Sebagai salah satu destinasi wisata populer di Indonesia, Bali selalu menjadi tempat yang menarik untuk bereksplorasi dan berkarya. Selain pemandangan alamnya yang cantik, budaya yang khas, serta kuliner yang kaya akan cita rasa, Bali juga menjadi tempat yang tepat untuk mengeksplorasi karya seni yang tak ada habisnya.
Salah satunya adalah pameran seni bertajuk 'Widya Segara: Wisdom of the Sea' yang digelar di kawasan Jimbaran, Bali. Pameran ini adalah sebuah pertunjukan budaya yang memadukan seni kontemporer dan keindahan alam Bali.
Karya terbaru dari Arkiv Vilmansa
Pameran seni 'Widya Segara: Wisdom of the Sea' diselenggarakan oleh Galeri ZEN1 di Locca Sea House, Jimbaran, Bali. Dengan latar belakang panorama laut, gunung, dan Bandara I Gusti Ngurah Rai, pameran ini menghadirkan karya-karya visioner dari seniman kontemporer ternama, Arkiv Vilmansa.
Sang seniman mengeksplorasi kekayaan warisan budaya Bali melalui karya yang menjembatani elemen tradisional dan modern dengan menghadirkan koleksi unik yang menangkap esensi dari kekayaan warisan budaya dan seni Bali.
Pameran ini merupakan bukti eksplorasi berkelanjutan Arkiv terhadap seni, masyarakat, dan alam, memberikan perspektif baru yang mendalam bagi penonton lokal maupun internasional.
Instalasi paus raksasa berwarna pink
Untuk kamu yang berkunjung ke Locca Sea House, kamu akan menemukan pemandangan yang berbeda di sini. Pengunjung yang biasanya datang untuk bersantai sambil menyaksikan pemandangan lanskap alam Pulau Dewata nan indah, juga melihat pemandangan baru berupa paus berwarna pink di sini.
Eitss... jangan heran dulu! Paus ini bukan hewan asli, melainkan merupakan balon berukuran raksasa yang diletakkan di dua lokasi di beach club ini. Pusat perhatian dalam pameran ini adalah Ragga, instalasi paus terapung karya Arkiv Vilmansa yang berukuran panjang 30 meter, tinggi 9 meter, dan lebar 12 meter.
Di sisi lain, ada pula Runna, instalasi paus yang berukuran sedikit lebih kecil dari Ragga dan digambarkan sebagai 'anak perempuan' dari Ragga. Kedua instalasi paus ini merepresentasikan persimpangan antara mitos, alam, dan kesadaran lingkungan.
Jika biasanya paus digambarkan berwarna biru, beda halnya dengan Ragga dan Runna yang dibuat berwarna merah muda. Arkiv mengatakan dirinya memilih warna pink untuk karyanya kali ini lantaran ia suka dengan warna pink.
Bagian dari kampanye dan ajakan untuk melestarikan laut
Paus, makhluk yang melambangkan kekuatan, misteri, dan luasnya samudra, melayang dengan anggun di atas laut di Locca Sea House, menciptakan pengalaman visual yang kuat. Ragga dan Runna tidak hanya menjadi instalasi yang memukau, tetapi juga simbol harapan untuk pelestarian lingkungan dan persatuan.
Rupanya, kedua instalasi paus ini terinspirasi oleh refleksi Arkiv tentang kerentanan lingkungan dan kebutuhan mendesak untuk disadarkannya kembali hubungan manusia dengan alam. Tak hanya sekadar karya seni, hadirnya instalasi paus berwarna pink ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian laut.
“Saya sangat antusias untuk berbagi karya terbaru ini dengan masyarakat Bali,” ujar Arkiv Vilmansa, seniman di balik pameran ini.
“Seni selalu menjadi cara saya terhubung dengan dunia di sekitar saya, dan koleksi ini terinspirasi oleh lanskap, budaya, dan tradisi Bali. Ini adalah perayaan masa lalu sekaligus masa depan,” lanjutnya.
Sementara itu, di sisi Ragga juga hadir Domma, karya ikonik Arkiv yang merupakan sebuah figur mitos yang menggambarkan hubungan rumit antara manusia dan alam. Bersama-sama, Ragga dan Domma mengundang pengunjung untuk merenungkan keseimbangan yang rapuh antara manusia dan dunia alam, serta mempertimbangkan kekuatan besar yang membentuk masa depan kita.
Hadirkan pameran lukisan dari sejumlah seniman Bali
Selain instalasi paus, pameran 'Widya Segara: Wisdom of the Sea' juga menampilkan pilihan lukisan dari sejumlah seniman kontemporer Bali. Pameran yang diselenggarakan oleh Galeri ZEN1 ini menghadirkan beragam bakat lokal yang penuh warna, termasuk Teja Astawa, Ida Bagus Purwa, Made Bayak, Suarnata, Satya Cipta, Nyoman Sani, Made Wianta, Kun Adnyana, Kenyem, Made Wiradana, Apel Hendrawan, Npaw, Kencut, Dully, Bayu Pramana, dan Putu Winata.
Masing-masing seniman menyajikan satu karya yang mencerminkan warisan seni Bali dengan pendekatan kontemporer. Dengan melibatkan seniman-seniman lokal di Bali, 'Widya Segara' akan memperkenalkan sisi lain dari Bali, yang tidak hanya dikenal dengan keindahan alam, tetapi juga dengan keberagaman sejarah yang dimilikinya.
“Kami bangga mempersembahkan karya Arkiv Vilmansa sebagai bagian dari pameran Widya Segara. Seni beliau berbicara pada inti budaya Indonesia sekaligus menantang batasan praktik kontemporer. Kolaborasi ini merupakan momen penting bagi kami, dan kami sangat antusias melihat bagaimana karya ini akan diterima oleh audiens lokal dan internasional," jelas Pendiri Galeri ZEN1, Nicolaus Kuswanto.
Berlangsung selama satu bulan
Pameran 'Widya Segara: Wisdom of the Sea' akan berlangsung selama satu bulan, tepatnya dari tanggal 14 Desember 2024 hingga 11 Januari 2025 di Locca Sea House, Jimbaran Bali. Sebelumnya, Ragga dan Runna telah dipamerkan terlebih dahulu di De Jukung, Tanah Lot pada tanggal 1-8 Desember 2024.
Selanjutnya pada Februari 2025 nanti, instalasi karya Arkiv lainnya juga akan ditampilkan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Pameran ini diharapkan menjadi momen penting dalam dunia seni Indonesia, yang tidak hanya menonjolkan kecantikan visual, tetapi juga menggugah kesadaran masyarakat akan keberagaman biota laut yang menarik.
Selaras dengan komitmen Arkiv terhadap keberlanjutan lingkungan, Ragga dan Runna nantinya akan didaur ulang dan diubah menjadi sebuah karya seni baru demi memastikan tidak ada limbah plastik.
So, buat kamu yang berencana menghabiskan libur Natal dan Tahun Baru di Bali, jangan lewatkan untuk datang ke pameran 'Widya Segara' sambil menikmati keindahan alam Pulau Dewata, ya!