Tubuhnya kering kerontang, dalam kesehariannya Jhalanie Mutuan hanya bisa duduk di pinggir jalan sambil menanti kemurahan hati setiap pejalan kaki yang melewatinya. Tubuhnya yang begitu kurus jadi penanda bagaimana susahnya dia mendapatkan makanan. Namun pada suatu hari, Jhalanie menemukan alat lukis usang yang telah menjadi sampah dan langsung ia gunakan untuk menggambar.
wheninmanila.comTak pernah sekalipun dalam pikirannya kalau alat lukis yang semula jadi sampah justru jadi alat berharga dalam hidupnya. Pinggir jalan Manila pun jadi saksi bisu bagaimana Jhalanie bertahan hidup di jalanan dengan segala keterbatasannya. Sejak menemukan alat lukis itu, Jhalanie mulai menjual karya lukisannya yang penuh warna. Mirisnya, ia hanya menjual karyanya kurang dari Rp 5 ribu! Tetapi akhirnya takdir berkata lain ketika seorang seniman bernama Coco Torre yang mendengar kisah Jhalanie dari seorang temannya.
mysalonika.grTak tega mendengar seorang perempuan bertahan hidup dengan menjual karya lukisannya di bawah Rp 5 ribu, Coco pun langsung berinisiatif untuk memamerkan karya Jhalanie di galeri. Setelah seminggu mencari keberadaan Jhalanie dan berhasil menemukannya, akhirnya Coco mendapat persetujuan dari Jhalanie dan memberi nama pameran lukisan dengan judul “Damgo Sa Killid Dalan” atau “Sidewalks Dreams”.
elitereaders.comBerkat ide Coco, hanya dalam hitungan jam, 40 karya perempuan asal Iloilo, Philiphina ini pun dibeli oleh para tamu yang datang ke galeri pameran. Seluruh hasil penjualan lukisan pun diserahkan kepada Jhalanie, harapannya ia bisa kembali ke kampung halamannya dan mempunyai sebuah rumah. Bahkan Jhalanie berharap, ia bisa melanjutkan pendidikan jikalau tak terlambat.
mae.tipsMembaca kisah ini, menyadarkan kita bahwa kita harus mulai peka terhadap lingkungan sekitar kita, Bela. Satu langkah kecil seperti yang dilakukan Coco saja sudah memberi perubahan besar kepada seorang Jhalanie yang sangat membutuhkan bantuan orang lain. Kini Jhalanie bisa bermimpi menjadi pelukis, bukan lagi jadi pengemis.
