Bangku universitas atau perguruan tinggi mempunyai beberapa komponen untuk mengakumulasikan nilai studi selama masa perkuliahan. Di antaranya sistem IP (Indeks Prestasi) dan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). Sistem penilaian ini sangat berbeda dengan masa sekolah, yang memakai buku rapot nilai dalam memperlihatkan perkembangan studi.
Mungkin untuk kamu mahasiswa baru, dua istilah penilaian ini masih asing di telinga. Walau keduanya sama-sama memperlihatkan nilai kuliah, terdapat perbedaan IP dan IPK yang perlu kamu ketahui.
Nilai IP diberikan kepada mahasiswa setiap akhir semester. Sementara IPK resmi dikeluarkan saat mahasiswa sudah menyelesaikan masa kuliahnya. Singkatnya, IPK merupakan akumulasi jumlah nilai keseluruhan mahasiswa yang dari semester awal hingga akhir.
Pengertian IP
IP atau Indeks Prestasi merupakan nilai rata-rata dari seluruh mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa di setiap semester. Mudahnya, IP diibaratkan sebagai buku rapor yang berisikan pencapaian akademik dan memiliki nilai yang berbeda-beda di setiap semesternya.
Pengertian IPK
IPK merupakan singkatan dari Indeks Prestasi Kumulatif. Selaras dengan istilahnya, IPK berisikan akumulasi atau kumpulan hasil nilai IP yang telah diperoleh setiap semesternya.
Untuk menentukan besaran nilai IPK, kamu harus menjumlah seluruh nilai IP di semua semester lalu membaginya dengan jumlah semester yang ditempuh saat itu.
Misalnya, kamu meraih IP sebesar 3,60 di semester pertama dan kedua. Kemudian di semester ketiga dan keempat, kamu mendapat IP 3,80. Untuk menghitung nilai IPK, kamu harus menjumlahkan semua IP dari semester pertama hingga semester empat. Setelah terakumulasi, keseluruhan IP tadi bisa dibagi dengan jumlah semester yang ada, yakni empat semester.
Berikut adalah gambaran cara menghitung IPK selama empat semester:
(3,60 + 3,60 + 3,80 + 3,80) : 4 semester => 14.80 : 4 semester = 3,70. Jadi, nilai IPK selama 4 semester adalah 3,70.
Perbedaan IP dan IPK
Kita mulai membahas kedua sistem penilaian ini dari sudut skala angka yang dipakai, ya. Jika pada jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA memakai skala 1-100, nilai IP dan IPK justru menggunakan skala 0.00 - 4.00. Baik IP dan IPK saling berkaitan satu sama lain.
Nilai IP nemiliki peranan penting dalam mempengaruhi penilaian IPK di akhir studi perkuliahan. Selain itu, nilai IP nantinya menjadi penentu Sistem Kredit Semester (SKS) atau jumlah mata kuliah yang bisa kamu ambil pada semester selanjutnya.
Sebagai gambaran, Popbela akan menjabarkan contoh simulasi jumlah SKS yang boleh diambil pada semester berikutnya. Data dibawah ini diambil program Sarjana Universitas Padjadjaran.
- IPK 3,00–400 = 24 SKS
- IPK 2,50–2,99 = 21 SKS
- IPK 2,00–2,49 = 18 SKS
- IPK 1,50–1,99 = 15 SKS
- IPK 0,00–1,50 = <12 SKS
Sementara itu, IPK didapat dari akumulasi nilai IP dari seluruh semester yang telah dijalani. Oleh karena itu, IPK juga berperan sebagai patokan utama dalam mempengaruhi predikat kelulusan seorang.
Tapi perlu digarisbawahi bahwa setiap kampus dan universitas mempunyai ketentuan yang berbeda soal predikat kelulusan. Sebagai contoh, berikut adalah predikat kelulusan Program Sarjana, Program Diploma III dan Program Diploma IV Universitas Padjadjaran.
- IPK 2,00–2,75 = Cukup Memuaskan
- IPK 2,76–3,50 = Sangat Memuaskan
- IPK 3,51–4,00 = Dengan Pujian (Cum Laude, Magna Cumlaude, atau Summa Cum Laude)
Kendati demikian, nilai IPK yang besar juga tidak bisa menjadi penentu utama seorang mahasiswa bisa lulus dengan gelar Cum Laude. Selain mendapat IPK dengan rentang nilai 3,51 - 4,00, mahasiswa juga harus lulus tepat waktu dan tidak ada nilai C di setiap mata kuliahnya.
Nah, itu tadi apa itu IP dan IPK serta perbedaannya. Semoga penjelasan singkat ini bisa memotivasimu untuk selalu belajar dan meningkatkan nilai perkuliahanmu, ya!