Perilaku bully atau perundungan adalah tindak pengucilan, kekerasan, hingga intimidasi yang memiliki dampak berkepanjangan. Para korban perundungan dapat merasakan stres dan cemas berkepanjangan. Bahkan, tidak sedikit korban perundungan yang harus mendapatkan pertolongan profesional.
Perundungan dapat terjadi di mana saja dan dapat menyerang siapa saja. Industri hiburan Korea Selatan, sangat menyoroti perilaku perundungan yang menyerang dan melibatkan artisnya.
Banyak figur publik Korea Selatan yang sempat merasakan menjadi korban perundungan. Melansir dari koreaboo.com, inilah beberapa artis yang telah membagikan kisahnya saat menjadi korban dari perundungan.
1. Hwayoung ex T-ara
Di tahun 2012, publik sempat dihebohkan dengan rumor perundungan yang menjadikan anggota Hwayoung T-ara menjadi korban. Saat itu, Hwayoung baru saja jatuh sehingga tidak dapat manggung dan latihan, di setiap pertunjukan Hwayoung pun harus duduk di kursi dengan kaki yang dibalut gips.
Karena cederanya, Hwayoung harus absen saat promosi di Jepang. Namun, beberapa member tampak tidak menyukainya dan menyindir absennya Hwayoung di media sosial. Hwayoung juga pernah ditemukan sedang menangis sambil menelepon, sesaat sebelum tampil di acara Music Bank.
Di tahun yang sama, kontrak Hwayoung pun dibatalkan oleh agensi yang menaunginya saat itu, Core Contents Media. Hal ini semakin menguatkan rumor bahwa Hwayoung menjadi korban perundungan di grupnya.
Lima tahun berlalu, saat itu Hwayoung diundang untuk menjadi bintang tamu dalam acara Taxi, dirinya pun membagikan pengalaman saat masih menjadi anggota grup T-ara. Seluruh cerita dan pengalaman pahitnya, terbantahkan oleh kesaksian salah satu mantan staf yang saat itu bekerja untuk T-ara.
Seorang mantan staf dari Core Contents Media, mengunggah rangkaian bukti yang menjelaskan bahwa member T-ara tidak pernah merundung Hwayoung. Dirinya juga menjelaskan, kejadian lima tahun lalu memiliki banyak kebohongan dari pihak Hwayoung.
Namun, nasi telah menjadi bubur. Popularitas T-ara telah meredup sejak rumor dan keluarnya Hwayoung dari grup. Kini, setelah publik mengetahui kebenarannya, kondisi berbalik dengan popularitas Hwayoung mulai meredup.
2. Somi
Somi adalah seorang solois yang telah aktif di dunia hiburan Korea Selatan sejak usia belia. Ia pernah merasakan menjadi korban perundungan akibat parasnya. Memiliki ayah berkebangsaan Kanada dan ibu orang Korea, membuatnya memiliki wajah bule mirip sang ayah. Hal ini membuatnya mencolok di antara teman-teman sekolahnya yang lain. Bukannya mendapat pujian akibat parasnya yang cantik, Somi malah mendapat hinaan karena wajahnya yang berbeda dari orang Korea kebanyakan.
3. Holland
Mengakui bahwa dirinya memiliki orientasi seksual yang berbeda, membutuhkan keberanian yang besar bagi Holland. Namun, itulah awal seluruh perundungannya dimulai. Berharap mendapat dukungan dari temannya, yang Holland dapatkan adalah sebuah pengkhianatan.
Saat dirinya berada di sekolah menengah, teman yang dipercayainya menyebarkan fakta bahwa dirinya gay. Hal ini membuatnya menjadi bahan empuk untuk ditertawakan. Holland mengaku bahwa lehernya pernah diikat, kemudian dipaksa untuk mengelilingi halaman sekolah.
Sempat memutuskan untuk bunuh diri, namun pada kenyataannya masih ada teman yang peduli padanya. Berkat motivasi yang diberikan temannya, kini Holland berhasil bangkit dan menumpahkan rasa sakitnya pada lagu “Neverland”.
4. Som Hein
Som Hein, merupakan salah satu peserta untuk acara survival Idol School yang diadakan oleh stasiun televisi Mnet. Saat masih menjadi peserta, sebuah unggahan di SNS menghancurkan citra baik yang telah dibangunnya. Saat masih duduk di sekolah menengah, Som Hein sempat melakukan tindak perundungan kepada temannya.
Som Hein melakukan tindak perundungan di tempat karaoke, dengan alasan si korban telah berbicara buruk tentang temannya. Hal ini diperkuat oleh bukti yang diunggah oleh korban di media sosial.
Karena kejadian tersebut, Som Hein pun meminta maaf dan mengundurkan diri dari program Idol School, karena penyakit anoreksia yang dideritanya.
5. Asol
Rapper cantik asuhan MNC Records, mengaku bahwa dirinya pernah menjadi korban perundungan selama masa sekolah. Asol menceritakan bahwa seragamnya sering kali dicuri dan dirinya selalu diintimidasi.
Mendengar hal tersebut, ibunya mendatangi sekolahnya untuk berbicara kepada guru. Namun, pihak sekolah seakan-akan menyerahkan seluruh kesalahan kepadanya. Merasa lelah dan tidak adil, Asol memutuskan untuk keluar dari sekolah lamanya.
Kini, namanya sudah dikenal banyak orang sebagai seorang rapper, tanpa pernah melupakan kejadian mengerikan selama masa sekolah menengahnya.
6. Yoo In Na
Menjadi kesayangan guru di sekolah tidak selalu menjadi hal yang menyenangkan. Yoo In Na, telah menjadi trainee sejak masih duduk di bangku sekolah menengah. Di sekolah lamanya, ada peraturan untuk memotong rambut bagi murid perempuan.
Karena dirinya menjadi trainee sekaligus kesayangan para guru, dirinya pun dibiarkan memiliki rambut panjang. Kecemburuan sosial yang ada membuat dirinya harus merasakan perundungan.
Tidak jarang, kursi yang didudukinya juga sering kali diganti dengan yang rusak. Sehabis makan siang mejanya selalu kotor, karena teman-temannya menaruh sisa makanan di atasnya.
7. Seo Jiyoung S#arp
Tahun 1998, grup S#arp debut di bawah agensi World Music Entertainment dengan member campuran. Di sisi lain, grup S#arp dibentuk oleh keluarga Seo Jiyoung yang memiliki pengaruh besar di industri musik Korea saat itu.
Hal ini membuat Seo Jiyoung memiliki power lebih dibandingkan rekan grup yang lain. Namun, saat Lee Jihye baru bergabung, tampaknya Seo Jiyoung tidak senang sehingga melakukan perundungan kepadanya. Perundungan ini menyebabkan grup S#arp dibubarkan pada tahun 2002.
Bahkan, Seo Jiyoung diduga membayar manajernya untuk mengatakan kebohongan selama konferensi pers. Namun, secara mengejutkan, manajer S#arp justru membeberkan seluruh kebohongan dan apa yang dilakukan Seo Jiyoung di hadapan media.
Itulah kasus perundungan yang paling menggemparkan publik Korea Selatan. Sebelum kebenaran kasus terungkap, penting bagi publik untuk tidak menyudutkan salah satu pihak. Entah apapun alasannya, perundungan dan kekerasan bukanlah hal yang benar untuk dilakukan.