Debat calon presiden dan calon wakil presiden di Bidakara, Jakarta Selatan berlangsung seru banget nih. Apalagi ketika sesi pertanyaan yang dilemparkan langsung oleh masing-masing capres dan cawapres. Berdasarkan voting, presenter pun mengumumkan Capres dan Cawapres nomor 1 yakni Jokowi-Maruf Amin untuk mendapatkan kesempatan pertama melemparkan pertanyaan kepada pihak Prabowo dan Sandiaga Uno. Jokowi pun mempertanyakan soal perspektif gender.
“Dalam visi misi Bapak menyebutkan akan berperspektif gender dan akan memprioritaskan pemberdayaan perempuan. Tapi saya melihat dalam struktur kepemimpinan partai yang Bapak pimpin, jabatan-jabatan strategis seperti ketua umum, dewan pembina, ketua dewan penasihat, ketua harian, wakil ketua harian, sekjen, bendahara, semuanya laki-laki. Bagaimana bapak menjawab inkonsistensi ini?” tanya Jokowi kepada Prabowo - Sandi.
Untuk menjawab pertanyaan Jokowi dan Ma’ruf Amin, capres dan cawapres nomor 2 mendapat kesempatan menjawab selama 2 menit.
“Baik, saya ingin jelaskan partai kami partai baru, kurang lebih berdiri 10 tahun, dalam penyusunan tentunya kami menunjuk paling pertama dan paling mau untuk muncul. Benar yang bapak sebut, tapi yang eselon contoh seperti wakil ketua umum, ibu Rahmawati Soekarno Putri, bertanggung jawab untuk dengan ideologi. Kita juga punya beberapa ketum lainnya, saya partai yang namanya Perempuan Indonesia Raya, dan kita punya susunan caleg dan seluruh partai, undang-undang mewajibkan 30%, kami sudah mendekati 40% (Caleg perempuan -red). Dan itu tekad kami, ini suatu perjuangan, kita belum puas, kami membuka peluang sebesar-besarnya untuk emak-emak, perempuan untuk bergerak berjuang. Sekarang pendukung kita adalah emak-emak di seluruh Indonesia,” jawab Prabowo.
Setelah Prabowo menjawab pertanyaan Jokowi bahwa partai Gerindra tetap memberi kesempatan bagi kaum perempuan untuk mendapatkan kursi legislatif, Jokowi pun membandingkan dengan kepemimpinannya selama menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
“Sebetulnya saya tidak harus menjawab lagi karena Bapak Prabowo sudah mengakui. Apa yang sudah diakui tadi, kalau boleh membandingkan, mohon maaf, saat saya membentuk kabinet. Perempuan yang menempati tempat strategi, misalnya Menlu, BUMN, Keuangan, kemudian menteri LHK, dan menteri yang berani dan nekat menteri kelautan dan perikanan. Dan saya pernah membentuk Panitia Seleksi Komisioner KPK terdiri dari 9 orang yang semuanya perempuan,” tanggap Jokowi.
Tak hanya sampai disitu, kesempatan untuk menanggapi balasan pernyataan dari pihak capres nomor 1 pun masih bisa diberi tanggapan oleh Prabowo - Sandi. “Baik saya kira Itu syah, tapi justru yang tadi Bapak banggakan yang menunjukkan suatu kerugian besar bagi kepentingan bangsa dan rakyat menurut saya jangan permasalahkan orang demi orang, yang kita permasalahkan adalah kebijakan yang ia hasilkan. Kalau dibilang masalah gender, ayo kita cari, kita bisa hitung jumlah. Tapi kalau kita bilang output, kita bisa berlipat lagi, kita bisa berdebat lebih lama lagi. Jangan hanya perempuan diangkat, dan kita bangga, harus perempuan tapi juga cakap dan pro rakyat, dan tidak perempuan yang merugikan kebijakan rakyat. Ini masalahnya, saya tidak akan membanggakan karena dia perempuan, kaau dia perempuan tapi dia tidak membela rakyatnya sendiri, saya kira tidak perlu dibanggakan,” jawab Prabowo menanggapi pernyataan Jokowi.