Meski sudah kerap disosialisasikan, bullying ternyata masih banyak terjadi di kehidupan sehari-hari. Sekolah dan tempat kerja jadi ruang paling rawan. Mirisnya, korban banyak yang masih tidak berani melawan karena berbagai alasan, salah satunya senioritas.
Jika kamu merupakan korban bullying itu, usahakan untuk tidak diam saja. Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu gunakan untuk melawan dan kembali pulih.
1. Tunjukkan ekspresi yang tak diharapkan pelaku
Percaya atau tidak, pelaku bullying umumnya melanjutkan tindakannya karena senang melihat respons korban. Mereka akan merasa menang saat berhasil membuat korbannya menangis atau marah.
Oleh karena itu, langkah pertama yang bisa kamu lakukan jika menjadi korban bullying adalah menunjukkan ekspresi yang tak diharapkan pelaku. Atur raut wajahmu sebisa mungkin agar tampak tenang.
Jika memungkinkan, segera berjalan menjauh dari pelaku atau menegurnya untuk menunjukkan bahwa kamu tidak lemah. Cara ini bisa mencegah kamu diperlakukan semena-mena lebih lanjut.
2. Cerita ke orang terdekat
Apabila kamu sudah terlanjur menjadi korban bullying yang cukup parah, usahakan untuk tidak tinggal diam. Ceritakan permasalahanmu kepada orang-orang terdekat, seperti teman, orang tua, atau guru.
Dengan dampingan emosi dari orang lain, kamu bakal lebih termotivasi untuk keluar dari lingkaran bullying. Uluran kepedulian tersebut juga bisa membantu kamu untuk mencari solusi agar pelaku menghentikan tindak kekerasannya.
3. Laporkan tindakan bullying ke pihak berwenang
Sayangnya, tak sedikit tindakan bullying yang baru terbongkar saat korban sudah mengalami kerugian yang cukup serius. Segera adukan tindakan ini kepada pihak berwenang jika kasusnya seperti ini.
Di Indonesia, bullying bisa dilaporkan ke polisi. Pastikan terlebih dahulu jenis tindak kekerasan apa yang kamu alami untuk menentukan dasar hukum yang akan menjerat pelaku.
Jika korban adalah perempuan atau anak-anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menyediakan layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA). Kamu bisa menggunakannya dengan menelepon ke nomor 129, WhatsApp 08111129129, aplikasi S4PN Lapor, pengaduan via surat, atau pengaduan secara langsung.
4. Cari bantuan tenaga medis profesional
Bullying punya dampak buruk bagi korban, baik secara fisik maupun mental. Oleh karena itu, penting untuk segera mencari bantuan tenaga medis profesional.
Jika kamu sebagai korban berniat melaporkan pelaku, rekam medis luka fisik bisa menjadi salah satu bukti yang sah. Korban bullying pun dianjurkan untuk melakukan konseling bersama psikolog agar sugesti buruk yang diberikan pelaku tak menggerogoti pikiran lebih jauh.
5. Terus yakinkan diri kalau kamu berharga
Meyakinkan diri sendiri bahwa kamu adalah makhluk yang berharga juga penting. Kamu bisa memulainya dengan mengucapkan kalimat afirmasi positif berikut:
- "Aku berharga."
- "Aku berhak merasa bahagia."
- "Aku layak dicintai."
- "Aku hebat sudah bisa bertahan."
Kalimat tersebut hendaknya diucapkan berulang-ulang agar sugesti positif tumbuh di dalam pikiran. Menulis jurnal untuk mengeluarkan unek-unek yang terpendam juga bisa membantu pemulihan kondisi mental kamu.
Jadi, jangan hanya diam saat seseorang melakukan bullying terhadap kamu, ya, Bela. Kamu adalah manusia yang sama-sama berharga dan layak untuk dicintai seperti halnya orang lain di dunia ini.