Sebagian besar orang menganggap bahwa kreativitas merupakan kemampuan melihat dan mengemas sesuatu dengan cara yang terbilang unik. Sehingga layaknya kemampuan intelijen, kreativitas dianggap sebagai 'keberuntungan' pada orang-orang tertentu saja.
Melansir dari The Conversation, penelitian oleh pakar psychology dan neuroscience menyimpulkan bahwa setiap orang melalui proses berpikir yang melibatkan kreativitas pada kinerja otak, baik secara spontan maupun terstruktur.
No wonder, kreativitas pada hakikatnya bukan sekadar meluncurkan produk di bidang profesional tetapi berkaitan dengan kegiatan sehari-hari. Sebut saja, mengunduh foto di media sosial, mendekorasi kamar, mempersiapkan hadiah, dan kegiatan sejenis lainnya.
Itu artinya, kamu sebenarnya bisa kok, mengembangkan sisi kreativitas-mu selama PPKM! Berikut adalah tujuh tips tetap kreatif selama PPKM dari para pelaku industri kreatif.
1. Content Creator: membina komunikasi dengan orang lain
Perkembangan zaman yang kian modern mentransformasikan content menjadi kebutuhan penting karena ia mengomunikasikan pesan sekaligus mengedukasi audience. Namun, hal tersebut dapat tercipta apabila ide content yang dibangun tergolong tepat dan kreatif.
Dalam hal ini, seorang content creator profesional di perusahaan swasta bernama Laroyba Soraya atau Chacha (@chalausa) menyiasatinya dengan cara mengumpulkan referensi. Eits, ada yang berbeda: tidak sekadar dari internet, melainkan pengalaman orang lain.
Katanya, "Cukup bertanya ke orang-orang mengenai kesibukan mereka dan dari situ, kamu akan mendengar beragam cerita yang unik. Bisa juga, kamu menanyakan pendapat mereka mengenai case tertentu yang berhubungan dengan content planning-mu."
Sadarkah kamu? Cara tersebut turut membina hubunganmu dengan orang-orang sekitar. Bukankah hal itu sangat dibutuhkan di masa PPKM ketika kita masih saling berjauhan?
2. Social Media Specialist: mengambil waktu rehat sebentar
Tahukah kamu? Penggunaan media sosial telah menjadi basis utama di masa pandemi untuk saling membangun koneksi. Hal ini terbukti dari Digital 2020 Global Overview Report yang merumuskan bahwa social media users meningkat hingga mencapai 3,8 milyar.
Atas dasar itulah, Nadine Aquila (@nadaquila) selaku social media specialist di perusahaan startup terus mengupayakan content publishing di masa pandemi. Namun, proses tersebut diakui harus melalui kegiatan mind-refreshing yang sangat dibutuhkan.
Maksudnya adalah proses membangun ide-ide kreatif dengan cara mengambil jeda dan melakukan kegiatan yang bersifat refreshing. Mulai dari sekadar beristirahat, mendengar lagu-lagu kesukaan, menyaksikan tontonan Netflix yang menghibur, hingga merawat tanaman.
Melansir dari wellbeingpeople.com, kegiatan-kegiatan tersebut dapat menjaga pikiran tetap tenang dan jernih dan menentukan daya konsentrasi, memori dan decision-making.
3. Blogger: menyusun jadwal kegiatan sehari-hari
Masa pandemi memang memberi tantangan tersendiri bagi periklanan digital. Namun, platform pemasaran Linqia asal Amerika Serikat merumuskan bahwa 60% markerters dan agensi profesional cenderung menyiasatinya dengan melibatkan influencer atau blogger.
No wonder, mahasiswi Annisa Rizkia atau Icha berani mencoba peruntungan baru sebagai beauty blogger di @chitchay_. Menurutnya, kegiatan yang melibatkan content publishing di media sosial ini tidak menguras effort yang sulit sehingga sangat sesuai di masa PPKM.
Namun, Icha menekankan bahwa komitmen yang penuh sangat diperlukan. Untuk itulah, menyusun jadwal kegiatan dapat dipertimbangkan untuk menentukan skala prioritas sekaligus memastikan bahwa proses demi proses akan dilakukan hingga selesai.
Jadi istilahnya sih, jadwal akan membantumu untuk benar-benar melakukannya; tidak ada lagi kebiasaan menunda yang merangsang rasa malas dan mengurangi daya kreativitas.
4. Fashion Stylist & Designer: memantau tren terkini yang terus berubah
Sedikit yang memahami bahwa fashion sebenarnya memiliki keterkaitan dengan seni. Situs Observer sendiri menjelaskan bahwa konvergensi seni dan fashion bersifat simbiosis karena ia berasal dari kehidupan sekitar dan ditampilkan pada objek-objek tertentu.
Hal ini sesuai dengan penjelasan fashion stylist & designer Bianca Larasati (@beeyancaaa) yang menyebutkan bahwa tren fashion dapat berubah mengikuti kebutuhan sosial. Termasuk kebutuhan protokol kesehatan di era pandemi saat ini yang berupa penggunaan masker.
Atas dasar itulah, Bianca memastikan dirinya tetap memantau informasi terkini mengenai para pakar fashion dan karya-karya mereka. Tidak lupa, ia pun memanfaatkan internet dan media sosial yang menjadi pemeran utama untuk memperoleh inspirasi tren terkini.
Eits, peran media sosial turut digunakan olehnya untuk terus berkarya dengan cara membangun local brand. Kamu dapat menemukannya di @BNCA.official. How creative!
5. Komikus: doodling atau coret-coret random
Menyusun kerangka cerita dan menggambar adalah dua hal yang sangat berbeda. Namun, seorang komikus seperti Galang (@laropeguy) dapat mengombinasikan dua perbedaan tersebut ke dalam sebuah karya webtoon berjudul Romance Punch (@romance.punch).
Kemampuan tersebut lahir dari beragam upaya menyiasati tantangan-tantangan yang terus berdatangan termasuk kesulitan di masa PPKM. Dalam hal itu, Galang mengakui bahwa ia menghadapinya dengan melakukan kegiatan random seperti doodling atau coret.
Katanya, "Hobi dan pekerjaan gue adalah menggambar. Ketika stuck in ideas, gue harus melalui proses releasing mind dengan cara doodling atau coret-coret random. Cara ini memberi sense yang berbeda, meringankan otak untuk berpikir dan menemukan ide baru."
Dengan kata lain, tidak harus dengan cara yang bersifat stereotip untuk mengembangkan kreativitas selama PPKM. Terkadang hal random yang kamu sukai bisa menjadi solusi.
6. Musisi: menempatkan diri di lingkungan yang memiliki nilai yang sama
Semua orang sulit menikmati kesehariannya tanpa sentuhan musik. Pasalnya, setiap alunan nada dan bait lirik cenderung memahami perasaan hingga membuatmu bertanya-tanya, "Bagaimana caranya para musisi menulis lagu seperti berbicara kepada kita?"
Kania Albaga (@kaniakanz), penyanyi independen yang telah meluncurkan EP perdana berjudul Waktu dan Rasa (2020) mengakui bahwa proses kreativitas sangat dibutuhkan. Dalam masa PPKM, ia pun mempertahankannya dengan terus mendengar lagu-lagu baru.
Selain itu, yang paling terpenting adalah memastikan kamu berada di lingkungan sosial yang memiliki value dan impian yang sama. Dengan begini, kamu akan secara otomatis terdorong untuk terus berkarya. Tidak menutup kemungkinan, kamu bisa bekerja sama.
Itu artinya, semangat dapat timbul dari orang-orang yang juga memiliki impian dan value yang tidak jauh berbeda denganmu. Inspirasi baru akan timbil untuk daya kreativitasmu.
7. Penulis: membangun komunikasi dengan diri sendiri
Sebagian besar orang menganggap menulis sebagai proses laborious yang sulit karena meliputi proses menyatukan ide dalam sub-components yang harus berkaitan. Bahkan penulis pun dapat mengalami kesulitan serupa seperti apa yang disebut 'writer's block.'
Ketika mengalaminya di masa PPKM, aku sebagai penulis Popbela tentu cukup takut hingga mempertanyakan diri mengenai titik permasalahan dan solusi yang tepat. Dengan kata lain, hal pertama yang aku lakukan adalah melakukan self-communication lebih dulu.
Tepatnya dengan cara menulis jurnal untuk menelaah apa yang tersimpan di dalam otak dan selanjutnya, membaca buku-buku yang mendorong self-reflection dan self-development. Kedua cara ini dapat mempertahankan kinerja otak dan kemampuan terkait.
Dengan begitu, kreativitas pun tidak akan kendor dan motivasi untuk terus memproduksi karya-karya tulis yang kreatif terjaga. And here I am still writing articles for you, like this!
Jadi, tips manakah yang akan kamu lakukan lebih dahulu? Semoga membantumu, Bela!