Bos anyar Twitter, Elon Musk, dengan cepat merombak beberapa sistem di perusahaannya setelah mengakuisisi media sosial berlogo burung biru tersebut. Setelah memecat sejumlah pejabat eksekutif dan mengurangi tenaga kerja di berbagai negara, kini Elon berencana membangkitkan kembali media sosial Vine.
Vine adalah media sosial dengan layanan berbagi video berdurasi pendek yang berdiri secara independen pada Juni 2012. Lalu, layanan ini dibeli Twitter di tahun yang sama, namun ditutup pada tahun 2016 karena tidak bisa bersaing dengan platform lain sehingga tidak menghasilkan pendapatan yang sesuai.
Rencana Elon untuk mengaktifkan kembali Vine tercium baru-baru ini. Melalui akun Twitternya, Elon membuat unggahan yang dibanjiri reaksi dari warganet. Postingannya tersebut menimbulkan spekulasi apakah Elon benar-benar akan mengaktifkan kembali platform tersebut.
Unggahan Elon di Twitter
Spekulasi ini bermula saat Elon mengunggah polling berisi pertanyaan "Kembalikan Vine?" kepada para pengikutnya. Menariknya, lebih dari 69% pengguna menjawab 'Iya'. Hasil ini tentunya menjadi pertimbangan dan memperkuat spekulasi apakah Elon akan benar-benar merealisasikan mengaktifkan media sosial Vine.
Postingan ini juga dibanjiri oleh komentar warganet yang juga direspon oleh Elon, beberapa di antaranya ada yang berkomentar, "Kembalikan Vine, dunia butuh aplikasi video singkat yang non-Meta non-TikTok."
Komentar tersebut direspon warganet lain dengan komentar, "Video tidak seharusnya dalam aplikasi terpisah. Pastikan itu ada di Twitter," ujar akun @teslaownerSV. Komentar ini direspon Elon dengan ikon angka 100 yang artinya ia setuju.
Sekilas tentang Vine
Seperti yang sudah dibahas, Vine adalah media sosial dengan layanan video berdurasi pendek yang berdiri pada tahun 2012, dan d itahun yang sama diakuisisi oleh Twitter di bulan Oktober. Vine pernah menjadi aplikasi populer saat memiliki lebih dari 200 juta pengguna aktif harian, angka yang hampir sama dengan pengguna Twitter saat ini.
Aplikasi ini menjadi inspirasi bagi platform lain untuk menyediakan fitur video seperti Vine. Hal ini mengarah pada TikTok dan Instagram pada fitur Instagram stories dan Reels. Namun, kedua platform ini terpaksa menambahkan fitur tambahan seperti durasi yang lebih lama dan juga filter.
Gebrakan Elon aktifkan Vine
Ide Elon untuk mengaktifkan kembali Vine tentu menjadi gebrakan yang potensial bagi perusahan. Pasalnya, saat ini pengguna media sosial cenderung menikmati konten dalam bentuk video daripada foto dan tulisan. Tentunya, Musk harus punya strategi tertentu untuk bisa menonjolkan keunikan dari Vine yang berbeda dengan kompetitor.
Demikian juga, Musk disebut telah mulai mengumpulkan informasi untuk dijadikan bahan pendekatan yang berbeda untuk Vine. Bisa saja, Vine menjadi bagian dari Twitter daripada menjadi aplikasi terpisah seperti dulu. Vine dapat memiliki beberapa keunikan yang membuatnya menonjol.
Akan bersaing dengan TikTok dan Reels
Tujuan Elon untuk mengaktifkan kembali layanan Vine tak lain dan tak bukan adalah untuk bersaing dengan platform media sosial berbasis video terbesar saat ini yaitu TikTok. Seperti yang kita tahu, Meta juga akhirnya menyediakan fitur konten berbasis video yaitu Reels. Ini membuat banyak orang berspekulasi bahwa prioritas utama dari Instagram saat ini bukan lagi konten berbentuk foto, melainkan konten berbentuk video.
Bahkan kini, YouTube juga menyediakan fitur video berdurasi lebih pendek, yaitu YouTube Shorts. Melihat penyebaran konten kini lebih banyak dengan bentuk video, tentu Elon juga ingin menerapkannya di perusahaannya.
Kini, Instagram, YouTube dan TikTok menjadi saingan terbesar dengan teknologi video dan live streaming. Pertanyaan apakah Elon Musk dapat mengaktifkan kembali Vine? Tentu bisa. Karena secara hukum, Vine yang telah dibeli Twitter pada Oktober 2012 dan ditutup juga oleh Twitter pada 2016.
Kamu setuju nggak, Vine aktif kembali, Bela?