Kalau kamu cinta mati dengan segala hal berbau seni, bisa jadi kamu cocok menggeluti profesi ini. Pecinta seni tak harus jadi seniman, kamu bisa jadi kurator juga lho. Meski belum banyak yang aware dengan profesi ini, keberadaannya justru sedang dibutuhkan lho Bela. Berkutat dengan benda-benda karya seni tentu bukan pekerjaan tanpa tantangan. Nah, justru karena butuh modal pengetahuan luas dan berani menanggung risiko yang tak main-main, kompensasi untuk profesi kurator juga tak sembarangan. Untukmu yang penasaran dengan profesi ini, simak yuk ada apa saja di dalamnya!
Makin kemari, tak bisa dipungkiri jika seni juga makin berkembang. Nah, seiring dengan maraknya anak muda yang menjadi seniman, maka dibutuhkan pula peran lain yang turut bergerak. Salah satu yang cukup signifikan yaitu kurator. Seniman bertugas membuat karya, dan untuk menjadikan karya itu bisa dilihat publik, maka dia harus melakukan pameran. Di situlah tugas kurator. Penghubung atau jembatan ialah nama lainnya.
Kebutuhan pasar seni saat ini sangat luar biasa, karena itulah dibutuhkan peran kurator-kurator muda. Meski tugasnya nampak sederhana, mereka dituntut untuk harus 'gaul' dan banyak pengetahuan di bidang seni. Selain itu, kurator seringkali juga 'dipaksa' untuk bisa memprediksi harga sebuah karya, tapi tak boleh turut campur dalam pasar pelelangan karya. Sebab, yang mengurusi hal itu ialah managemen galeri, bukan kurator lagi.
Selain museum, biasanya kurator bekerja di lembaga-lembaga pemerintah, misalnya di pusat konservasi, akuarium, kebun binatang dan tempat-tempat bersejarah. Kalau di dalam museum, kepala kurator akan disebut dengan direktur museum. Kurator pun dibagi ke dalam beberapa jenis, ada kurator lukisan, kurator tekstil, kurator patung, tumbuhan, dan lain sebagainya. Mereka dituntut memiliki wawasan luas untuk misi pengembangan kebudayaan.
Karena di Indonesia sendiri belum memiliki pendidikan khusus kurator, jadi rata-rata kurator ialah lulusan seni rupa. Lebih dari itu, profesi ini juga menuntut seseorang untuk belajar atau paham sejarah dan filosofi dari seni. Bahkan, kalau kamu niat menjadi kurator, pasca lulus S1 seni rupa kamu disarankan untuk mengambil S2. Walau sejatinya sah-sah saja sih kalau background-mu cuma based on experience saja.
Intinya, kurator itu menciptakan pameran, membuat konsepnya, dan terkadang harus menulis juga. Yang harus kamu ingat, tugas kurator itu mengomunikasikan seni kepada publik. Kamu sudah tertarik dengan profesi ini? Gaji pemula Rp 3 juta hingga 6 juta lho. Untuk kurator internasional bahkan bisa lebih dari Rp 100 juta.