Di tengah masa sulit seperti saat ini, selain tabungan, dana darurat menjadi hal paling penting yang perlu kita persiapkan. Apabila kamu masih memiliki pekerjaan dan pendapatan yang tetap setiap bulannya, yuk, mulai sisihkan uangmu untuk dana darurat. Dana darurat ini penting karena akan menjadi safety net kamu jika tiba-tiba saja kehilangan pekerjaan atau jatuh sakit.
Dana darurat setiap orang berbeda-beda jumlahnya, tergantung kebutuhan orang tersebut. Namun, idealnya dana darurat itu berjumlah enam kali dari pengeluaran bulanan untuk yang masih lajang. Sementara mereka yang sudah menikah, idealnya dana darurat berjumlah 12 kali dari pengeluaran bulanan.
Jumlah dana darurat dapat diilustrasikan sebagai berikut.
Lajang
Untuk kamu yang lajang, jumlah dana darurat yang harus dimiliki idealnya enam kali dari pengeluaran bulanan. Contohnya sebagai berikut:
6 x Rp5.000.000 (pengeluaran per bulan) = Rp30.000.000
Menikah, namun belum memiliki anak
Untuk kamu yang sudah menikah, namun belum memiliki anak, jumlah dana darurat yang harus dimiliki idealnya 12 kali dari pengeluaran bulanan. Contohnya sebagai berikut:
12 x Rp7.500.000 (pengeluaran per bulan) = Rp90.000.000
Menikah dan sudah memiliki anak
Terakhir, jika kamu sudah menikah dan telah memiliki anak, jumlah dana darurat yang harus dimiliki idealnya 18 kali dari pengeluaran bulanan. Contohnya sebagai berikut:
18 x Rp10.000.000 (pengeluaran per bulan) = Rp180.000.000
Bagaimana mengumpulkan dana darurat?
Menurut perencana keuangan Garniasih, Head of Marketing Halofina, dana darurat bisa kita kumpulkan sedikit demi sedikit. Misalnya, kamu bisa mulai menyisihkan 20% dari pendapatan bulanan. Dana darurat ini akan lebih baik jika kamu simpan di rekening yang berbeda, sehingga kamu tidak tergoda untuk menggunakannya.
Gunakan rekening yang jarang kamu pakai atau bahkan rekening yang tidak memiliki m-banking agar kamu tidak mudah mengaksesnya. Dengan begitu, dana daruratmu akan tetap aman dan dapat digunakan sebagai mana mestinya.
Dalam acara Nge-Gym Finansial yang diselenggarakan oleh Bank OCBC NISP, Kamis 8 Juli 2021 lalu, Financial Coach Felicia Putri Tjiasaka membagikan tips soal dana darurat, nih, Bela. Menurut Felicia, dana darurat akan lebih baik jika disimpan dalam dua instrumen yang berbeda. Yakni, dalam bentuk tabungan dan reksa dana pasar uang.
Melansir laman Bursa Efek Indonesia, reksa dana pasar uang adalah salah satu jenis reksa dana yang investasinya bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Dibandingkan saham dan jenis reksa dana lainnya, reksa dana pasar uang memiliki risiko paling kecil (bahkan nyaris nol) dan stabil.
Selain risikonya yang kecil, apa saja kelebihan reksa dana pasar uang sehingga cocok digunakan untuk menyimpan dana darurat? Simak penjelasannya berikut ini.
1. Kinerja reksa dana pasar uang cenderung stabil
Dari grafik yang Popbela sajikan di atas, kamu dapat melihat sendiri bahwa dari tahun ke tahun kinerja reksa dana pasar uang tidak pernah turun, alias stabil bahkan selalu naik. Dibandingkan dengan saham yang nilainya selalu naik-turun tanpa bisa diprediksi, stabilnya reksa dana pasar uang inilah yang membuatnya cocok kamu pilih untuk menyimpan dana darurat kamu.
2. Keuntungan hingga 6% per tahun
Reksa dana pasar uang menjadi salah satu instrumen investasi yang stabil dan bahkan cenderung naik. Karena hal inilah, tiap tahunnya, kita bisa mendapatkan selisih hingga 6% dari modal yang kita investasikan di instrumen tersebut.
Memang, dibandingkan saham yang bisa memberikan keuntungan hingga 10% per tahun, laba reksa dana pasar uang cenderung sedikit. Namun, sebagai tempat 'parkir' uang dibandingkan harus disimpan di rekening tabungan biasa, tentu hal ini sangat menguntungkan. Sebab, di reksa dana pasar uang, dana yang kita simpan tidak akan tergerus inflasi atau terpotong biaya administrasi.
3. Mudah dicairkan
Keuntungan lainnya menyimpan dana darurat dalam bentuk reksa dana pasar uang adalah mudah dicairkan. Jika kamu membutuhkan uang tunai, kamu hanya perlu menjual sebagian aset reksa dana pasar uangmu. Biasanya, kamu hanya perlu menunggu 2-3 hari kerja sampai uangmu ditransfer ke rekening.
4. Jangka waktu investasi fleksibel
Berbeda dengan deposito yang memiliki jangka waktu 6-12 bulan untuk investasi, reksa dana pasar uang lebih fleksibel. Kamu bisa membeli dan menjualnya kapan saja kamu butuh tanpa harus menunggu waktu-waktu tertentu.
5. Modalnya mulai dari Rp20 ribu
Jika kamu ingin mulai menyimpan dana darurat di reksa dana pasar uang, kamu bisa memulainya dengan modal hanya Rp20 ribu. Jumlah ini tentu terjangkau untuk millennial. Terlebih lagi, jika pendapatanmu sedang tidak banyak. Modal tersebut tentu tidak memberatkanmu, bukan?
Tak masalah jika kamu baru mulai untuk mengumpulkan dana darurat, bahkan mulai dari Rp20 ribu. Sedikit demi sedikit, lama-lama dana daruratmu akan menjadi bukit, kan?
Mulai perbaiki kondisi keuanganmu lewat kelas-kelas finansial gratis
Mau memperbaiki kondisi keuanganmu agar lebih teratur dan bijak menggunakan uang? Kamu bisa mulai mengikuti banyak kelas finansial gratis yang banyak ditemukan di internet. Salah satu yang bisa kamu ikuti adalah Nge-Gym Finansial by OCBC NISP.
Mulai tanggal 8 Juli 2021, melalui platform edukasi RuangMenyala.com, OCBC NISP menghadirkan lebih dari 80 rangkaian kelas Financial Fitness dengan berbagai narasumber sebagai coach dari Komunitas meNyala. Seperti Felicia Putri Tjiasaka, Dennis, Natasya Herlind, Jonathan End, Ario Pratomo, dan William Sudhana.
Kelas ini akan mengangkat topik yang relevan dihadapi generasi muda. Mulai dari bagaimana mengatur keuangan keluarga, membayar cicilan KPR, mengatur penggunaan kartu kredit, hingga menyiapkan dana darurat.
Sebelum ikutan kelasnya, kamu bisa cek terlebih dulu kondisi kesehatan keuanganmu hanya dengan menjawab pertanyaan di RuangMenyala.com. Di sana, kamu akan mengetahui bagaimana kondisi keuangan kamu saat ini dan rekomendasi kelas yang cocok.
Siap punya dana darurat untuk hidup lebih tenang, Bela?