Pada Kamis, 16 Desember 2021, menjadi hari yang mendebarkan untuk Ernest Prakasa. Film terbarunya, Teka Teki Tika, sudah mulai risil di bioskop. Hal yang mendebarkan, karena film ini menjadi film pertama drama keluarga yang penuh bumbu misteri dan thriller. Sebuah karya terbaru Ernest yang turut terinspirasi dari kejadian korupsi Bansos pada 2020 lalu.
Bertemu dengan tiga pemeran tokoh sentral Teka Teki Tika, Popbela berbincang dengan salah satunya, Morgan Oey, yang mendapat peran sebagai Andre.
"Karakter memilih aktor," kata Morgan Oey. Sehingga rasanya berbicara mengenai tantangan ketika memerankan karakter Andre, terasa terlalu umum untuk ditanyakan kepada aktor 31 tahun tersebut. Sebaliknya, Popbela bertanya mengenai keyakinan dirinya mau menerima proyek ini, yang notabene menjadi proyek genre terbaru Ernest yang memerlukan kepercayaan diri ekstra.
"Mungkin rasanya itu sama ya, kayak waktu 6 tahun awal kita bikin film 'Ngenest'," kata Morgan. "(Setelah 'Ngenest') Along the way dia (Ernest) bikin film terus dan sukses. Sekarang dia mau eksplorasi lagi genre baru, dari segi penulisan, segi genre, segi produksi, dari segi cerita, dan mungkin karena ada jeda pandemi, itu bisa jadi keresahan Ernest juga ya. Lalu akhirnya lahirlah cerita 'Teka Teki Tika' ini," cerita lelaki bernama panjang Handi Morgan Winata tersebut.
Morgan merasa jika jejak karier Ernest selama ia membuat film, telah membuatnya bertumbuh baik dari sisi personal maupun profesional. "Terkadang, untuk going to the next level, kita harus bisa keluar dari comfort zone. Ya, nggak apa-apa juga sih, stay di comfort zone, tapi mau sampai kapan juga. Tapi gue melihat di film 'Teka Teki Tika' ini, Ernest itu sangat hands on dan sangat visioner. Jadi untuk proyek ini, beda aja treatment-nya," terang Morgan.
Pada sebuah wawancara, Ernest mengakui ia sebenarnya cukup resah dengan karya dia satu ini. Trailer Teka Teki Tika yang dianggap mirip dengan Knives Out oleh beberapa orang, juga turut ia dengar.
"Kemarin kita ngobrol dan dia juga masih deg-degan, karena takutnya yang pernah nonton film Ernest di luar sana pasti pengen yang kayak film-film dulu yang menghibur," lanjut Morgan. "Tapi, Ernest kan perlu tumbuh ya, jadi kita semua percayalah sama Ernest, makanya kami ada di sini," tambah aktor kelahiran 25 Mei tersebut.
Berbicara mengenai karakter di film ini, berperan sebagai Andre Limanto, Morgan mengakui bahwa Ernest memberi kebebasan bagi dirinya dan pemeran lain untuk mengeksplorasi karakter berdasarkan latar belakang tokoh yang sudah diberikan, sekaligus mengelaborasi dialog antar pemain. Apalagi, Ernest dan Arfian selaku Sinematografer, kerap menggunakan teknik long take.
"Waktu kami reading dalam proses workshop, kami juga sudah mulai GR (gladi resik) ada sesi yang long take, yang kameranya ngikutin karakter-karakter, dan Ernest itu sangat terbuka, 'lo mau ngapain, lo mau ngasih apa?' jadi ada beberapa hal yang membuat kami benar-benar latihat at a aprticular scene," cerita Morgan.
Ernest juga sempat membuat satu compiled video yang ia rekam dengan kru, untuk menjadi panduan bagi para aktor saat berlakon. "Gue sempat diskusi sama Ernest, misalnya karakter Andre untuk adegan long take gue tanya, 'Gue boleh nggak begini, dijawab Ernest, 'Ya nggak apa-apa selama lo nggak nutupin partner main lo,'" kenang Morgan.
Merasa sebagai seorang sutradara yang benar-benar ikut turun tangan, Morgan dan para pemeran lain juga merasa proyek ini dikerjakan dengan menyenangkan, sampai waktu bekerja bergulir tanpa terasa.
"Karena long take kan dinamis, ya. Jadi iya, Ernest sangat membebaskan, tapi tetap dijagain. Bahkan dari tone dialog juga ada beberapa yang kami diskusikan. Karena pas workshop pun dia selalu hadir. Biasanya di proyek film itu, seringnya acting coach yang hadir, tapi di sini Ernest benar-benar hands on banget, makanya workshop nya lama bisa sampe sebulan, meski bukan berlangsung setiap hari berturut-turut, ya," tutur Morgan yang diamini oleh rekan aktornya di Teka Teki Tika.
Teka Teki Tika bercerita tentang keluarga keturunan Tionghoa. Saat sedang merayakan ulang tahun pernikahan bersama keluarga, Budiman (Ferry Salim), seorang pengusaha kaya tiba-tiba dikejutkan oleh kemunculan seorang perempuan misterius yang mengaku sebagai anak kandungnya yakni Tika (Sheila Dara Aisha).
Di balik pengakuannya, perlahan situasi menjadi kacau balau dan terjadi perpecahan dalam keluarga, sehingga yang menjadi pertanyaan, siapakah Tika sebenarnya?