Memahami bahwa budaya patriarki bukanlah sesuatu yang baik dan harus dihilangkan, #IMGS2022 mengundang Iim Fahima, seorang founder Queenrides, sebuah platform komunitas pemberdaya perempuan yang sudah berjalan selama 6 tahun. Menggeluti bidang tersebut, membuat Iim sangat paham apa yang terjadi pada perempuan Indonesia dan bagaimana cara mengatasinya. So, let's find out!
Alasan perempuan masih dipandang lebih rendah dari laki-laki
"Budaya patriarki sudah ada ratusan tahun lalu dan turun temurun. Jadi sudah menjadi akar yang kuat. Itulah asal mula mengapa masyarakat masih memposisikan perempuan di bawah laki-laki," ucap Iim yang telah berpengalaman menjadi pembicara internasional.
Tak hanya itu, ia juga menambahkan bahwa banyak racun-racun patriarki yang kita lihat setiap hari tanpa disadari sehingga paradigma itu yang melekat pada ingatan kita.
"Kemudian, tanpa disadari kita berperan dalam menyuburkan patriarki, seperti beragam tekanan sosial yang menuntut perempuan harus berperilaku anggun. Begitu pun dengan iklan yang sering ditampilkan. Adegan masak, mengurus anak sakit, membersihkan rumah selalu diperankan oleh perempuan," tambahnya.
Siapa saja peran yang membudidayakan patriarki
Selama ini, mungkin kamu merasa bahwa laki-laki adalah sosok peran utama budaya patriarki ini. Memang tidak sepenuhnya salah, akan tetapi peran tersebut juga bisa diambil oleh perempuan lainnya.
Mungkin kamu pernah mendengar atau merasakan perempuan lain yang mengomentari sesuatu yang ada pada dirimu.
"Larangan jangan pakai baju itu atau jangan sekolah tinggi-tinggi nanti laki-laki nggak ada yang mau adalah contoh patriarki yang dilakukan oleh sesama perempuan," ucap Iim di panggung Future is Female #IMGS2022.
Cara sederhana mendobrak budaya patriarki di lingkungan
Iim Fahima membeberkan apa saja, sih, cara sederhana yang bisa kamu lakukan untuk mendobrak budaya tersebut.
Pertama, pastikan ketika kamu menikah, kamu telah memilih pasangan yang sesuai denganmu.
"Pastikan suami kamu nanti harus membolehkan kamu beraktivitas dan berkarya di luar rumah. Kalau perlu bikin catatan hitam di atas putih. Lalu, pastikan nikah nggak cuma pake hati, pilihlah orang yang bisa mendukung pilihan kariermu," tuturnya.
Ini menjadi penting karena budaya patriarki bisa diruntuhkan dimulai dari kehidupan rumah.
Kedua, pahami bahwa kodrat perempuan nggak melulu di rumah.
"Pahamilah bahwa kodrat perempuan itu bukan di rumah. Kodrat adalah segala sesuatu yang terkait organ tubuh, seperti menyusui, hamil, mens. Sesuatu yang laki-laki nggak bisa lakukan," jelas perempuan yang sudah lama menjadi pembicara soal patriarki.
Cara mengkomunikasikan patriarki pada orang sekitar
Bela, saat kamu ingin meruntuhkan budaya patriarki, maka kamu harus paham dengan siapa lawan bicaramu. Kamu nggak bisa menerapkan cara berbicara dengan teman sebaya kepada orangtua kita.
"Nggak perlu ngotot kepada mereka (generasi orangtua) bahwa mereka salah. Kita harus legowo karena sudah bentuknya begitu sejak dulu, jadi susah untuk diubah. Caranya adalah dibecandain. Kita bicara tanpa ada niatan untuk mengubah," jawab Iim saat ditanyakan bagaimana cara terbaik menghadapi patriarki pada generasi tua.
Sebagai penutup, Iim memberikan statement closing yang harus dipegang oleh semua perempuan.
"Kodrat perempuan bukan sumur, kasur, dapur. Kodrat perempuan sama seperti makhluk hidup lainnya yang bermanfaat, bahagia, berkarya dan melakukan apapun untuk kita dan masyarakat". Semangat selalu perempuan Indonesia!