Setelah absen selama 18 tahun, keikutsertaan Batavia Madrigal Singers (BMS) di acara World Symposium on Choral Music (WSCM) 2023 pada 26-27 April mendatang menandai keikutsertaan kembali Indonesia pada ajang bergengsi tersebut.
WSCM adalah agenda tiga tahunan yang dihadiri oleh aktivis dan penikmat paduan suara dari seluruh dunia yang menghadirkan beberapa paduan suara terbaik serta praktisi paduan suara terkemuka.
Disponsori oleh International Federation for Choral Music (IFCM)—bekerja sama dengan organisasi nasional atau lembaga yang dibentuk oleh tuan rumah—WSCM merupakan simposium paduan suara pertama di dunia yang masih aktif dan konsisten terselenggara hingga kini.
1. Apa penyebab Indonesia absen selama 18 tahun?
Avip Priatna selaku pendiri dan direktur musik dari BMS mengungkapkan jika dirinya juga tidak mengetahui secara jelas mengapa Indonesia bisa absen selama 6x pagelaran WSCM.
"Hanya mungkin ada beberapa teman dari Indonesia sudah mendaftar belum diterima. Atau mungkin mereka belum siap, saya juga nggak tahu," jelasnya.
Untuk BMS sendiri ini merupakan kali kedua diundang tampil di WSCM. Sayangnya, di tahun 2020 lalu pandemi membuat banyak acara dibatalkan, termasuk WSCM yang seharusnya digelar di New Zealand.
2. Bagaimana BMS bisa diundang?
Tema dari WSCM tahun ini adalah "Changing Horizon" yang diharapkan dapat memperkenalkan sebanyak mungkin tradisi bernyanyi di seluruh dunia.
Bagi grup paduan suara yang ingin tampil di WSCM perlu mengajukan proposal program bernyanyi yang sesuai tema dengan mempertunjukkan keunggulan artistik serta kerjasama dari tim paduan suara terlebih dahulu.
Tahun ini, WSCM telah menerima 72 proposal dari berbagai negara. Setelah melewati proses seleksi yang ketat, terpilih 10 grup paduan suara terbaik—termasuk BMS—ditambah 1 grup dari tuan rumah yang akan tampil.
"Kami mengajukan proposal tentang budaya di Indonesia yang diwujudkan dalam lagu-lagu yang didominasi oleh karya regional yang dalam hal ini Indonesia dan Asia," ungkap Avip Priatna.
3. Apa yang telah BMS persiapkan untuk WSCM 2023?
Seperti diketahui jika Indonesia adalah negara yang religius, meski mayoritas penduduknya adalah muslim ada beberapa agama lain yang punya pengaruh kuat di Tanah Air. Di ajang WSCM mendatang, BMS akan membawakan beberapa lagu yang menggambarkan kepercayaan bangsa Indonesia kepada Tuhan YME.
Seperti kebiasaan masyarakat yang membuka sebuah acara lewat doa, BMS akan menampilkan "Gayatri" sebagai pembukaan. Kemudian akan juga ditampilkan "Ave Maria", "Petrus", "Di Ambang Batas", dan "De Profundis" yang menjelmakan jika Tuhan selalu mendampingi umatnya serta percaya jika nasib dan takdir telah dituliskan oleh sang pencipta
Adapun lagu "He Vuelto Al Mar" yang mengisahkan seorang umat yang sedang berlutut dan mengakui dosa-dosanya di tengah kebisuan laut. BMS juga akan membawakan lagu "Bungong Jeumpa" yang menggambarkan keindahan alam Indonesia.
Tak ketinggalan, lagu "I Love You/What A Wonderful World", "Der Frühlingswind (Harukaze), dan "Pal So Seong" dibawakan untuk mencitrakan keramahan, canda tawa, dan kebaikan hati masyarakatnya yang khas dan selalu dirindukan. Terakhir, ada lagu "Hentakan Jiwa" yang melambangkan kegigihan bangsa Indonesia saat menghadapi kesulitan.
4. BMS akan datang ke Turki untuk tampil dalam dua acara sekaligus
Selain tampil di WSCM, BMS juga diundang untuk tampil pada 37th International Ankara Music Festival pada 28 April 2023 mendatang. International Ankara Music Festival adalah acara internasional terlama yang telah berjalan selama 36 tahun.
BMS akan tampil sebagai penutup festival pada malam penutup. Untuk set list lagu yang akan dibawakan tentunya berbeda dengan WSCM, namun ada beberapa judul lagu yang sama akan kembali ditampilkan.
Saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan pada Selasa (11/4/2023) kemarin, telah terkonfirmasi dua lagu yang akan dibawakan untuk 37th International Ankara Music Festival, yaitu "O Sapientia" dan "Sixteen Tons".
5. Misi BMS lewat WSCM 2023
Avip Priatna mengungkapkan jika misi BSM lewat kehadiran mereka di WSCM 2023 adalah untuk memperkenalkan karya Indonesia di depan penikmat musik paduan suara.
Di WSCM nanti akan datang berbagai penikmat dan pengamat musik dari seluruh dunia. Lewat kesempatan ini BMS ingin memperkenalkan paduan suara Indonesia secara global.
Rangkaian acara World Symposium on Choral Music akan berlangsung selama satu minggu. Simposium ini terdiri dari pertunjukkan, seminar, lokakarya. dan sesi paduan suara.
Doa terbaik bagi teman-teman BMS yang terpilih untuk berangkat dalam misi mengharumkan nama bangsa.