Berkarier dalam dunia profesional, memang penuh persaingan perlu trik tersendiri untuk tetap bertahan dan produktif di tengah tekanan sana-sini. Ada rasa cemas yang timbul kala satu persatu teman kantor mulai berada di puncak karier, atau saat teman dekat baru beberapa bulan kerja tapi sudah dengan jabatan dan tunjangan yang lebih baik. Sementara, dirimu masih begitu-begitu saja.
Ingin resign tapi biaya hidup terus melambung ditambah dengan tuntutan keluarga agar cepat sukses. Awalnya sih biasa saja, tapi kok, semakin hari semakin jenuh dengan rutinitas dan tidak kunjung membaik.
Hmm, bisa jadi kamu mengalami apa yang namanya quarter life crisis. Sebuah fase ketika kamu merasakan kegelisahan akan masa depan dan umumnya terjadi pada seseorang berusia 20-30 tahun. Untuk dapat memahami apa yang kamu rasa, kenali dulu 5 tanda quarter life crisis dalam berkarier:
1. Merasa belum melakukan yang terbaik
Berada di fase quarter life crisis akan membuat pikiran kamu penuh dan terus berburuk sangka terhadap apa yang kamu kerjakan di kantor. Kamu merasa apa yang saat ini dilakukan belum maksimal. Terlebih teman-teman kantor sering mendapat pujian dari atasan, sementara kamu disapa saja jarang sekali. Kamu terus berupaya dan mencoba agar langkahmu sama dengan yang lain hingga tanpa sadar melewati batas kemampuanmu sendiri.
Lambat laun, rasa tidak bahagia menghampiri dirimu karena ambisi yang kamu pupuk karena ingin membuktikan diri kepada orang lain dan mendapat pengakuan. Padahal, selama ini kamu sudah bekerja keras tapi sayangnya, kamu tidak melihat itu. Tidak ada salahnya untuk belajar mengapresiasi diri sendiri dengan hadiah kecil yang sederhana untuk mengembalikan rasa bahagia yang hilang.
2. Terlalu sering membandingkan pencapaian orang lain dengan diri sendiri
Nggak hanya perasaan insecure yang muncul saat berada di zona ini, kamu juga akan mengalami perasaan membandingkan pencapaian orang lain dengan diri sendiri bahkan parahnya, kamu mencatat apa yang sudah kamu capai dengan orang lain dan melihat rentetan prestasi yang jauh berbeda dengan yang dicapai oleh orang lain.
Kamu tidak lagi merasa puas dengan hasil yang diterima saat ini. Kamu bekerja keras sampai lupa akan kesehatan. Pikiran kamu begitu terpusat dengan apa yang diraih oleh orang lain, tanpa melihat apa yang telah diraih oleh dirimu.
3. Khawatir berpindah pekerjaan
Untuk mencapai tangga kesuksesan, kamu memerlukan keberanian untuk bertindak. Normalnya, kamu akan dapat melakukan itu tapi jika berada dalam fase ini, kamu akan kebingungan dengan tindakan yang harus dipilih. Di satu sisi, kamu sudah merasa nyaman dengan pekerjaan saat ini namun karier terasa stagnan. Coba melamar sana-sini tapi khawatir tidak cocok dengan lingkungan kerja apalagi usia semakin bertambah.
Rasa takut, gelisah, dan khawatir mengunci pikiran untuk mencoba sesuatu yang baru. Keluar atau tidaknya dirimu dari zona nyaman adalah pilihanmu. Tapi ingatlah, bahwa kesuksesan tidak akan pernah terjadi jika kamu tidak pernah mengalami jatuh dan bernai bangun.
4. Tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki
Saat semua teman-teman sudah sukses dan kamu masih berada dalam standar keuangan yang biasa saja, kamu akan mulai merasakan yang namanya tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki. Segala sesuatu yang kamu kerjakan selalu salah dan tidak mendapat apresiasi yang pantas dari orang lain atau atasan.
Ada masanya kamu menyalahkan diri bahwa tidak dapat bekerja lebih keras demi memperbaiki kondisi finansial. Bahkan parahnya, kamu mengutuk dirimu yang salah memilih kantor dan tidak berani keluar dari pekerjaanmu saat ini. Jangan terlalu keras dengan dirimu sendiri dan percayalah, suatu saat nanti kemampuan yang sempat kamu remehkan akan membuahkan hasil.
5. Mempertanyakan tujuan hidup
Di fase ini, kamu mulai mempertanyakan tujuan hidupmu yang sesungguhnya. Ketika orang lain sudah berada di tahapan kehidupan selanjutnya, kamu malah baru mulai bertanya-tanya untuk apa kamu bekerja, buat siapa kamu bekerja saat kamu masih belum menemukan pasangan, apa pekerjaan yang kamu jalani saat ini adalah passion, apakah bekerja hanya menghasilkan uang tanpa harus merasa bahagia agar dana tabungan terpenuhi.
Pertanyaan-pertanyaan yang terkadang absurd tapi berkeliaran di benakmu tanpa bisa dicegah. Tujuan hidup yang dapat kamu temukan kala kamu berhenti sejenak dari ambisi yang kamu kejar, tidak lagi berfokus pada pengakuan orang lain, dan menciptakan bahagiamu sendiri tanpa memikirkan ekspektasi.
Apakah kamu sedang mengalaminya, Bela? Jangan ragu untuk bercerita dan meminta nasihat ke seseorang yang dapat kamu percaya, agar kamu bisa keluar dari zona quarter life crisis ini.