Berkarya adalah proses pribadi para penciptanya. Apalagi untuk karya yang kompleks seperti album. Kompilasi tersebut bukan sekadar lagu yang diurutkan secara asal. Ada momen dalam hidup yang tak jarang diabadikan ke dalamnya.
Pekan ini, Popbela ingin mengajak kamu untuk menyambut tiga album terbaru milik The Bakuucakar, Dere, dan Nadhif Basalamah. Saat ditanya apa makna di balik "anak baru" mereka, "rangkuman" adalah kata yang menjadi sebuah benang merah. Menurut mereka, berbagai kejadian dan rasa dalam hidup patut diabadikan untuk mengeksplorasi diri lebih jauh.
Penasaran dengan albumnya? Let's check them out!
Reformula - The Bakuucakar
Kepergian Glenn Fredly tak dapat dimungkiri masih menyisakan duka di hati para personel The Bakuucakar yang telah bertahun-tahun mengiringi aksi panggungnya. But the show must go on. Grup ini memutuskan untuk menemukan kembali tujuan berkarya mereka yang sesungguhnya agar dapat berjalan lebih jauh.
"Aku mikir dengan keadaan kita yang sudah berjalan selama 14 tahun, tapi kemudian kehilangan sosok utamanya, sosok terbesarnya atau sosok penciptanya. Aku merasa kita harus memikirkan kembali untuk berjalan ke depannya ini, apa aja sih yang akan kita kerjakan, apa yang pengen kita sampaikan. Jadi aku merasa harus kita formulasikan ulang aja supaya kita tahu tujuan apa yang The Bakuucakar mau capai," kata sang vokalis, Rifka Rachman.
Akhirnya, pemikiran tersebut tertuang dalam sebuah album bertajuk Reformulasi. Terdapat sembilan lagu dengan genre beragam, mulai dari pop, fusion, jazz, rap, dan funk yang enerjik. Namun, mereka tak menanggalkan identitas begitu saja. Bahkan terdapat beberapa judul lagu ciptaan Glenn Fredly, seperti "Januari", "Cinta dan Rahasia", dan "Terpesona" untuk lagu utama album ini, "Merindu".
Album ini tak sepenuhnya diisi dengan lagu yang memiliki lirik. The Bakuucakar membuktikan kepiawaian mereka dalam membuat alat musik andalan masing-masing "baku cakar". Terdapat tiga lagu instrumental yaitu "Free Your Mind", "Chiyembekezo", dan "A Tear" dengan getaran emosi yang berbeda-beda.
Reformulasi dibuka dengan sebuah perkenalan berjudul "Bakuucakar" yang semarak dengan bahasa Indonesia, Ambon, dan Inggris. Penutupnya, "Jalan-jalan" turut tak kalah riuh dan mengundang rasa gembira. Enjoy the joy!
Rubik - Dere
Solois perempuan muda berbakat, Dere, kembali dengan album 10 tembang bertajuk Rubik. Nama album ini diambil untuk mewakili dinamika kehidupan yang telah ia alami.
"Album Rubik merupakan representasi sudut pandangku atas perputaran dan pergesekan kehidupan yang kurasakan. Harapannya, album ini bisa menjadi poros bagi energi yang akan datang di perjalanan musikku ke depannya," ujarnya.
Nama album ini diambil dari judul salah satu lagu yang sama, "Rubik". Benda yang selama ini terkenal menjadi permainan asah otak tersebut dikaitkannya dengan kehidupan manusia yang mengalami perputaran, gesekan, abstraksi, dan penuh warna. Sementara itu, rilisan terdahulunya yaitu "Kota", "Tanya", "Berisik", dan "Rumah" disertakannya dalam album penuh ini.
Ia masih membawa ciri khasnya selama ini, judul yang sederhana nan bermakna. Diksi yang digunakannya untuk judul pun terbilang unik, seperti "Keluku", "Tumbang", "Kenaga", "Berlagu", dan "Jangan Pergi". Ia seolah ingin memperkenalkan kekayaan bahasa Indonesia. Dere merangkai setiap lirik dengan indah yang berpadu dengan karakter suaranya yang unik.
"Semoga berkenan, selamat beri dengar," tulisnya di Instagram.
wonder in time - Nadhif Basalamah
Nadhif Basalamah akhirnya melepas EP perdananya, wonder in time, setelah terjun ke dunia tarik suara sejak 2018 lalu. Karya ini diakuinya terasa begitu personal, sebab ini tak hanya tentang dirinya, tetapi juga orang-orang sekitarnya yang terlibat selama proses penciptaan.
“Lagu-lagu yang ada di EP ini adalah lagu-lagu yang personal untuk banyak orang yang terlibat dalam proses penggarapan EP ini. Jadi, ketika memilih lagu pun saya berusaha sebijaksana mungkin dalam hal ini, “ katanya.
EP ini berisi lima lagu, terdiri dari empat lagu baru dan satu lagu yang diaransemen ulang, yaitu "eventually". Dua di antaranya, "to be with me" dan "without me (sera)" telah dirilis terlebih dahulu pada Februari dan April tahun ini. Sementara itu, Nadhif telah membocorkan "do you still wanna carry me" dan "wonder in time" lebih awal saat tampil di panggung Bergandeng Bersama Semesta.
Melalui EP wonder in time, Nadhif juga ingin menunjukkan kepada pendengarnya bahwa cinta adalah perjalanan panjang untuk menemukan "the one" di saat yang tepat. Meski diwarnai ketidakpastian, tetap ada kegembiraan terselip di sana.
"I wonder maybe in time, you'll wanna be mine," bunyi salah satu baris di lagu "wonder in time".
Untuk EP spesial ini, Nadhif turut menggaet Pasha Mahindra dan Rayhan Noor sebagai produser, Mohammed Kamga sebagai vocal director, hingga Dimas Pradipta yang bertanggung jawab untuk proses mixing dan mastering. Setelah ini, ia dengan jujur mengungkapkan ingin lebih sering menampilkan karyanya.
“Semoga juga bisa menjadi catatan perjalanan hidup saya,” tutupnya.
Selamat mendengarkan, Bela! Kalau kamu biasa mengabadikan momen hidup dalam bentuk apa, nih? Share di kolom komentar, yuk!