Kalau di Jakarta saluran pembuangan air alias selokannya berbau busuk karena banyaknya sampah yang menyumbat, lain halnya dengan Swiss. Di negara ini, selokannya terdapat emas yang jika dikumpulkan dalam satu tahun jumlahnya dapat mencapai 40 kilogram bahkan lebih.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Perairan Pemerintah Swiss tahun 2016 lalu menemukan bahwa di saluran pembuangan air mereka terdeteksi sebanyak 3 ton perak dan 43 kilogram emas di dalam limbahnya. Jika diuangkan, perak dan emas tersebut setara dengan 3 juta franc Swiss atau 41 milliar rupiah.
Setelah diselidiki, emas dan perak yang terbuang di saluran pembuangan tersebut adalah limbah hasil buangan industri pembuatan jam tangan dan perhiasan yang menggunakan emas dan perak sebagai bahan bakunya. Meski nggak terbukti mencemari lingkungan, tapi pemerintah dan beberapa peneliti dari Swiss sampai dengan saat ini masih mencari cara untuk dapat memanfaatkan kembali emas dan perak yang terbuang tersebut agar nggak terbuang percuma.
Meski total uang yang ‘ditemukan’ di saluran pembuangan jumlahnya sangat fantastis, baik pemerintah maupun industri yang bersangkutan nggak merasa rugi karena telah membuang begitu banyak logam mulia. Menurut mereka, mereka telah memanfaatkan logam mulia tersebut semaksimal mungkin dan mendapatkan banyak keuntungan.
Well, penemuan emas dan perak yang bercampur limbah di saluran pembuangan menjadi bukti kekayaan Swiss yang luar biasa banyak.