Tepat pada perayaan Halloween lalu, (31/10/2023), penyanyi Sabrina Carpenter mengunggah video musik untuk “Feather”. Lagu ini merupakan bagian dari album Emails I Can’t Send milik Sabrina Carpenter yang berhasil menduduki No. 23 pada Billboard 200—tercatat sebagai pencapaian terbesarnya sejauh ini.
Penyanyi pembuka dalam Eras Tour Taylor Swift ini menampilkan banyak darah dalam video musik “Feather”. Mulai dari adegan ditabrak truk, orang-orang yang bertengkar di gym, hingga aliran darah di elevator. Sebuah konsep video musik yang memang cocok diunggah saat perayaan Halloween.
Seorang pendeta dipecat akibat MV “Feather”
Sayangnya, video musik milik penyanyi sekaligus aktris ini menimbulkan kontroversi setelah seorang pastor dicopot dari tugas administratifnya.
Salah satu adegan dalam video musik“Feather” menampilkan Sabrina dalam balutan rok tutu yang sedang berjalan di lorong gereja. Di altar terdapat peti mati berwarna pastel berserta pernak-pernik dengan warna senada.
Diketahui jika adegan tersebut direkam di Annunciation of the Blessed Virgin Mary Church, sebuah bangunan gereja yang terletak di Brooklyn. Setelah videonya yang tayang, tak lama keuskupan Brooklyn mengecam video tersebut dan mengatakan jika mereka terkejut dengan hasilnya.
Pembuatan MV dianggap tidak mengikuti kebijakan
Melansir dari New York Times, pendeta Mgr. Jamie J. Gigantiello adalah sosok yang memberikan izin kepada tim produksi video. Namun, keuskupan mengatakan bahwa dia tidak mengikuti kebijakan mengenai pembuatan film di properti gereja yang mencangkup peninjauan adegan dan naskah.
Akibatnya, pendeta Mgr. Jamie J. Gigantiello dipecat dari tanggung jawabnya sebagai pengawas administratif di Paroki Our Lady of Mount Carmel-Annunciation of the Blessed Virgin Mary. Akan tetapi, Mgr. Jamie J. Gigantiello akan tetap mempertahankan peran pastoralnya.
Tak lama, Uskup Robert J. Brennan pun menggelar Misa Reparasi untuk memulihkan kesucian gereja dan memperbaiki kerusakannya. Diperkirakan sekitar 50 umat datang untuk menghadiri misa. Meski banyak umat yang kecewa, beberapa menganggap jika hukuman yang diberikan terlalu berat.
Permintaan maaf dari pendeta
Buntut dari kejadian ini, membuat pendeta Mgr. Jamie J. Gigantiello meminta maaf kepada seluruh umat melalui unggahan di halaman resmi milik Facebook gereja. Ia mengakui jika memang dirinya telah memberi izin dengan alasan untuk memperkuat ikatan antara gereja dan seniman kreatif.
Pendeta Mgr. Jamie J. Gigantiello juga mengungkapkan jika dirinya tidak mengetahui jika ada sesuatu yang provokatif terjadi di dalam gereja. Dirinya mendapat kesan bahwa sebagian besar proses produksi akan dilakukan di luar gedung.
Namun, sampai berita ini diunggah belum ada keterangan resmi dari pihak Sabrina Carpenter.
Sampai saat ini, video musik “Feather” milik Sabrina Carpenter telah ditonton lebih dari 11 juta kali di YouTube. Lewat persoalan yang sedang panas, bagaimana tanggapan kamu, Bela?