Film Jepang memiliki kharismanya tersendiri. Terkadang bisa sulit dipahami, film Jepang memiliki gaya penyampaian cerita unik yang terkadangt terasa terlalu nyeni. Ternyata, ada beberapa film Jepang yang dilarang tayang, nih. Alasan utamanya adalah tidak lulus sensor karena terdapat adegan yang terlalu sadis, berdarah-darah, hingga vulgar.
Kira-kira film apa sajakah yang akan termasuk ke dalam daftar ini? Lanjut scroll, yuk, Bela!
1. Battle Royale
Battle Royale (2000) mengisahkan 42 siswa kelas 9 SMP yang dihukum untuk mengikuti pertarungan brutal di sebuah pulau selama tiga hari. Permainan baru akan berakhir saat satu orang saja yang selamat.
Di negaranya sendiri, pemerintah berusaha untuk melarang agar film garapan Kinji Fukasaku ini tidak tampil, bahkan sejak baru ada versi bukunya. Namun, lembaga sensor masih bisa meloloskannya sehingga Battle Royale memiliki banyak penggemar.
Salah satu negara yang berhasil melarangnya tayang adalah Korea Selatan dengan alasan adegan kekerasan yang berlebihan. Kontroversi lain yang menyandung Battle Royale adalah waktu penayangannya yang tak berselang lama dari pembantaian di SMA Columbine, Kolombia, Amerika Serikat pada 1999. Hal ini secara tak langsung menyebabkan film baru bisa disaksikan secara legal di Amerika sepuluh tahun kemudian.
2. Grotesque
Film Jepang yang dilarang tayang berikutnya adalah Grotesque. Inggris merupakan negara yang paling menentangnya. Keputusan ini diambil oleh Direktur British Board Film Classification (BBFC) yang menjabat pada 2009, David Cooke.
"Tak seperti karya horor bertema penyiksaan, seperti serial Saw dan Hostel, Grotesque menggunakan penceritaan atau pengembangan karakter yang minim dan menghadirkan kepada penonton sedikit lebih dari skenario penghinaan, kebrutalan, dan kesadisan yang tak henti-hentinya dan meningkat. Terlepas dari upaya sisa untuk 'menjelaskan' motivasi si pembunuh di akhir film, kesenangan utama yang ditawarkan tidak terkait dengan pemahaman motivasi dari salah satu karakter utama. Sebaliknya, kesenangan utama yang ditawarkan tampaknya berkubang dalam tontonan sadisme (termasuk sadisme seksual) untuk kepentingannya sendiri," katanya.
3. Emperor Tomato Ketchup
Emperor Tomato Ketchup merupakan film lawas Jepang karya Shuji Terayama yang tayang pada 1971. Sebagai sutradara sekaligus penulis, ia terkenal dengan karya yang provokatif dan menampilkan hal-hal tabu.
Dengan budget yang rendah, Emperor Tomato Ketchup tampil dengan warna hitam putih saja. Lebih dari itu, hal yang membuatnya menjadi salah satu film Jepang yang dilarang tayang adalah visualisasi yang cukup ekstrem. Di sana, ditampilkan ketelanjangan anak-anak hingga adegan erotis.
Karena sistem sensor Jepang, film yang aslinya berdurasi 75 menit ini dipangkas menjadi 27 menit saja. Emperor Tomato Ketchup baru bisa tayang secara penuh pada 1993, 13 tahun setelah kematian sang sutradara.
4. Audition
Seperti judulnya, Audition adalah sebuah film yang menceritakan sebuah audisi mencari perempuan untuk dikencani oleh Shigeharu Aoyama. Ia adalah seorang duda yang berduka setelah kematian istrinya. Tak disangka, peserta yang menarik hatinya justru si misterius Asami Yamazaki.
Keduanya kemudian menjalin hubungan yang kompleks. Perlahan, kedok asli Asami terbongkar. Dengan alur slow burn, penonton dibawa untuk menyelami karakter psiko obsesif yang bersemayam di dalam diri perempuan tersebut. Hal itulah yang juga membuat film karya Takeshi Miike ini dilarang tayang.
5. Imprint
Dari posternya saja, Imprint sudah tampak mengerikan, bukan? Karya lain Takeshi Miike ini merupakan salah satu episode dalam antologi Masters of Horror. Penayangannya bahkan dilarang di siaran kabel.
Imprint terinspirasi dari kisah Bokkee Kyotee milik Shimako Iwai. Christopher, jurnalis asal Amerika, diceritakan sedang mencari kekasihnya, Komomo, yang terjebak prostitusi. Dalam proses tersebut, ia harus bermalam terlebih dahulu bersama salah satu gadis di kawasan prostitusi itu.
Di sinilah satu per satu kebrutalan terungkap. Perempuan yang bersama Christopher menceritakan sebuah masa lalu kelam yang terjadi pada orang-orang sekitarnya, termasuk Komomo. Di Amerika, potret kesadisan dalam Imprint dinilai terlalu berlebihan untuk ditayangkan di televisi. Namun, film ini masih bisa tayang di Inggris.
6. Fumiko's Legs
Fumiko's Legs menyusul dalam daftar film Jepang yang dilarang tayang karena beberapa adegannya dinilai terlalu vulgar. Dari segi alur, film arahan Atsushi Ueda ini bercerita tentang fetish seorang lelaki tua terhadap kaki Fumiko. Untuk memuaskannya, ia menawari pekerjaan di rumah mewahnya kepada sang perempuan dengan imbalan warisan 200 juta yen.
7. Yuriko's Aroma
Yuriko's Aroma menjadi pemungkas dalam daftar ini. Dikisahkan, Yuriko adalah aromaterapis di sebuah salon aroma. Di tengah pekerjaan tersebut, ia malah terangsang dengan aroma keponakan pemilik salon yang berusia 17 tahun, Tetsuya. Sementara itu, seorang pelanggan bernama Ayama juga tertarik secara seksual kepada Yuriko.
Alasan film besutan sutradara Kōta Yoshida ini dilarang tayang sama seperti Fumiko's Legs, yaitu adegan yang terlalu vulgar. Selain itu, film ini juga menceritakan kisah tak senonoh dengan anak yang masih di bawah umur.
Sayang banget, ya, Bela? Namun, daripada terjadi hal buruk setelah menonton deretan film di atas, lebih baik mengambil tindakan preventif dengan melarangnya untuk tayang, bukan?