Kata-kata “keluar main” mungkin asing buat kamu yang tumbuh besar di Jabodetabek, namun bagi mereka yang tumbuh besar di sekitaran Sulawesi Selatan ini adalah sebuah kenangan. Jika biasanya kita menggunakan kalimat “eh, cabut, yuk!” untuk mengajak pergi teman saat waktu istirahat sekolah, “keluar main” punya makna yang serupa.
Lebih tepatnya, anak-anak yang tinggal di daerah Sulawesi dan sekitarnya menggunakan kata-kata “keluar main” untuk menyebut waktu istirahat. Saat ini, “keluar main” mendapat banyak sorotan sebab dijadikan judul film. Digarap sutradara Ihdar Nur, film Keluar Main 1994 akan tayang mulai Kamis (28/3).
1. Debut Arif Brata jadi pemeran utama
Keluar Main 1994 merupakan film pertama Arif Brata yang menjadikannya pemeran utama, serta film panjang pertama bagi aktris pendatang baru, Alisa Safitri. Sebagai alumni KSS (Komunitas Satu Scene) dan kini resmi tampil sebagai pemeran utama, Arif Brata mengaku merasa deg-degan.
“Deg-degan, terus tanggung jawabnya besar. Ketika nonton film biasanya kan ngeliat tuh dari siapa yang main dulu, saya kalau dibilang look saya tidak berani bilang bagus, lah,” ungkap Arif Brata kepada Popbela saat berdatang ke IDN Media HQ.
Ia mengaku bahwa dirinya banyak berkonsultasi dengan temannya sesama komika yang telah terlebih dahulu tampil di layar lebar, “Iya, banyak konsul juga, kemarin sama Bang Jegel, sama Bang Rigen.”
2. Banyak improvisasi komedi
Arif Brata bercerita, jika dulu syuting hanya satu scene lalu pulang, mendadak kini ia punya banyak scene yang harus di shoot. Dirinya pun tak jarang melakukan improvisasi saat sedang take adegan.
“Intinya tetap diobrolin maunya sutradara kayak gimana, penulis kayak gimana. Nah, sutradaranya itu kan Om Ihdar, ketika dialog kami sudah selesai, tidak di cut (sengaja). Jadi kami atau saya yang harus mencari penutupnya. Jadi (waktu shoot) harus tetap standby untuk mengeluarkan jokes,” ungkapnya sambil berkelakar.
Menariknya, bukan hanya bergenre komedi, hampir seluruh pemain dalam film Keluar Main 1994 adalah komika. Diskusi pun mengalir dengan lancar meski tak menggandeng jasa seorang konsultan komedi.
"Konsultan komedi sih kebetulan tidak ada, cuma karena yang main komika-komika juga jadi kita diskusi. Sutradara juga terbuka tentang diskusi untuk diapain nih scenenya untuk bisa lucu atau tambahan komedinya kayak gimana. Saya juga disuruh, akhirnya beberapa improvisasi saya di-approve sama mereka. Sama Bang Arie dia ngebedah skrip juga."
3. Nonton FTV sebagai referensi
Di sisi lain, komika asal Makassar ini juga merasakan beban lain untuk memerankan Ibo. Dirinya mengaku tak merasa dekat dengan sang ayah, sedangkan konflik utama dalam film ini mengangkat dilema remaja yang bingung saat dihadapkan antara keinginan pribadi dan harapan orang tua.
“Lebih bebannya lagi adalah ini adalah film keluarga juga sebenarnya. Itu yang menjadi tantangan pada saat baca skripnya. Saya harus lebih dekat dengan orang tua, terutamanya bapak. Jadi banyak ngobrol juga sih sama istri, bagaimana sih biar akrab sama bapak. Karena jujur, kalau dibilang akrab sih, ngobrolnya itu-itu aja,” jelasnya.
Bukan hanya mengangkat tema drama keluarga sebagai topik utama, Keluar Main 1994 turut memasukkan elemen romansa khas remaja SMA. Dari trailer sudah terlihat jika Ibo jatuh suka kepada Vivi yang merupakan kakak kelas sekaligus guru di tempatnya bimbel. Untuk mendalami perannya, Arif Brata mengaku banyak mencari referensi dari tayangan FTV.
“Bagaimana membangun karakter seorang Ibo. Jadi dia itu suka pada pandangan pertama sama Vivi, seniornya dia. Nah, itu saya memperbanyak referensi lewat FTV," ungkap Arif.
4. Belajar jadi kiper sama mantan pemain bola
Arif Brata kemudian menceritakan tantangan lain yang ditemuinya. Diceritakan jika Ibo suka bermain bola dengan posisi sebagai kiper tim. Untuk mendalami perannya, Arif pun berkonsultasi dengan temannya, komedian Oki Rengga Winata yang memang mantan pemain sepak bola.
“Waktu itu nanya sama Oki Rengga yang main di Agak Laen. Aku tanya, ‘Kiki, gimana nih, ajarin dong’. Nah, udah tuh, lewat WhatsApp dia bilang ‘harus begini kawan, begini kawan, cara pegang bolanya begini kawan,’. Sama diajar juga sama mantan pemain PSM namanya Pak Najib,” kisah Arif.
5. Survey langsung biar relate sama anak SMA
Umur yang jauh antara sosok Arif Brata dan karakter Ibo pun menjadi hal menarik lain dalam film Keluar Main 1994. Saat tahu harus memerankan seorang anak SMA, meski sempat tak menyangka karena mendapat kepercayaan ini, Arif pun tak setengah-setengah berupaya.
“Masa SMA-nya udah lama banget. Pada saat dapat peran ini saya mencari-cari foto saya di Facebook waktu SMA, saya bilang jauh sekali bedanya. Itu yang agak berat, ya,” selorohnya.
Beruntung, proses syuting yang dilakukan di sebuah sekolah SMA di Makassar membuat Arif dapat melakukan survey mandiri, “Jadi kita syuting satu kelas yang kosong, anak-anak sekolah masih main-main, gitu, kan. Dari situ saya mempelajari karakter anak-anak remaja," jelasnya.
Fakta menarik lain yang nggak boleh dilupakan dari Keluar Main 1994 yakni ini merupakan film yang dibuat oleh anak-anak dari Makassar. Jajaran aktor yang bermain dalam film ini pun seluruhnya berasal dari daerah Indonesia Timur.
“Kalau ini tuh mungkin agak sedikit lokal ya (jokesnya) karena kan dari bahasanya kami juga Makassar, tapi kita ada subtitlenya juga kok. Itu istilah-istilahnya mungkin cuma orang Makassar yang tahu, tapi orang yang luar Makassar mungkin menganggap itu lucu, tapi kalau yang asli Makassar yang lihat ini, lucunya bisa sampai keram perutnya,” tutup Arif sambil tertawa.