Profesi menjadi sebagai flight attendant atau yang biasa disebut pramugari itu tidaklah seburuk yang dikira, Bela. Banyak yang berpikir bahwa profesi ini hanya mengandalkan kecantikan dan senyum semata, tetapi setelah penulis jalani dan terjun langsung, ternyata profesi ini begitu luar biasa mengasyikan! Ada pepatah mengatakan “don’t judge the book by its cover” jadi sebelum terjun langsung, kamu jangan judge aneh-aneh ya Bela. Semua profesi itu mempunyai keunikan-keunikan tersendiri, nah kalau pramugari inilah pelajaran yang kami dapatkan, Bela..
Sebagai flight attendant kami terdidik dan terlatih memahami standard emergency procedure. Jadi profesi ini bukan hanya mengandalkan kecantikan, ataupun senyum semata, akan tetapi harus pintar juga. Selain itu kami juga mempelajari safety standard kemudian diikuti dengan sikap dan pelayanan.
Kenapa aku tulis seperti itu karena kami dilatih dan dididik bukan hanya bisa senyum ataupun ramah kepada siapa saja. Sebagai wanita kami juga harus bisa jadi kuat
lho, saat keadaan gawat darurat siapa lagi kalau bukan kami yang turun tangan dari mulai menenangkan penumpang, memberikan
pertolongan pertama dan kami juga bisa menjadi petugas kebakaran serta harus siap saat menghadapi situasi apapun. Kami terlihat anggun bak model bukan berarti itu lemah ya, tetapi kami menempatkan diri kami untuk siap disituasi apapun.
Cantik itu relatif, setiap wanita itu cantik akan tetapi yang sempurna itu bukan hanya dari paras yang putih bersih, akan tetapi cantik yang sempurna itu berasal dari hati. Paras cantik itu hanya nilai plusnya. Untuk menyempurnakan kecantikan itu, seorang pramugari ini kami dibiasakan untuk melakukan 3S (senyum, salam, sapa). Kamu tahu? Kami melakukan hal 3S itu terkadang serba salah sebenarnya, disaat kami ramah dikira kecentilan, saat memberikan senyuman dikira murahan, jika tidak melakukan dibilang angkuh.
Ya secara tidak langsung seorang flight attendant itu belajar sabar dan perlu kamu tahu, sabar kami itu tanpa batas lho, saat menghadapi masalah seperti double seats, penumpang marah-marah, tetap kami layani dengan sabar dan ikhlas.
Oh jelas, setiap hari kami selalu liburan dong, selalu meluangkan waktu yang ada untuk melakukan trip selama berada di daerah atau kota yang kami singgahi untuk bermalam, rasa lelah setelah bekerja itu akan terbayar dengan liburan ke tempat wisata yang ada di daerah tersebut dan rasa lelah yang
kami rasakan hilang seketika.
Nah bagi seorang flight attendant yang lagi diet nih jangan harap deh dietnya bakalan berhasil apalagi jika sudah singgah di daerah tertentu dengan wisata kulinernya yang cukup menggiurkan, sudah pasti akan tergoda. Percaya deh kuliner setiap daerah itu enak-enak dan menggiurkan. Setiap kali singgah di kota atau daerah tertentu selain tempat wisata, yang diburu paling utama adalah makanannya. Sayang sekali jika ke daerah tanpa mencicipi makanan khasnya, pokoknya jangan sampai dilewatkan karena kesempatan nggak datang untuk kedua kalinya, dan bagi yang lagi diet besok-besok lagi aja deh dietnya.
Profesi ini selalu membuat kami awet muda karena setiap hari bisa bertemu dengan puluhan orang dan rekan kerja yang berbeda-beda dengan keunikan mereka masing- masing, setiap orang yang kami temui mempunyai sifat dan sikap yang beragam dan banyak hal atau tingkah mereka yang membuat kami sebagai flight attendant tertawa lucu, pokoknya bawaannya bahagia terus, ya sekali-sekali kadang suka gondok juga tapi setelah itu dibikin senang aja lagi, karena tertawa itu membuat kita awet muda. Jadi jangan sering marah-marah ya, coba banyakin tertawa dan senyum, tapi jangan tertawa atau senyum-senyum sendiri ya Bela.
Menjadi pramugari memungkinkan kami untuk singgah di setiap daerah bahkan sampai tinggal di daerah tersebut. Pengalaman ini memungkinkan kami untuk menambah teman, saudara dan bertambah juga social networking kita.
Karena aku bekerja di salah satu penerbangan swasta di Indonesia tentunya kebanyakannya domestic flight, secara tidak langsung kami juga belajar bahasa ibu dari penumpang alias bahasa daerah mereka. Ada beberapa penumpang yang tidak paham Bahasa Indonesia, sebenarnya mereka mengerti tetapi terkadang mereka tak mengacuhkan kami, menggunakan bahasa mereka jadi jurus andalan kami supaya didengar.
Apapun profesinya jika dijalani dengan penuh rasa syukur semuanya akan terasa ringan dan cukup, intinya jangan pernah mengeluh dengan apa yang kita dapatkan hari ini, saat kita berada di puncak jangan pernah lupa untuk melihat kebawah, karena kesombongan itu tidak akan pernah bertahan lama dan semua yang ada di bumi ini milik Tuhan.
Info lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini