Siapa yang tak tahu lagu "Zoom" dan "Nunu Nana"? Kedua lagu ini cukup sering muncul di FYP (For You Page) Instagram dan TikTok sebagai lagu populer. Yup, kedua lagu ikonik ini dinyanyikan oleh perempuan berkulit eksotis bernama rapper Jessi.
Namun, tahukah kamu bahwa sebelum kedua lagu ini booming, rapper Jessi melalui banyak kesulitan demi meraih kesuksesan. Butuh lebih dari 1 dekade untuk membuat namanya bersinar dan diingat banyak orang.
Berkali-kali lipat kegagalan ia temui, namun musik selalu menjadi tempat kembali. Tak hanya itu, rapper Jessi harus merasakan pahitnya perundungan semasa muda. Sebuah kanal YouTube membocorkan kisah hidup rapper Jessi, sekaligus perjuangannya bertahan di dunia musik Korea Selatan yang cukup keras.
Buat kamu yang sedang merasa gagal atau tertinggal di belakang oleh teman-temanmu, perjalanan Jessi untuk mencapai titik suksesnya saat ini bisa kamu jadikan pengingat. Yuk, intip kisahnya di sini.
1. Pernah menerima perundungan semasa sekolah
Jessi dikenal sebagai seorang penyanyi rap, sekaligus penulis lagu Korea-Amerika yang menetap di Korea Selatan. Ia lahir di New York, kemudian pindah ke New Jersey. Saat belia, Jessi memiliki bentuk tubuh yang lebih berisi dan berkulit eksotis.
Lantaran ras Asia tidak umum di tempat tinggalnya saat itu, Jessi sering diejek di sekolah dalam jangka waktu cukup lama. Ia mempunyai dua kakak laki-laki dan bisa saja memberitahu apa yang dialaminya ke sang kakak. Namun, hal itu tidak Jessi lakukan.
Alasannya, ia tidak ingin bergantung pada siapa pun untuk menyelesaikan masalahnya terkait rasisme dan perundungan.
2. Jadi korban, Jessi malah menerima hukuman
Bertahun-tahun menerima perundungan di sekolah, akhirnya rapper Jessi mengeluarkan amarahnya dan mendorong meja ke arah anak laki-laki yang mengejeknya. Namun, guru tidak berpihak padanya.
Sang guru tidak menghukum pelaku, melainkan Jessi yang sebagai korban menerima hukuman. Entah bagaimana, ia tidak lagi mendapat perundungan dan Jessi berpikir bahwa jika ia tidak suka diperlakukan tidak adil, maka ia harus menghadapinya.
3. Menemukan rasa percaya diri lewat menyanyi
Di usia 11 tahun, Jessi muda menemukan kembali kepercayaan dirinya lewat musik. Ia mengenal musik di paduan suara pemuda Gereja. Jessi mulai bernyanyi di Gereja dan suara alaminya yang menakjubkan mendapat dukungan dari orang-orang sekitar.
Jessi pun didorong untuk menjadi seorang penyanyi dan mulai mengembangkan bakat menyanyinya dengan serius. Namun nasib baik belum berpihak padanya, Jessi muda dihadapkan pada kondisi finansial orang tuanya yang terbatas.
Saat itu, kedua orang tua Jessi tidak memiliki uang untuk membayar kursus bernyanyi. Mereka hanya mampu membayar kursus bernyanyi selama seminggu. Di tengah putus asanya, seorang guru musiknya berkata.
"Jessica, aku bisa merasakan jiwa orang kulit hitam dalam suaramu. Kamu akan menjadi bintang."
Mendengar ucapan sang guru, rapper Jessi kembali bermimpi menjadi seorang penyanyi.
4. Berlatih menyanyi seorang diri
Tak patah arah, rapper Jessi berlatih bernyanyi seorang diri dengan mikrofon yang dibelikan orang tuanya. Saat itu, ia senang mendengarkan lagu-lagu Korea dan mencoba mengirimkan demo tape ke salah satu agensi di Korea Selatan.
Usahanya membuahkan hasil. Jessi mendapat dua tawaran dari agensi SM Entertainment dan DOREMI Records. Melawan segala rintangan, ia menandatangani kontrak dengan DOREMI Records.
Saat itu, SM Entertainment belum menjadi agensi yang terkenal. Tahun 90-an, Doremi Records mempunyai banyak musisi perempuan terkenal. Itu menjadi salah satu alasan Jessi melabuhkan dirinya ke agensi tersebut.
5. Pergi ke Korea seorang diri di usia muda
Meski mendukung bernyanyi, namun kedua orang tua Jessi sulit melepaskannya seorang diri ke Korea Selatan. Jessi tak goyah, ia tetap berangkat di usia 13 tahun atau 15 tahun umur Korea, di tengah keterbatasannya berbahasa Korea.
Dua tahun menjadi trainee, Jessi memulai debutnya sebagai solois perempuan dan memakai nama panggung Jessica Ho. Saat debut, agensi menginvestasikan sekitar US$800.000, termasuk pemasaran yang cukup besar.
"1-2 Steps" menjadi lagu debut pertama rapper Jessi kala itu. Lagu tersebut dikemas manis dengan harapan laku di pasaran. Tetapi, debutnya tidak menerima perhatian dari penggemar dan berakhir dengan kekecewaan.
Selain itu, Jessi mempunyai masalah lain di mana dirinya belum fasih berbahasa Korea dan belum bisa beradaptasi dengan budaya setempat dengan cepat. Ternyata,debut sebagai penyanyi tak membuat Jessi merasakan kebahagiaan.
6. Tetap tersenyum di tengah kesulitan
Walau kesulitan menerpanya, rapper Jessi selalu tersenyum. Ia tidak bisa memberitahu orang tuanya tentang situasinya saat itu. Jessi yakin bahwa kedua orang tuanya akan khawatir jika ia mengutarakan apa yang ia alami.
Terlebih lagi, Jessi sadar bahwa agensi menginvestasikan banyak uang kepadanya. Oleh karena itu, tidak peduli apa yang ia alami dan rasakan, Jessi yang saat itu berusia 15 tahun memilih tetap tersenyum untuk kedua orang tua dan agensinya.
7. Pernah menjadi rapper sementara UPTOWN
Tidak banyak yang bisa Jessi lakukan saat itu, perlahan namanya mulai meredup. Demi bertahan di dunia hiburan Korea, ia menerima tawaran sebagai rapper sementara di grup hip-hop, UPTOWN.
Penampilan Jessi di grup tersebut menarik perhatian dan pengakuan, karena bakat rap-nya. Tapi tak lama setelah itu, ia kembali mendapat masalah. Salah satu anggota UPTOWN terlibat kasus dan membuat semua kegiatan dibatalkan.
Untuk pertama kalinya, Jessi memutuskan untuk berhenti membuat musik. Beberapa tahun kemudian, Jessi baru bisa mengeluarkan isi hatinya dalam sebuah wawancara.
"Saya mengalami masa sulit. Saya tidak tahu, apakah ini karier yang benar untuk saya? Karena, saya merasa diabaikan oleh semua orang."
Di titik tersebut, Jessi hampir menyerah dan ingin kembali ke Amerika Serikat. Tetapi, kontrak dengan agensi membuatnya tidak bisa melakukan hal itu begitu saja.
8. Merasakan kesepian saat rilis album baru
Di tengah fase terendah, agensi memutuskan untuk Jessi merilis lagu terbaru bertajuk Life is Good. Anehnya, lagu tersebut tidak menggambarkan kondisi hidup sang rapper kala itu.
"Di atas panggung, saya harus menyanyikan lagu yang mengatakan hidup ini sangat indah. Tapi, setiap kali menyanyikannya, hatiku terasa sakit. Aku merindukan keluargaku dan sangat kesepian."
Ketidakhadiran orang tua di usia remaja dan padatnya aktivitas membuat psikis Jessi terganggu. Jessi mulai kewalahan menghadapi kondisi psikisnya saat itu. Akhirnya, ia memutuskan untuk segera menyelesaikan aktivitasnya dan kembali ke Amerika Serikat.
9. Jessi merasa gagal dan kembali ke Amerika
Usai menyelesaikan kontrak dengan agensi, Jessi melepas mimpinya sebagai penyanyi dan pulang ke rumah. Tapi, perasaan bersalah dan gagal mencapai impian menyelimuti Jessi. Ia percaya telah mengecewakan kedua orang tuanya dan kepulangannya saat itu, sia-sia.
Namun layaknya orang tua, mereka tidak pernah mempermasalahkan hasil yang diperoleh sang anak. Begitu pula orang tua Jessi, kesehatan dan keselamatan putri menjadi hal utama yang membuat mereka bahagia.
10. Memanfaatkan waktu dengan belajar segala hal
Di masa hiatusnya, Jessi memanfaatkan waktu dengan mempelajari segala hal. Ia lulus GED, diploma kesetaraan sekolah menengah Amerika Serikat dan mulai mempelajari fashion. Tapi, musik tidak pernah membiarkan Jessi pergi.
Karena bakat menyanyinya yang luar biasa, orang-orang di sekitar kembali mendorong Jessi untuk melanjutkan karier di bidang tersebut. Dorongan itu membuat Jessi kembali berhubungan dengan dunia musik.
Ia mulai melakukan cover lagu-lagu terkenal dan mengunggahnya di YouTube. Melihat video Jessi, salah satu agensi menghubungi dan tertarik untuk membuat album baru bersamanya.
11. Kontrak Jessi diputus karena masalah finansial
Merasa menyatu dengan musik, Jessi menantang diri untuk kembali ke Korea. Ia merasa untuk pertama kali jika musik memilihnya, bukan ia yang memilih musik. Pemikiran itu diubah Jessi menjadi lirik lagu.
Di kesempatan kedua ini, Jessi kembali terjatuh. Tak lama setelah kedatangannya ke Korea, agensi barunya memutuskan kontrak karena kondisi finansial mereka memburuk. Ia tak punya hak pilih dan rumah, ia sendirian di Korea.
Tak punya tempat untuk tidur, Jessi harus tidur di pemandian umum. Sulit, tapi tidak membuat Jessi menyerah. Ia mencoba mencari agensi baru seorang diri dan bertemu dengan YMC Entertainment.
12. Agensi menyarankan Jessi operasi plastik
Walau sudah bergabung, Jessi tidak tampil sebagai seorang diri. Ia selalu tampil bersama penyanyi lain dan sinar popularitasnya belum terlihat. Dalam situasi yang tidak berjalan baik, Jessi disarankan oleh agensi untuk melakukan operasi plastik demi mengubah citra diri.
Operasi kelopak mata ganda dan hidung menjadi aktivitas yang terpaksa ia lakukan. Hal ini menyebabkan frustasi dalam diri Jessi dalam waktu lama. Ia melihat wajahnya seperti Pinokio dan tidak puas dengan hasilnya. Selain itu, operasi plastik yang dilakukan Jessi tidak urung membuat karier musiknya bersinar.
13. Jessi ingin melepaskan musik selamanya
Seiring bertambahnya usia, rapper Jessi merasa tidak bisa terus melakukan hal yang sama. Ia telah berkecimpung di dunia musik selama 13 tahun dan merasa apa yang dilalui telah melebihi batas yang ia tanggung.
Jessi kembali membuat keputusan untuk sepenuhnya berhenti pada musik. Tapi, selalu ada cara 'ajaib' untuk mengembalikan sang rapper ke dunianya. Seorang produser musik yang mengenalnya meminta Jessi untuk bergabung di Unpretty Rapstar.
Jessi bersikeras menolak karena kegagalan yang terus-menerus menyapanya. Namun, sang PD tidak gentar. Lewat kegigihannya, Jessi luluh dan mengikuti langkah terakhir terjun ke dunia musik.
14. Unpretty Star menjadi titik balik Jessi
Penampilan Jessi di Unpretty Star mengejutkan publik, yang saat itu kurang familiar dengan konsep musik hip-hop. Di acara tersebut, Jessi menolak evaluasi dari peserta lain dan melakukan improvisasi diss-rap yang tak direncanakan.
Improvisasi tersebut menuai beragam respon dari warganet Korea. Banyak di antara mereka berpikir jika para rapper di sana melakukan untuk mencuri perhatian. Namun bukan itu alasan sebenarnya Jessi melakukan diss-rap, ia letih dengan semua usahanya yang menyedihkan selama berkarya di dunia musik.
Di titik ini, Jessi tidak lagi peduli dengan ucapan orang lain. Tidak ada alasan lagi untuk itu, karena ia telah sampai posisi pasrah dengan impiannya yang dinilai gagal. Momen itu menjadi ajang pelampiasan Jessi yang frustasi dengan keadaan.
15. Jessi pernah berpikir untuk bunuh diri
Jessi mengira Unpretty Rapstar adalah langkah terakhir dirinya di musik. Ia salah besar, publik Korea terkejut dengan penampilan yang tak biasa. Lewat acara tersebut, Jessi mulai menerima perhatian dan banyak orang mengira, ia adalah musisi pendatang baru.
Kesuksesan selalu datang disertai dengan masalah bagi Jessi. Ia menjadi headline hampir di semua berita Korea Selatan dengan highlight negatif. Kemunculannya yang fenomenal memicu komentar jahat berdatangan. Tidak peduli seberapa keras, Jessi berusaha diterima dalam industri tersebut, ia hanya dipandang sebelah mata.
Ada beberapa komentar jahat yang membuat ia berpikir untuk menghabisi nyawanya sendiri. Orang tua menjadi penghalang Jessi untuk berbuat hal di luar nalar. Pengalaman pahitnya ini, Jessi tuangkan dalam sebuah lagu berjudul "I Want to Be Me" dan menjadi lagu favoritnya.
Bagi Jessi, lagu "I Want to Be Me" terlahir dari rasa sakit, karena mengkhawatirkan kinerjanya yang payah sebagai penyanyi dan jalur kariernya selama hiatus cukup lama.
16. Jessi memulai langkah baru di P Nation
Babak baru dalam kehidupan bermusik Jessi dimulai. Selama lebih dari 10 tahun, Jessi akhirnya mengukuhkan diri sebagai musisi perempuan yang punya ciri khas. Melewati masa super sulit dengan agensi yang berbeda-beda, Jessi memantapkan diri bergabung dengan agensi milik PSY, yakni P Nation.
Ia merilis lagu "Who Dat B" dan memperluas karier bermusiknya hingga ke kancah Internasional. Lagu tersebut menggambarkan bahwa kebanggaan Jessi menjadi individu yang berbeda. Lewat lagu barunya, Jessi debut di Billboard World Digital Song Chart posisi ke-8.
17. Memiliki acara reality show sendiri
Selain itu, Jessi juga diundang ke pesta Grammy Awards pada 2020 lalu. Pandemi COVID-19 membuat sebagian rencananya tertunda. Ia tak masalah, karena berbagai rintangan pernah dilaluinya. Jessi justru menelurkan lagu "Nunu Nana" yang telah mencapai ratusan juta viewers.
Ia sangat bahagia saat berhasil membawa pulang trofi MAMA (Mnet Asian Music Awards) 2020. Setidaknya, butuh lebih dari 1 dekade untuk merasakan kerja kerasnya di bidang musik diakui.
Kini, kemampuan entertainer Jessi terus meningkat dengan berbagai acara hiburan yang ia pegang seperti Six Sense dan Jessi's Showterview. Saat menulis lirik lagu, ia berusaha memasukkan pesan penting di dalamnya.
"Hanya karena kamu dan aku berbeda, bukan berarti kita salah menjalani hidup. Kita hanya punya satu kehidupan, mari dijalani dengan baik."
Jessi berharap pesan yang ingin disampaikannya sampai di hati para penggemar, yang tengah menghadapi fase sulit dalam hidup.
Panjang dan berliku banget perjuangan rapper Jessi untuk sampai di titik suksesnya. Semoga pengalaman hidup sang bintang bisa membuat kamu tidak menyerah dalam menjalani hidup, ya. Semangat, Bela!