Sering banget dicemooh di negara sendiri, sinetron Indonesia sudah lama terkenal sangat laris manis di negara tetangga terutama di Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. Industri hiburan Indonesia memang sangat dicintai di negara tetangga maka dari itu banyak aktor maupun penyanyi yang sukses di Indonesia juga mayoritas sangat terkenal di sana.
Tak jarang sinetron Indonesia ditayangkan di prime time dan penyanyi Indonesia yang manggung di arena konser terbesar di Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. Kira-kira apa ya yang membuat warga negara tetangga menyukai sinetron dan lagu Indonesia? Ini dia alasannya.
Lagu Indonesia yang easy listening dan lirik yang menyentuh
Dibandingkan dengan lagu produksi di negara mereka, lagu Indonesia memberikan kesan yang segar dan baru. Penggunaan bahasa yang kurang lebih sama juga menjadi alasan mengapa lagu-lagu Indonesia mudah dimengerti disana.
Kehadiran jenis-jenis musik baru yang diproduksi oleh musisi Indonesia seperti Raisa, Isyana Sarasvati, Tulus, Afgan, RAN, G.A.C juga menjadi oase baru di negeri tetangga karena industri musik di negara tetangga tidak sedinamis di dalam negeri.
Bahasa komedi yang ringan
Tayangan komedi seperti sinetron yang menyelipkan nuansa komedi di setiap episodenya membuat sinetron Indonesia juga digilai di negeri tetangga. Kebanyakan tayangan di Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam bersifat serius dan banyak menyelipkan nuansa politik sehingga tidak banyak tayangan yang benar-benar menghibur di negaranya.
Maka dari itu, sebagai gantinya, kebanyakan industri hiburan di negara tetangga melirik konten dalam negeri untuk dihadirkan di tayangan televisinya. Tak heran banyak orang-orang di Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam juga mengerti dengan istilah gaul yang dipakai di Indonesia.
Ceritanya dekat dengan kehidupan sehari-hari
Sama seperti konsep kartun anak Upin & Ipin yang terkenal di Indonesia, sinetron Indonesia juga digemari di negara tetangga karena cerita sehari-hari yang ditampilkan kurang lebih sama. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim paling banyak, norma dan nilai yang berlaku di Indonesia juga kurang lebih sama seperti yang ada di Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.
Sinetron Tukang Bubur Naik Haji contohnya menjadi primadona di negeri tetangga karena konsepnya yang ringan mendeskripsikan kehidupan keluarga yang banyak di temui di keempat negara tersebut.
Kualitas hiburan di negara tetangga kurang profesional
Dibanding Indonesia, kualitas editing untuk program penayangan di Malaysia dianggap kurang maksimal terkesan kurang profesional bagi penonton di negaranya. Untuk proses editing yang paling sederhana saja, penonton masih bisa melihat visualisasi editing yang tidak nyata.
Kemampuan akting pemain sinetronnya juga dianggap masih kalah dengan aktor dan aktris dalam negeri yang memang sudah memiliki pengalaman dan melalui banyak audisi casting.
Musik Indonesia punya karakter yang kuat
Dikutip dari cnnindonesia.com, Vice President Malay, Indian & Expatriate Programming Radio, Zakiah Halim menyebutkan musik Indonesia memiliki beberapa kelebihan yakni kualitas musiknya yang sangat bagus dan punya karakter yang kuat.
Penyanyi asal Singapura, Aisyah Aziz juga menyebutkan cara orang Indonesia mengeja alfabet saja sudah bernada sehingga terkadang menurutnya orang Indonesia berbicara dengan melodi yang indah dan hal tersebut yang ia tidak dapatkan di negaranya.