi sempat mengemban jabatan yang cukup penting di dua polres yang berbeda. Ia pernah menjabat sebagai Kapala Satuan Kepolisian Air dan Udara (Kasat Polairud) di Polres Berau selama empat bulan sejak Oktober 2021. Kemudian, Noviandi naik jabatan dengan mengemban tugas sebagai Kasat Polairud Polres Kutai Kartanegara.
Berkunjung ke Jakarta untuk mengikuti pendidikan kejuruan
Meski menjabat di Kalimantan, Noviandi ditemukan tewas dalam kecelakaan mobil di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Hal ini diketahui, Noviandi berkunjung ke Jakarta untuk mengikuti pendidikan juruan kepolisian air. Pendidikan ini rencananya dilaksanakan di Jakarta selama satu bulan.
Namun, sebelum pendidikan tersebut selesai, Noviandi ditemukan tewas dalam kecelakaan lalu lintas. Noviandi diketahui meninggalkan seorang istri dan seorang putri yang masih balita.