Jelang perayaan hari jadi ke-9, sejumlah L.O.V.E (sebutan untuk penggemar Nu'est) melakukan aksi protes ke Pledis Entertainment, agensi yang menaungi Nu'est sejak debut pada 2012 silam.
Penggemar menganggap agensi memberikan perlakuan buruk ke Nu'est dalam berbagai hal, padahal kelima anggota Nu'est sejak populer lewat Produce 101-nya memilih untuk menjalin kontrak kembali dengan Pledis Entertainment agar bisa berkarya bersama di bidang musik.
Banyaknya perlakukan buruk yang diterima Nu'est dari Pledis Entertainment membuat pengemar geram, hingga tagar #PledisStopNUESTMistreatment menjadi trending topic di berbagai negara, dari Indonesia, Malaysia, hingga Thailand sebanyak 111ribu cuitan.
Melihat kemarahan penggemar yang begitu besar, apa sajakah perlakuan buruk yang diterima oleh Nu'est dari Pledis Entertainment? Intip selengkapnya di sini, Bela?
1. Agensi dinilai tidak profesional dalam promosi
Tidak dapat dipungkiri, promosi menjadi salah satu aktivitas krusial yang seharusnya dilakukan oleh pihak agensi untuk melambungkan nama sebuah grup di mata publik. Sayangnya, Nu'est malah menerima perlakuan buruk dari Pledis Entertainment soal promosi, nih.
Penggemar menemukan jika agensi tidak profesional dalam menangani Nu'est dalam hal promosi, terutama linimasa sosial media resmi Nu'est @nuest_official jarang melakukan promosi terbaru untuk kelima anggota Nu'est, baik iklan atau promosi solo dari anggota Nu'est.
Bahkan, saat Minhyun memulai aktivitas drama, akun Instagram resmi Nu'est tidak terlalu aktif mengunggah foto terbaru. Makanya, penggemar merasa Nu'est di-anaktiri-kan oleh agensi dibanding artis besutan Pledis Entertanment yang lain.
2. Minimnya perilisan album untuk Nu'est
Nggak hanya promosi, namun perilisan album secara rutin atau cukup sering, tentu bisa berdampak positif untuk grup agar makin dikenal oleh publik. Tetapi, hal serupa tidak terjadi pada Nu'est.
Ada begitu banyak jeda waktu yang terbuang karena minimnya perilisan album Nu'est sejak mereka kembali aktif dengan lima anggota. Dalam setahun terakhir, Nu'est hanya merilis satu album penuh bertajuk The Nocturne dan satu album Jepang bertajuk Drive.
Setelah itu, Nu'est tidak melakukan perilisan album Korea terbaru kurang lebih 10 bulan. Bahkan, saat promosi lagu pun, mereka hanya melakukan promosi selama 2 minggu saja. L.OV.E sangat menyayangkan minimnya promosi Nu'est di Korea, padahal dalam hitungan tahun debut, Nu'est setara dengan BTOB dan EXO
3. Jarangnya aktivitas konten terbaru dari Nu'est
Aktifnya sebuah grup dalam merilis konten menarik untuk penggemar tentu menjadi daya tarik tersendiri, karena penggemar tidak segan menghabiskan waktu untuk menonton konten dari grup yang mereka sukai.
Oleh karena itu, banyak penggemar mengharapkan idola yang mereka sukai bisa aktif dalam mengunggah konten. Namun, perlakukan buruk terjadi kepada Nu'est, terlihat bahwa Pledis Entertainment enggan untuk mengunggah konten terbaru untuk Nu'est.
Malahan, unggahan konten regular di kanal YouTube telah berhenti dilakukan pembaharuan sejak November 2020. Memasuki bulan ketiga tahun 2021, belum ada tanda-tanda aktivitas konten terbaru untuk Nu'est.
4. Agensi tidak merilis informasi terbaru dari Aron
Pada awal Januari 2021, salah satu anggota Nu'est yang berasal dari Amerika, yakni Aron Nu'est, dikabarkan mengalami masalah psikologis. Ia memilih vakum sementara dari kegiatan grup, demi memulihkan kondisi kesehatan mentalnya.
Saat kabar buruk ini menyebar ke publik, Pledis Entertaiment merilis pernyataan resmi namun setelah itu, agensi sama sekali tidak menyampaikan informasi terkini tentang masalah psikologis yang dialami oleh Aron.
Penggemar sangat mengharapkan agensi bisa memberitahu kabar terbaru tentang Aron, melalui akun sosial media resmi mereka. Sayangnya, harapan penggemar itu tidak pernah terwujud dan semakin dibuat kecewa dengan perlakuan buruk lainnya yang diterima oleh Nu'est.
5. Agensi tidak memerhatikan busana Nu'est
Berprofesi sebagai idol Kpop di Korea Selatan, pemilihan busana yang baik sangat menentukan imej sebuah grup. Oleh karena itu, peran seorang penata busana grup cukup krusial karena baik atau buruknya sebuah grup terlihat pertama kali dari busana yang dikenakan, terutama di acara musik besar.
Namun, Pledis Entertainment tampaknya tidak lagi memedulikan perihal busana yang dikenakan oleh Nu'est. Penggemar sempat memuji gaya busana Nu'est mengalami peningkatan pada era Nu'est W.
Tetapi, perlahan gaya busana Nu'est mengalami kemunduran, tidak jarang terlihat monoton dan tidak sesuai dikenakan saat acara penting, seperti saat Nu'est hadir dengan sepatu Converse di acara red carpet KBS Song Festival 2020.
6. Diperhatikan lebih saat populer saja
Dibandingkan grup Kpop pria lain di dunia hiburan Korea, perjalanan karier Nu'est memang tidak mudah. Sejak debut hingga bertahan sampai saat ini, nama Nu'est mengalami pasang surut yang cukup membuat penggemar khawatir.
Sebelum populer dengan unit Nu'est W, para anggota kurang dianggap keberadaannya oleh agensi. Namun, setelah popularitas mereka menanjak pesat di 2017 silam, keempat anggota Nu'est (JR, Baekho, Ren dan Aron) mengungkapkan bahwa sikap CEO Pledis Entertainment mengalami perubahan, hanya karena mereka semakin tenar saat itu.
7. Agensi tidak mengapresiasi kerja keras Nu'est
Tidak hanya minim promosi dan perilisan album, tapi agensi juga dinilai oleh penggemar kurang mengapresiasi kerja keras Nu'est. Ditambah dengan kabar bahwa Pledis Entertainment termasuk salah satu agensi yang tidak mau mengeluarkan uang lebih untuk membayar penulis lagu atau produser dalam mengaransemen musik.
Baekho, JR dan Bumzu menjadi orang di belakang layar saat memproduksi lirik dan aransemen musik dari lagu-lagu Nu'est yang cukup hits seperti "Love Me", "Call Me Back", dan "I'm in Trouble". Makanya, nggak heran kalau Nu'est bisa meraih penghargaan di kategori Bonsang Award dalam acara Seoul Music Award.
Namun, berita penghargaan atau foto terbaru saat Nu'est menerima penghargaan tidak diunggah oleh pihak agensi. Oleh karena itu, penggemar melihat kerja keras Nu'est selama ini kurang mendapat dukungan penuh dari Pledis Entertainment
8. Agensi tidak merilis atribut akhir tahun Nu'est
Perlakuan buruk Nu'est dari agensi semakin terlihat jelas ketika penggemar menemukan kesenjangan yang terjadi antara Nu'est dengan grup Kpop lain besutan Pledis Entertainment, dan yang bernaung di bawah label akusisi Big Hit Entertainment.
Hampir semua grup Kpop yang berada di bawah label Pledis Entertainment dan Big Hit Entertainment merilis atribut akhir tahun berupa kalender dan pernak-pernik lainnya, atau yang mereka sebut Season Greetings 2021.
Tetapi, Nu'est menjadi satu-satunya grup Kpop di bawah kedua label tersebut yang tidak merilis paket Season Greetings 2021. Sontak, ini menjadi pemicu kemarahan terbesar L.O.V.E (sebutan penggemar Nu'est) ditambah dengan perlakuan buruk lainnya yang diterima oleh Nu'est sepanjang karier mereka.
9. Ikut ajang pencarian bakat agar tidak bubar
Terakhir, perlakuan buruk yang diterima Nu'est oleh Pledis Entertaiment adalah keikutsertaan mereka dalam ajang pencarian bakat Produce 101 Season 2. Kabarnya, Nu'est diberikan pilihan antara melakukan sesuatu untuk menarik perhatian publik atau dibubarkan karena dianggap sebagai grup yang tidak menghasilkan.
Dapat dikatakan, debut di tahun 2012 silam, nama Nu'est memang tidak secemerlang grup Kpop lain yang debut di tahun yang sama. Akhirnya, Nu'est mencari cara agar tidak dibubarkan oleh agensi, karena memiliki satu misi yakni menghibur penggemar dengan musik mereka.
Nu'est memilih bertahan dengan ikut ajang pencarian bakat sebagai kesempatan terakhir agar tidak dibubarkan. Meski saat ikut ajang tersebut, mereka juga kerap mendapat perlakuan buruk dari publik, seperti komentar jahat atau kritikan pedas yang dilayangkan di akun sosial media anggota Nu'est.
Sungguh disayangkan, perlakuan buruk kembali terjadi di dunia hiburan Korea. Kali ini, Nu'est yang harus menerima pelakuan buruk tersebut. Mari doakan yang terbaik untuk Nu'est, Bela.