Banyak sekali hal yang bisa dibahas mengenai musik. Mulai dari berbagai macam jenis musik, pendatang baru, hingga lagu yang sedang populer. Begitu juga dengan musik indie, yang tentu saja sangat menarik untuk diulas. Apalagi saat ini anak muda selalu mencari musik dengan aransemen yang unik. Untuk kamu yang hobi mendengarkan musik, musisi indie internasional ini wajib tahu dan dengar.
1. The 1975
Band asal Menchester, Inggris yang beranggotakan empat orang ini memang sedang populer. Terbentuk pada tahun 2002, The 1975 telah menjalani perjalanan panjang untuk menunjukkan karyanya. Single yang paling populer dengan judul Somebody Else di album I Like It When You Sleep, For You Are So Beautiful Yet Some Unaware Of It yang rilis tahun 2016. Di album The 1975 yang rilis 2013, juga banyak lagu yang bisa kamu nikmati. Misalnya, The City, Talk!, dan Settle Down. Band yang mengusung genre pop-rock yang dipadu dengan elektropop pada tahun 2018 akan mengeluarkan album baru yang berjudul Music For Cars.
2. Phantogram
Duo asal New York ini terbentuk pada tahun 2017, Josh Cartel dan Sarah Barthel sebagai anggota. Hingga pada tahun 2017, Phantogram telah menghasilkan tiga album utama, yaitu, Eyelied Movies, Nightlife, Voices, dan Three. Untuk kamu yang baru mengenal Phantogram, lagu When I’m Small dari album pertama bisa menjadi awal. Atau, Fall In Love dari album Voices. Musisi ini membawa unsur elektronik rock dalam setiap aransemennya. Tahun 2018, Phantogram akan menggelar konser keliling Amerika. Kalau kamu suka dengan musiknya dan sedang berada disana jangan ragu untuk cek jadwalnya.
3. Tune-Yards
Berawal dari proyek musik kecil-kecilan Merrill Garbus. Ia mulai tampil dengan membawa nama Tune Yards pada tahun 2006. Selain itu, ia menulis lagu yang ada di albumnya. Sejauh ini ada tiga album sebagai karyanya, yaitu Bird Brains (2009), Whokill (2011), dan Nikki Nack (2014). Pada tahun 2014 lalu, ia juga membagikan komentar dan sedikit bercerita mengenai Tune-Yards. Kamu bisa mendengarkannya di album Tune-Yards-A Conversation. Mendengarkan beberapa lagu seperti, Water Fountain, Look At Your Hands, dan Hey Life, kamu akan menyadari bahwa musik yang ia bawakan sangat unik. Tune-Yards mengombinasikan indie-pop, folk, RnB, hingga afrobeat ke dalam musiknya.
4. Passion Pit
Terbentuk pada tahun 2007 dan dikenal pada tahun 2009, band indie ini membawa genre elektropop yang menjadi ciri khasnya. Dibentuk oleh Michael Angelakos yang pada awalnya ingin memberikan sesuatu untuk sang pacar di hari Valentine. Seorang diri ia menulis, mengaransemen, hingga bernyanyi. Seiring berjalannya waktu Passion Pit mengembangkan kreativitasnya. Passion Pit telah memiliki empat album hingga kini. Diantaranya, Manners (2009), Gossamer (2012), Kondred (2015), Tremendous Sea Of Love (2017). Ada juga lagu yang wajib kamu dengar, yaitu, Sleepyhead, Take A Walk, Where The Sky Hangs, dan To The Other Side.
5. The Paper Kites
Band Indie beraliran folk asal Australia ini dibentuk pada tahun 2010. Lagu-lagunya cocok sekali untuk didengar pada saat sedang ingin menenangkan pikiran. The Paper Kites awalnya hanya beranggotakan oleh dua orang, yaitu Sam Bentley dan Christina Lacy. Mereka terbiasa menulis lagu dan tampil sejak masa SMA. Kemudian mereka membuka audisi untuk melengkapi band. David Pows, Sam Rassmusen, dan Josh Bentley akhirnya bergabung. The Paper Kites mempunyai dua album, yaitu State (2013) dan Twelvefour (2015). Ada pun album extended play yang juga bisa kamu nikmati. Lagu yang wajib kamu dengar adalah Bloom, Leopold Street, Turns Whitin Me Turns Without Me, dan Featherstone.
6. Two Door Cinema Club
Alex Timber dan Sam Halliday satu sekolah, kemudian bertemu dengan Kevin Baird. Ketiganya membentuk Two Door Cinema Club pada tahun 2007. Demi menjalankan hobi secara profesional mereka tidak melanjutkan pendidikan ke universitas. Band indie asal Irlandia Utara ini beraliran rock, pop, funk, dan ada sentuhan dance-funk. Bisa kamu dengar saat butuh semangat baru. Hingga kini, mereka telah mengeluarkan empat album extended play. Selain itu, ia juga mengeluarkan 3 album lainnya, yaitu Tourist History (2010), Beacon (2012), dan Gameshow (2016). Ada pun lagu yang bisa menjadi referensi, yaitu What You Know, Undercover Martyn, dan Good Morning.
7. The Temper Trap
Band asal Australia beraliran rock yang terbentuk pada tahun 2005 ini memang populer di Indonesia. Namun mereka pindah dari Melboune ke London pada tahun 2008. Band yang menjadi salah satu pengisi Soundtrack 500 Days Of Summer memang beberapa kali tampil di Indonesia. Band ini cukup produktif menghasilkan karya dalam bentuk album. Album yang paling baru rilis tahun 2016, yang mana pada tahun tersebut The Temper Trap sering mengisi perhelatan musik Indonesia. Mendengarkan lagu-lagu di album barunya yang berjudul Thick As Thieve, masih terasa ciri khas dari The Temper Trap. Mereka masih menonjolkan irama drumnya. So Much Sky, Fall Together, Ordinary World, dan On The Run wajib didengar.
Band indie mana yang ingin kamu tonton konsernya?