Tak bisa dipungkiri bahwa film menjadi salah satu sarana edukasi yang paling menyenangkan. Sekiranya, hal itulah yang dilakukan Gina S. Noer saat memproduksi setiap karya-karya filmnya.
Setelah sukses dengan film Dua Garis Biru yang tayang pada 2019 lalu, kini Gina kembali unjuk gigi lewat film Like & Share yang akan tayang pada 8 Desember 2022. Masih mengangkat isu-isu yang ada pada perempuan, khususnya remaja saat ini, Gina mengajak seluruh penonton berani melawan kekerasan dan pelecehan seksual.
Meski memberikan kesan vulgar, namun film Like & Share ini juga sukses mengedukasi penontonnya, dengan memberikan contoh nyata apa yang akan terjadi jika kekerasan seksual itu menghampiri kita. Penasaran seperti apa fakta-fakta di balik film Like & Share yang tuai perhatian publik lantaran trailer-nya? Simak selengkapnya di bawah ini.
1. Menyuarakan 2 ribu orang korban pelecehan seksual
Sepanjang tahun 2021, setidaknya ada 2.204 perempuan yang melapor alami kekerasan seksual. Angka tersebut diketahui meningkat sebanyak 75% dari pada tahun sebelumnya. Melihat angka laporan yang semakin menanjak, tentu kita sadar bahwa kasus kekerasan seksual tidak bisa dibiarkan.
Melihat fenomena tersebut, Gina S. Noer mengambil inisiatif untuk mengambil isu kekerasan seksual tersebut dan menuangkannya dalam karya film Like & Share. Bahkan, Gina juga merasa bahwa dia memiliki tanggung jawab besar untuk menggaungkan nilai-nilai pemahaman soal isu yang masih tabu untuk dibicarakan ini.
"Beberapa dari kami adalah penyintas, keluarga, dan sahabat dari penyintas. Kami juga orangtua, kerabat, dan pendidik yang tak ingin anak, dan murid kami menjadi korban, pelaku, dan bystander. Sehingga, kami buat film ini dengan kehati-hatian, jernih, dan penuh kasih," ucap Gina saat ditemui di acara Gala Premier Like & Share pada Selasa (29/11/2022).
2. Membahas banyak isu remaja saat ini
Jika kamu sudah menonton trailer-nya, maka kamu akan menyangka bahwa Like & Share ini akan membahas isu kenakalan remaja, khususnya seks bebas. Akan tetapi, lebih dari itu. Kamu akan melihat sederet masalah yang dialami remaja-remaja saat ini.
Mulai dari ketidakmampuan memilah konten media sosial, berselisih dengan sahabat, kerenggangan hubungan dengan orangtua, kehilangan makna 'rumah', dan banyak lainnya. Semua permasalahan tersebut dibungkus dengan rapih oleh Gina sehingga menghasilkan film yang memberikan banyak pelajaran bagi siapa saja yang menontonnya.
3. Cocok dijadikan sebagai film keluarga
Seperti yang sudah disebutkan bahwa film Like & Share mengangkat masalah remaja saat ini, tentu hal tersebut akan membantu para orang tua yang sedang memiliki anak di usia remaja. Kamu bisa mengajak orang tuamu untuk menonton film ini.
Selain untuk mendapat bimbingan, para orang tua juga akan terbantu untuk menyadari dan lebih peka terhadap isu-isu yang ada. Terlebih lagi, dengan menonton Like & Share ini bersama orang tuamu, maka bisa menjadi gerbang pembuka untuk mulai membiasakan membahas hal-hal yang masih dianggap tabu oleh kebanyakan orang.
4. Mengajak masyarakat agar lebih peka
Harapan besar dari Gina untuk para penonton Like & Share agar bisa membangkitkan kesadaran sekaligus mengajak orang-orang sekitarnya untuk lebih aware dengan kasus kekerasan jenis apa pun. Sebab, pada dasarnya, tak ada satu orang pun yang layak untuk mendapatkan tindak kekerasan.
Sebagai bentuk nyata ajakan tersebut, Gina tidak hanya membuat film. Ia juga melibatkan sejumlah Lembaga Bantuan Hukum bagi penonton Like & Share yang membutuhkan bantuan untuk masalah kekerasan yang dialaminya.
"Kita tuh gampang berharap dunia yang lebih baik, gampang untuk menghakimi, take the shortcut, take the instant way. Tapi yang sulit adalah orang-orang yang mau terlibat langsung. Bukan saya atau kami, tapi orang-orang yang ada di LBH, pendamping korban kekerasan, yang terus menerus mendampingi tanpa banyak yang peduli. Ya film ini tuh sebenarnya buat mereka. Buat kita agar membantu merek," papar sang sutradara mengenai tujuan utama film tersebut.
5. Proses pengerjaan yang menguras emosi
Mengangkat isu kekerasan seksual bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Dari penulisan hingga proses syuting, tentu telah menguras emosi dan ikut membayangkan bagaimana perasaan perempuan yang menjadi korban pelecehan. Itulah mengapa film ini bisa membawamu mengeluarkan air mata, jika betul-betul ikut merasakan masalah setiap karakternya.
"Ya sebelum bikin ini saya harus ke psikolog. Untuk bikin film dengan trauma kita harus selesai dengan trauma sendiri, dan bisa memaknai trauma-trauma yang terjadi dalam diri kita," tutur Gina saat ditanyai persiapan melakukan syuting Like & Share.
Sebagai penutup, Gina juga memperbolehkan bagi para calon penonton untuk keluar dan menenangkan diri apabila film Like & Share ini memunculkan trauma masa lalumu. Penasaran kan seberapa peliknya film Like & Share ini? Jadi, jangan lupa saksikan di bioskop kesayanganmu pada 8 Desember 2022, ya!