Stres karena pekerjaan pasti sudah menjadi hal yang biasa dan seringkali dialami. Tapi hati-hati lho, Bela, stres yang berkepanjangan dari pekerjaan bisa menyebabkan gangguan psikologis yang dikenal dengan nama Burnout Syndrome. Yuk, intip info mengenai sindrom ini.
‘Burnout’ adalah istilah psikologis yang digunakan untuk menggambarkan perasaan seseorang yang mengalami tekanan pada pekerjaannya sehingga membuat ia merasakan kelelahan hebat dan kehilangan minat pada berbagai hal, serta menurunkan performa pada pekerjaan. Seseorang dengan ‘Sindrom Burnout’ akan
mendapati pekerjaannya sangat menjengkelkan dan membuat stres. ‘Sindrom Burnout’ ini biasanya kita bisa temukan pada kategori pekerjaan tertentu, dan yang paling sering adalah pada pekerjaan yang melibatkan kontak dengan masyarakat sebagai penerima dari layanan, misalnya dokter, perawat, polisi, dan pekerja sosial.
‘Sindrom Burnout’ ini bisa disebabkan karena tekanan berkepanjangan dari pekerjaan, seperti tugas kerja yang berlebihan di luar batas kemampuan, kurangnya pengakuan dari atasan ataupun rekan kerja, yang bisa juga berkaitan dengan karakteristik diri yang perfeksionis, kurang terbuka pada kritik dan saran, serta workaholic. Gangguan psikologis ini juga berisiko tinggi timbul pada mereka yang memiliki pekerjaan dengan tanggung jawab tinggi, serta jam kerja yang tidak menentu atau pekerjaan dengan pembagian shift.
Mereka dengan ‘Sindrom Burnout’ akan kehilangan minat pada pekerjaannya, selalu merasa tegang, resah dan gelisah, seringkali mengalami gejala fisik seperti sakit kepala atau nyeri pada perut dan gangguan pencernaan, mengalami gangguan konsentrasi dan menjadi sering lupa.
Exhaustion, di mana seseorang yang mengalaminya akan kehilangan energi dan kelelahan hampir setiap saat, serta sulit untuk mengatasi suatu persoalan. Depersonalization, merupakan masa saat perasaan negatif muncul dan orang yang mengalaminya akan berpikiran jelek dan berpikir sinis pada lingkungan pekerjaannya maupun rekan kerjanya. Reduced Performance, ‘sindrom burnout’ bukan hanya akan memengaruhi aktivitas di tempat kerja saja, namun juga aktivitas di rumah, bahkan kepedulian untuk mengurus keluarga.
Penurunan dari performa kerja sudah pasti akan terlihat pada mereka yang mengalami sindrom ini. Mereka akan kesulitan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan, sering berkeinginan mengambil cuti dan izin sakit, bahkan bisa
membahayakan karier karena hilangnya performa. Selain itu, karena stres yang berkepanjangan, orang dengan sindrom ini akan memiliki risiko peningkatan tekanan darah, stroke, hingga penyakit jantung.
‘Sindrom Burnout’ ini juga harus dibedakan dengan cermat dari suatu gejala depresi karena pengobatannya akan sangat berbeda. Seseorang dengan gejala depresi bukan hanya memiliki pikiran negatif tentang pekerjaan, namun segala hal, disertai perasaan kehilangan harapan dan semangat hidup bahkan ada pikiran untuk bunuh diri. Jadi, seseorang dengan ‘Sindrom Burnout’ tidak selamanya memiliki depresi, namun orang dengan sindrom ini memiliki risiko tinggi mengalami depresi.
Jika kamu memang merasa mengalami gejala ‘Sindrom Burnout’, ada baiknya segera menemui dokter atau psikologis. Dalam terapinya, dokter atau psikologis akan menilai faktor apa yang membuat munculnya sindrom ini. Dengan begitu kamu akan bisa mengatasinya dengan lebih baik dan mengimbangi antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.
Selain itu hal-hal yang bisa kamu lakukan untuk dengan mudah mengatasi sindrom ini adalah bersosialisasi, nikmati waktu luang dengan keluarga dan orang-orang terdekatmu, carilah hobi yang bisa kamu lakukan untuk mengimbangi stress, olahraga rutin, dan yang paling penting carilah perkerjaan yang bisa kamu nikmati.
Jangan sampai mengalami Burnout Syndrome ini ya, Bela.
Info lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini