Banyak orang bilang, kita bertahan hidup bukan karena lupa akan masalah yang menimpa, tetapi karena menerimanya. Luka bisa saja tinggal abadi. Namun, hikmahnya pun demikian. Ia akan menjadi pelajaran hidup yang berharga dan mengubah pandangan kita terhadap dunia. Fase baru dalam hidup lalu dimulai.
Bagi sebagian orang, proses menerima itu sama sekali tak mudah. Tak heran jika masa itu akhirnya dikenang dengan indah melalui sebuah tembang. Melalui playlist berikut, Popbela mengajak kamu untuk menyelami fase baru yang dialami oleh Polka Wars, Voice of Baceprot, serta Aimee Saras. Langsung saja kita dengarkan dan gali ceritanya, yuk, Bela!
1. Polka Wars – “Phases of Hue”
Selain pandemi, guncangan besar yang dialami Polka Wars pada 2020 adalah hengkangnya Billy sang gitaris setelah sembilan tahun bersama. Transisi sebagai orang yang sudah benar-benar dewasa pun mau tak mau mengubah cara mereka dalam bermusik. Hal itu tercermin dalam rilisan terbaru mereka, "Phases of Hue".
"Ya, lagu 'Phases of Hue' sebenarnya adalah titik tolak dari bentuk musik Polka Wars yang sebelumnya di mana kami berusaha untuk keluar dari format Bani Bumi, sekaligus menjadi transisi menuju format trio seperti sekarang ini. Meskipun lagu ini ditulis di saat Billy Saleh masih bergabung, namun perbedaan yang tersaji cukup terasa. 'Phases of Hue' punya emosi yang lebih mentah dari segi lirik maupun musik, karena kalau disimak dari era Axis Mundi sampai Bani Bumi, inilah lagu paling rock dan heavy yang pernah kami bikin," kata Xandega Tahajuansya, sang bassist.
“Phases of Hue”, tambah Xandega, adalah sisi indah dari sebuah kerapuhan. Proses pelepasan emosi tersebut memang terdengar dari beberapa detail yang diselipkan Polka Wars dalam lagu ini. Menjelang akhir lagu, kamu akan mendengar teriakan yang sarat akan keinginan untuk bebas.
"Khusus outro gue menginginkan sesuatu yang epik namun tetap gampang ditangkap. Lalu gue bikin aransemen koor ditambah susunan teriakan, yang kemudian diakomodasi Lafa dengan menambahkan atmosfer dreamy. Akibatnya tercipta ledakan emosi di bagian akhir lagu," ujar sang drummer, Giovanni Rahmadeva.
2. Voice of Baceprot – "PMS"
Pendobrak tampaknya jadi kata yang paling merepresentasikan Voice of Baceprot. Protes mereka akan masyarakat yang kerap meremehkan perempuan kian lantang lewat lagu "PMS" atau Perempuan Merdeka Seutuhnya. Dengan perpaduan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, mereka dengan tegas menyatakan bahwa perempuan bisa merdeka seutuhnya.
(Meski tak seperawan Maria)
Aku bukan budak busuk otakmu
(Meski tak seperawan Maria)
Akulah merdeka, merdekalah seutuhnya
Video musik untuk "PMS" baru dirilis 3 November kemarin dengan menampilkan perjalanan panggung Voice of Baceprot yang sampai ke negeri orang. Namun, sesungguhnya lagu ini telah ditulis sejak 2017 lalu dan terinspirasi dari buku kumpulan cerita pendek karya Feby Indirani yang berjudul Bukan Perawan Maria. Karena warna musiknya yang cenderung lebih cerah daripada rilisan lainnya, Marsya sang gitaris mengaku sempat ragu untuk merilisnya.
"Awalnya agak ragu juga. Karena belum terbayang, lagu protes kok nyanyinya ceria. Tapi setelah dicoba, lalu didengar lagi, kami malah suka banget dengan hasilnya. Kayak ada sisi lain dari VoB yang baru terungkap dengan pendekatan seperti itu di lagu ini. Sisi yang fun, tapi tetap ada di jalurnya VoB," katanya.
And yes, Popbela setuju kalau"PMS" memang lagu yang keren dan wajib banget masuk playlist!
3. Aimee Saras – "Lara"
Berbeda dengan rilisan Polka Wars dan Voice of Baceprot yang riuh dengan instrumen, "Lara" milik Aimee Saras justru sebaliknya. Popbela akan menutup playlist kali ini dengan lagu yang hanya diiringi oleh piano dan gitar akustik ini. Tema lagu yang diangkat pun cukup mendalam, yaitu penerimaan atas kerapuhan diri.
“Lagu ini menceritakan bagaimanapun kamu mencoba untuk menyembuhkan sakit hati, dalam suatu perasaan, dalam sebuah emotional state, pasti kita akan kembali ke-trigger. ‘Lara’ ini adalah sebuah pesan bahwa ngerasa sakit hati dan sedih itu sebenernya gak apa-apa banget. Misalnya waktu kecil kan suka dibilang gak boleh nangis dan andai aku bisa memutar waktu dan bicara tentang inner child, aku pengen bilang, oke gak papa kok kalo kamu nangis ato sedih. Ini seperti surat untuk inner child aku, tapi it’s not something that I regret, hanya pengen ngingetin kalo it’s OK to feel everything or be vulnerable,” kisah Aimee tentang lagunya.
Dari lagu-lagu di atas, dapat kita simpulkan bahwa bergerak menuju fase baru ternyata membutuhkan keberanian yang besar, ya, Bela. Apakah kamu punya cerita serupa? Share di kolom komentar, yuk!