Crab mentality mungkin pernah kamu jumpai di sejumlah konten media sosial. Istilah ini mengacu kepada sikap seseorang yang merasa tak senang jika ada orang lain yang jauh lebih sukses darinya.
Namun, dari mana asal mula nama crab mentality ini? Bagaimana contoh dan cara menanganinya? Simak rangkuman informasinya di sini.
Pengertian crab mentality
Crab mentality secara harfiah berarti mentalitas kepiting. Sikap ini juga dikenal dengan istilah crab barel syndrome yang menggambarkan perilaku kepiting yang ditempatkan dalam sebuah wadah baskom. Saat salah satu kepiting berniat kabur, kepiting lainnya akan menahan dengan mengaitkan capitnya.
Hal ini kemudian diadopsi untuk menggambarkan sifat manusia yang tidak suka saat orang lain memiliki hidup yang lebih sukses. Perilaku menahan dalam crab mentality manusia ada beragam, mulai dari merendahkan pencapaian, menyabotase kesuksesan orang lain, hingga melontarkan kata-kata yang menjatuhkan mental orang lain.
Penyebab munculnya crab mentality
Mengutip calmclinic.com, crab mentality rentan terjadi terhadap orang-orang yang senasib dalam hal sosial-ekonomi dan level pendidikan. Karena pernah berada di "wadah" yang sama, seseorang bisa memiliki sebuah rasa kesetaraan atau kepemilikan.
Oleh karena itu, menyaksikan orang lain yang senasib bisa sukses lebih dulu bisa menimbulkan perasaan iri. Hal ini terasa lebih berat dibandingkan melihat pencapaian selebriti yang sukses karena sejak awal tak pernah berada di "wadah" yang sama.
Contoh crab mentality
Crab mentality dapat terjadi di semua lingkaran sosial yang melibatkan kita. Contoh paling mudah, yaitu di tempat kerja. Orang yang memiliki crab mentality akan cemas jika rekan kerjanya menunjukkan kinerja yang baik karena khawatir akan dipromosikan terlebih dahulu.
Di lingkaran sosial terdekat kita pun, yaitu keluarga, seseorang juga bisa memiliki crab mentality. Terlebih, para orang tua tak jarang suka membandingkan anak-anaknya. Hal ini bisa memunculkan crab mentality di dalam diri anak jika melihat anak lain memiliki pencapaian yang lebih baik.
Apakah kamu pernah menjumpai salah satunya?
Cara menghindari dan menangani crab mentality
Crab mentality dapat berdampak buruk, baik bagi pelaku maupun korbannya. Sikap ini berpotensi memunculkan berbagai emosi negatif, seperti percaya diri yang rendah, iri, cemburu, insecure, hingga sinisme. Dengan demikian, hal tersebut juga akan menimbulkan efek domino berupa ekosistem sosial yang toksik.
Untuk menghindari dan menangani crab mentality ini, kamu bisa melakukan beberapa hal berikut:
- Pilih lingkaran pertemanan yang suportif terhadap perkembangan diri kamu.
- Terapkan growth mindset. Anggap orang lain yang punya pencapaian lebih sebagai motivasi atau rekan untuk tumbuh bersama.
- Buat tujuan hidup yang sesuai dengan visi diri agar tidak mudah minder dengan pencapaian orang lain.
Semoga kita semua dihindarkan dari crab mentality yang merugikan ini, ya, Bela!