Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Apa Itu Social Loafing: Ini Pengertian, Penyebab, & Cara Mengatasinya

Sisi malas dalam kerja sama tim

Nabila Damaan

Bela, pernah kamu menjadi bagian dari proyek kelompok dan melihat adanya beberapa anggota melakukan semua pekerjaan sementara yang lain hanya diam saja dan berkontribusi sangat sedikit?

Jika pernah, berarti kamu pernah menyaksikan fenomena yang disebut dengan social loafing atau kemalasan sosial.

Apa itu social loafing?

blogs.scientificamerican.com/

Social loafing sendiri merupakan sebuah konsep dalam psikologi sosial yang menggambarkan kecenderungan individu untuk mengerahkan lebih sedikit usaha saat bekerja dalam kelompok dibandingkan saat bekerja sendiri. 

Dalam kata lain, seseorang cenderung "malas" atau kurang berkontribusi ketika mereka merasa bagian dari kelompok yang lebih besar. Tentu saja sosial loafing dapat merusak produktivitas kelompok dalam berbagai konteks.

2. Mula munculnya istilah social loafing

facultyfocus.com

Social loafing atau kemalasan sosial adalah istilah yang diciptakan oleh Max Ringelmann pada tahun 1913. Seseorang ahli yang melakukan eksperimen untuk mempelajari fenomena tersebut. 

Kala itu ia meminta para peserta untuk menarik tali baik secara individu maupun kelompok. Dari sana Ringelmann mengamati bahwa orang-orang mengerahkan lebih sedikit tenaga ketika bekerja dalam kelompok dibandingkan ketika bekerja sendiri.

3. Penyebab social loafing

blog.cengage.com

Mungkin saja tanpa sadar kita juga pernah menjadi individu yang masuk kedalam kategori social loafing. Untuk itu, memahami penyebab terjadinya social loafing sangat penting untuk mengatasi dan memitigasi fenomena ini. Apa saja penyebab social loafing?

1. Kurangnya identifikasi
Keadaan seseorang merasa bahwa kontribusi mereka ketika berada dalam kelompok tidak akan teridentifikasi atau dihargai secara individu, mereka lebih mungkin untuk merasa tidak perlu berusaha lebih keras. Kurangnya penghargaan atau pengakuan terhadap kontribusi individu dalam kelompok dapat mengurangi motivasi.

2. Keterbatasan tanggung jawab 
Rasa tanggung jawab individu seringkali terbagi dalam kelompok besar, karena anggota merasa tugas akan tersebar di antara banyak orang. Social loafing terjadi karena individu merasa kurang bertanggung jawab atas hasil tugas kelompok. 

Mereka percaya bahwa upaya mereka akan tersamarkan di antara anggota kelompok, sehingga kontribusi individu mereka menjadi kurang signifikan. Jika individu merasa tidak yakin tentang hasil dari upaya kelompok, mereka mungkin kurang termotivasi untuk berkontribusi maksimal.

3. Ketidakjelasan peran
Ketidakjelasan tentang apa yang diharapkan dari setiap anggota tim dapat mengarah pada social loafing. Ini terutama terjadi ketika peran dan tanggung jawab tidak terdefinisi dengan baik.

Tugas yang dianggap tidak penting atau tidak terkait langsung dengan tujuan individu lebih cenderung mengakibatkan kemalasan sosial. Orang cenderung menginvestasikan lebih banyak upaya dalam tugas-tugas yang bermakna secara pribadi.

4. Ukuran Kelompok
Kelompok yang lebih besar lebih rentan terhadap social loafing. Dalam kelompok yang lebih besar, individu mungkin percaya bahwa kontribusi mereka kurang terlihat, sehingga menyebabkan berkurangnya motivasi.

Cara mengatasi social loafing

betterup.com

Mengatasi social loafing memerlukan upaya kolektif dan kesadaran akan potensi masalah ini. Berikut beberapa strategi yang dapat membantu:

  1. Definisikan peran dengan jelas - Pastikan setiap anggota tim memahami peran dan tanggung jawab mereka dalam proyek. Definisikan dengan jelas peran dan tanggung jawab setiap anggota dalam kelompok. Ketika individu mempunyai tugas tertentu untuk diselesaikan, mereka cenderung merasa bertanggung jawab.
  2. Tetapkan tujuan yang jelas - Berikan tujuan yang konkret dan terukur dalam kelompok. Ini akan memberikan motivasi dan arah yang jelas.
  3. Evaluasi secara teratur - Lakukan evaluasi berkala terhadap kemajuan tim dan individu. Ini dapat membantu mengidentifikasi masalah social loafing lebih awal.
  4. Berikan umpan balik: Tawarkan umpan balik yang bersifat membangun kepada masing-masing anggota, akui kontribusi mereka dan atasi segala kekhawatiran. 
  5. Fasilitasi komunikasi - Mendorong komunikasi terbuka dan kolaborasi di antara anggota tim dapat mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan keterlibatan.
  6. Beri penghargaan dan pengakuan - Berikan penghargaan dan pengakuan kepada anggota tim yang berkinerja baik. Ini akan meningkatkan motivasi dan merangsang kontribusi positif.
  7. Batasi ukuran kelompok - Jika mungkin, pertimbangkan untuk membagi kelompok besar menjadi kelompok yang lebih kecil dengan tugas yang lebih terdefinisi.

Social loafing adalah fenomena yang dapat mengganggu produktivitas dan efektivitas kelompok. Namun, dengan pemahaman yang baik tentang penyebabnya dan penerapan strategi yang tepat, kamu dapat mengurangi dampaknya, Bela. Selamat mencoba.

IDN Channels

Latest from Working Life