Kasus tuduhan bullying Kim Garam memasuki babak baru. Sebelumnya, terduga korban mengunggah bukti catatan hukuman disipliner Kim Garam ke media sosial. Berhubungan dengan hal tersebut, salah satu media Korea mencari kebenaran foto yang beredar luas.
Media Korea menemukan bahwa proses audisi yang dilakukan Kim Garam bertepatan dengan hukuman disipliner di tahun 2018. Bocornya informasi penting tersebut membuat agensi sempat mengambil tindakan defensif, yakni membatalkan seluruh jadwal grup LE SSERAFIM, termasuk acara Music Bank dan fansign.
Tetapi, kondisi kembali berubah. Agensi memutuskan bahwa Kim Garam menghentikan aktivitasnya sementara waktu dan LE SSERAFIM akan berpromosi dengan lima orang anggota.
Menyoroti sikap agensi yang tidak konsisten, warganet Korea juga menemukan beberapa kebohongan yang dilakukan agensi untuk melindungi Kim Garam. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut deretan kebohongan agensi atas kasus ini.
Kim Garam ketahuan memasang stiker grup senior
Sehubungan dengan pernyataan awal agensi, warganet Korea mencoba menggali lebih dalam informasi berkaitan dengan kasus yang tengah viral ini. Ada beberapa poin yang sempat agensi bantah tentang tuduhan bullying Kim Garam 'LE SSERAFIM'.
Menariknya, di poin ke-5, agensi membantah jika Kim Garam merupakan penggemar dari seorang artis pria tertentu.
"Rumor yang beredar tentang Kim Garam membicarakan artis lain dengan cara kasar dan tidak senonoh merupakan informasi palsu yang berbahaya. Kim Garam tidak pernah mengatakan bahwa ia adalah penggemar artis pria tertentu. Dia juga tidak pernah berbicara negatif tentang idola perempuan lain dari grupnya atau grup lain."
Namun, pernyataan agensi dibantah oleh warganet, yang menemukan foto masa lalu Kim Garam. Di foto tersebut, sang idola pendatang baru ini kedapatan memasang stiker BTS di kasing ponselnya. Melihat bukti itu, warganet meragukan pernyataan agensi yang terus membuat klaim sepihak.
Warganet kesal dengan agensi yang mencoba melindungi dan mempertahankan status Kim Garam. Bahkan, banyak warganet yang penasaran siapa sebenarnya Kim Garam dan sosok penting di balik sang idola, sehingga agensi terus melakukan kebohongan.
Klaim agensi dibantah pengacara Komite Sekolah
Pernyataan awal agensi juga menyebutkan jika Kim Garam adalah korban dan tuduhan yang beredar adalah rumor palsu. Tetapi, pernyataan itu ditolak oleh pengacara yang berpartisipasi dalam Komite Kekerasan Sekolah berbagi pemikirannya pada 19 Mei 2022.
"Jika seseorang mengalami serangan sederhana, korban (Kim Garam) hanya akan ditangani dari level 1-3. Tetapi, sungguh mengejutkan seorang korban (Kim Garam) mendapat tindakan level 5 dan catatan siswi akan tetap ada selama dua tahun. Kecuali, korban menunjuk seorang pengacara untuk mengajukan gugatan administratif untuk menghapusnya. Jika agensi menerima catatan tersebut, itu akan tetap ada. Jadi, bagaimana ia melakukan debutnya? Sungguh luar biasa, dia tetap terpilih sebagai seorang trainee idola meski telah dihukum dengan tindakan di atas level 4."
Di Korea Selatan sendiri, komite kekerasan sekolah hanya dipanggil untuk kasus-kasus perundungan yang serius. Tindakan disiplinernya pun terdiri dari 9 level, yakni level 1 di mana pelaku meminta maaf kepada korban dan level 9, pelaku dikeluarkan dari sekolah.
Sedangkan, hukuman level 5 sudah melibatkan orang tua dan pelaku diwajibkan untuk mengikuti bimbingan konseling tentang bahaya kekerasan. Seorang pejabat di lingkungan Kemendikbud Korea membenarkan adanya tindak pindana kekerasan di mana Kim Garam disebut sebagai pelaku dan intensitas hukuman yang diberikan setiap sekolah berbeda.
Kim Garam pernah menerima hukuman level 5
Akhirnya, pada 20 Mei 2022, agensi LE SSERAFIM mengklarifikasi pernyataan awal mereka di mana mereka sempat mengklaim jika Kim Garam adalah korban. Agensi membenarkan bahwa Kim Garam pernah menerima hukuman disipliner level 5, tetapi membantah adanya kekerasan fisik.
Agensi mencoba menjelaskan duduk perkaranya, seorang terduga korban mengambil foto salah satu teman Kim Garam saat mereka sedang berganti pakaian. Lalu, mengunggah foto tersebut secara daring tanpa izin, dan Kim Garam mengkonfrontasi terduga korban.
Agensi juga menuduh terduga korban tidak menerima tindakan disipliner. Sedangkan, Kim Garam dan salah satu temannya menerima hukuman karena mengkonfrontasi. Namun, pernyataan agensi sulit dipercaya warganet, lantaran Kim Garam menerima tindakan disipliner level 5 tanpa ada kekerasan fisik. Pada 21 Mei 2022, agensi merilis pernyataan tambahan untuk menjawab keraguan warganet.
"Tindakan disipliner level 5 telah diambil, meski sama sekali tidak ada kekerasan fisik. Sejauh yang kami ketahui, komite kekerasan sekolah mengambil tindakan disipliner berbeda-beda, tergantung pada masalah, peraturan sekolah, distrik, dan keputusan para anggota komite yang hadir."
Agensi mengungkapkan jika orang tua Kim Garam tidak mengajukan banding atas keputusan tersebut. Orang tua Kim Garam percaya akan keputusan yang dibuat oleh komite sekolah untuk putrinya, namun menyesal karena tidak menentang keputusan tersebut.
Di sisi lain, warganet menemukan sebuah unggahan lama yang dirilis pada 1 Maret 2020, yang diduga ditulis oleh Kim Garam. Unggahan tersebut berisikan tentang keinginan sang penulis yang menghapus catatan perilaku buruknya di tahun pertama sekolah.
Petinggi agensi membungkam mulut korban
Di saat yang bersamaan, sebuah unggahan baru dari anonim di komunitas daring Korea mencuat. Unggahan tersebut bertulisan dugaan perundungan Kim Garam terhadap teman SMP-nya.
Ia mengaku telah menerima ucapan kasar dan tak pantas tentang ibunya yang seorang penyandang disabilitas dari Kim Garam, karena menjatuhkan tempat pensil sang idola. Tak hanya itu, terduga korban baru ini mengungkapkan bahwa petinggi agensi membuatnya tutup mulut.
Agensi juga menemukan sekolah tempat terduga korban yang menjadi awal kontroversi dan mencoba membungkam mulut mereka. Unggahan itu memicu kemarahan warganet.
"Ini mengerikan. Bagaimana agensi pergi ke sekolah dan apakah karyawan di agensi itu tidak memiliki hati nurani? Apa mereka tidak merasa menyesal saat mereka datang ke sekolah untuk mencari korban? Siapa yang mengajukan ide gila ini dan menutup para siswa tutup mulut?"
"Aku yakin Kim Garam tidak akan ingat jika ia pernah melakukan hal keji seperti itu. Mungkin, ia sudah terbiasa dengan perkelahian dan menyebabkan masalah."
"Aku jadi semakin penasaran, apa hubungan Kim Garam dengan para petinggi agensi?"
"Mereka (agensi) bisa saja mengeluarkan Kim Garam. Kenapa harus mendatangi para siswa di tempat korban bersekolah?"
Banyak 'teman' sekelas Kim Garam bersuara
Saat ini, posisi Kim Garam tengah terdesak. Usai pernyataan agensi yang membenarkan sang idola pernah menerima hukuman. Banyak 'teman' sekelas Kim Garam yang bersuara tentang perilaku masa lalu sang idola semasa sekolah.
"Teman sekolahmu di sini. Tidak hanya satu dua korban. Bahkan, agensimu datang ke sekolah, mereka tidak dapat menghapus semua yang pernah kamu lakukan. Jika kamu masih punya hati nurani, ini saatnya kamu menyerah pada kariermu. Setiap kali, kamu merasa tidak senang di sekolah, kamu akan mengutuk dan memaksa orang lain untuk berlutut di aula dan melemparkan tas belanja ke mereka. Suasana kelas menjadi suram karena kamu. Bahkan, kamu berani memaki guru Matematika."
Komentar lain dari 15 Mei mengenai Kim Garam juga menarik perhatian.
"Saya satu tahun dengan Kim Garam. Kisah terduga korban sepenuhnya benar. Teman Kim Garam di sekolah sering bertingkah sepanjang hari. Tahukah kamu, kapan Kim Garam pertama kali masuk ke agensi? Dia mengundang semua teman perundungnya untuk makan dan mereka akan membicarakan hal-hal baik tentangnya. Ada begitu banyak bukti dan tinggal menunggu waktu saja."
Karyawan agensi terkena imbas
Selain anggota grup LE SSERAFIM yang terkena imbas, karyawan agensi turut merasa malu dengan kebohongan dan tindakan agensi dalam menangani kasus tersebut. Disadur dari Allkpop.com, pada 22 Mei 2022, muncul beberapa pesan anonim yang mengaku sebagai karyan agensi LE SSERAFIM.
Tak hanya malu, unggahan anonim ini mengungkapkan perasaan menyesalnya kepada terduga korban.
"Terima kasih kepadanya (merujuk kepada Kim Garam), seluruh perusahaan sedang direndahkan saat ini. Pasti ada karyawan yang pernah menjadi korban kekerasan sekolah atau mempunyai kenangan buruk pergi ke sekolah. Karena tindakan salah dan lama dari para petinggi agensi, karyawan telah merasakan imbasnya. Sebagai orang dewasa, saya merasa menyesal dan kasihan kepada terduga korban, yang diintimidasi sejak usia muda dan mencoba bertahan dari upaya percobaan bunuh diri."
Terakhir, ia menyatakan betapa malu dirinya bekerja untuk perusahaan yang tidak ramah dengan korban perundungan. Hingga saat ini, agensi belum memberikan pernyataan baru lagi terkait kasus Kim Garam yang masih berlanjut.
Itulah deretan kebohongan agensi yang ditemukan warganet demi melindungi Kim Garam. Bagaimana menurut pandanganmu atas kasus ini, Bela?