"Inti dari fim ini adalah rasa syukur."
Masih segar di ingatan saat sang penulis, Luluk HF, berkata demikian kepada saya. Satu hari sebelum Gala Premiere 12 Cerita Glen Anggara, ia menyempatkan diri untuk bertandang ke IDN Media HQ untuk melakukan wawancara eksklusif.
Saya pun kemudian mengamini hal tersebut setelah menonton filmnya. Ada hal-hal kecil yang mungkin bagi kita terasa "gitu doang", tetapi berharga bagi orang lain. Film 12 Cerita Glen Anggara ini berkisah tentang Shena (Prilly Latuconsina) yang mengalami gagal ginjal parah. Tahu ajalnya kian dekat, ia pun memiliki 12 permintaan terakhir. Hal ini membawanya bertemu dengan Glen Anggara (Junior Roberts).
Sambungan film Mariposa
Seperti halnya Mariposa (2020), spin-off ini memiliki tone warna seperti kue karena dominasi warna-warna pastel yang cerah. Beberapa karakter pun muncul kembali, seperti Iqbal (Angga Yunanda), Acha (Adhisty Zara), Amanda (Dannia Salsabila), dan Rian (Abun Sungkar).
Sama-sama berasal dari novel, Luluk mengaku persiapannya menjadikan 12 Cerita Glen Anggara sebagai film jauh lebih matang. Ia berkaca dari film Mariposa yang cukup menuai kesuksesan. Akhirnya, ia membuat konsep sematang mungkin agar "anak" barunya dilirik oleh Chand Parwez Servia, pendiri Kharisma Starvision Plus, yang menjadi rumah produksi film ini.
"Kalau nggak salah 2-3 bulan untuk buat konsepnya aja. Alhamdulillah, waktu sudah selesai novelnya hubungi Pak Parwez, 'Pak, ini ada Glen. Coba sinopsisnya dibaca.' Pak Parwez langsung, 'Luk, kita ambil juga Glen-nya'. Alhamdulillah, dari awal emang udah kepikiran ini harus difilmkan juga," kata Luluk.
Terlalu diburu-buru
Meskipun demikian, saya merasa terlalu diburu-buru selama menonton film ini. Belum sempat saya memproses berbagai emosi yang muncul, adegan tiba-tiba saja sudah berganti. Untungnya, saya masih berhasil menitikan air mata saat adegan Shena dan ibunya setelah tertahan berulang kali di menit-menit sebelumnya.
Menurut saya, film ini mungkin akan lebih terasa lebih intim jika sudut pandang yang diambil adalah dari sisi Glen, seperti judul filmnya. Dengan begitu, penonton akan dapat menyelami emosinya lebih jauh, tentang bagaimana anehnya tiba-tiba diajak pacaran oleh kakak kelas yang dahulu sempat menjewer kupingnya, terkejutnya saat tahu kondisi kesehatan Shena, atau saat ia memutuskan untuk menyanggupi keinginan perempuan itu.
Bagaimanapun, film ini tetap patut diapresiasi karena elemen komedi dan sedihnya dapat menjangkau hati banyak penonton. Bahkan, ada momen ikonik sepasang penonton yang sedih brutal sampai masuk ke Instagram Prilly, lho!
Sisipkan kearifan lokal
Luluk mengaku, ia sangat dilibatkan oleh Alim Sudio dalam penulisan skenario 12 Cerita Glen Anggara. Perubahan pun tak banyak terjadi dari versi asli di dalam novelnya. Namun, Alim menyisipkan kearifan lokal, seperti kerja bakti, gorengan, putu, bahkan cireng yang cukup berpengaruh terhadap jalannya cerita.
Barangkali, memang itulah ciri khas seorang Alim Sudio. April lalu, ia membawa kekuatan magis lokal sebagai elemen cerita Kuntilanak 3. Namun, terobosan kreatif inilah kemudian membuat 12 Cerita Glen Anggara lebih terkenang dan membuat pembaca menyadari bahwa kebahagiaan tak selalu harus dengan biaya yang mahal.
Tertarik menonton filmnya, Bela? Mulai 18 Agustus, 12 Cerita Glen Anggara tayang serentak di berbagai bioskop Indonesia, lho. Jangan sampai ketinggalan, ya!